Cast : Donghae_Siwon_Sungmin_Yoonhae_LeeShinwa
Harrabeoji_JungHyin Umma_JiTae
Other Cast : Jongkook_Soo Ha_Myungsoo
Genre : Brothership, Family
Length : Long-long episode..
Chapter 1_a
“apa aku
harus pergi?”
“tentu!! Kau
harus pergi.. tempatmu di sana..” namja paruh baya itu merapikan meja dan
membersihkannya sebelum pelanggannya datang.
“kau akan
merindukanku Ajussi..”
“sudah
pasti, tapi kau harus mewujudkan cita-citamu untuk menjadi orang yang sukses..
itu sudah di depan mata Siwon-ah.. Sinri pasti bangga melihatmu, akupun bahagia
melihatmu sukses nanti..”
Siwon, namja yang akan pergi itu menghentikan tangannya
dari mengelap meja “jongmal gumawo Ajussi sudah membantuku selama ini, aku
janji setelah aku berhasil nanti.. aku akan membangun tempat ini lebih bagus..”
“guraeyo??”
“ne..”
Ajussi memeluk Siwon bagai putranya sendiri. 25 tahun ia
membesarkan Siwon, kini namja itu harus kembali ke tempatnya.
Sinri, umma Siwon meninggal 4 tahun yang lalu karena sakit
yang di deritanya. Biaya yang terbatas membuat Siwon tidak sanggup
menyelamatkan nyawa ummanya. Semenjak itu, Bong Ajussi pemilik kedai kimchi
menjadi sandarannya. Mereka mengenal Tuan Bong sejak Siwon dan Ummanya pindah
ke tempat itu. Kemudian beberapa lama, mereka membangun kedai kimchi di ujung
jalan wilayah Jinan dekat taman bunga cerry blossom.
“mianhamnida..
tuan muda harus segera pergi..” dua orang dengan tuxedo rapi menghentikan
percakapan mereka.
“sekarang?”
Seorang dari mereka mengangguk menjawab pertanyaan Siwon.
“Ajussi, aku
pergi dulu.. aku akan mengunjungimu nanti..” Bong Ajussi memeluk Siwon hangat.
Ia tak akan mencegah kepergiannya.
Dengan pengawalan penuh, mereka membawa Siwon ke Seoul.
Rumah dengan halaman luas itu tak begitu mewah karena
bangunannya sederhana dan hanya semi modern. Namun tak membuat rumah itu tampak
termasuk deretan rumah orang biasa. Di sudut bagian tengah terdapat ruangan
penuh dengan ornamen mewah lengkap dengan perabotan mahal. Di sinilah Siwon
berada sekarang berhadapan dengan namja usia senja berwajah bijaksana.
“gelang itu
diberikan pada setiap putra keturunan keluarga Lee, termasuk kau.. bukankah
Sinri menceritakannya padamu??” tanyanya dengan penuh ketenangan.
Siwon menggeleng “Umma tidak pernah memberitahuku, ia hanya
mengatakan bahwa aku harus menjaga benda ini karena ini benda yang sangat
berharga..”
“panggil aku
Harrabeoji..” senyumnya “kau putra tunggal dari putra sulungku, artinya kau
pewaris utama perusahaan keluarga kita..”
Siwon tak mengerti “aku lupa wajah Appa…”
“tentu saja,
Jungwon meninggal saat usiamu 4 tahun..”
Siwon mengangguk, ia tidak mengingat wajah appanya tapi ia
ingat suaranya ‘Siwon-ah.. kau harus menjadi anak yang kuat..’ kalimat yang
sering didengarnya setiap malam menjelang tidur. Kalimat yang juga selalu dikatakan
oleh Sinri, ummanya.
BRAAAKKK!!!
“HALLBEEEE!!”
Pintu ruangan itu terbuka paksa dengan keras, seseorang
mendorongnya tanpa aturan. Seseorang yang kini memeluk namja senja itu dari
belakang dan menempelkan pipi kirinya pada pipi kanan orang yang dipanggilnya
Halbe. Membuatnya harus menghentikan percakapan mereka.
“DONGHAE..
tidakkah kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?? Aiissshhh anak ini…”
tangannya memukul pelan kepala namja yang memeluknya.
“APPPOOO
HALBE.. kenapa suka sekali memukulku??” protesnya lucu dengan wajah
kekanakannya. Ia segera duduk di samping Halbe.
“kau selalu
saja membuat masalah… berhenti bersikap manja dan berilah salam pada hyungmu..”
ia menunjuk Siwon yang terdiam melihat kedatangannya dengan keributan yang
dibawanya tadi.
“hyung???”
“ne, dia
putra Jungwon…”
“MWO??
Jungwon Ajussi?? HAH.. gurrae!!” serunya “Anyeong hyung.. Donghae imnida..”
sambutnya senang “hyung, kau mau menemaniku kan?? Kau akan tinggal di sini
kan??” bertubi pertanyaan ia ajukan pada Siwon yang masih bingung menatapnya.
“Siwon
imnida..” tapi ia menyahut perkenalan itu, ia melihat juga gelang yang sama di
lengan kanan Donghae.
“Siwon-ah..”
panggil Harrabeoji “Donghae putra bungsu dari Junghyin, yeodongsaeng appamu..”
Siwon manggut-manggut mendengar penjelasan itu. artinya dia tahu kalau namja
aneh didepannya ini adalah adiknya.
“dia memang
sangat manja terutama padaku..” ia memeluk Donghae yang sudah kembali bermanja
padanya “lihat saja, bahkan ia hanya memanggilku Halbe..” Siwon tersenyum geli
melihatnya yang kini memainkan kancing kemeja Halbe-nya “KAU!! Waeyo?? Pasti
kau ingin sesuatu lagi dariku??” tebaknya pada Donghae.
Donghae tersenyum licik “ani.. aku hanya ingin melihat
pertunjukkan Jitae, Halbe.. jebal belikan aku tiket itu.. jebal..” rengeknya
penuh harap.
Jitae, gitaris ternama yang sangat diidolakannya. Donghae
sangat menyukainya.. ia ingin menjadi seperti Jitae, bermain gitar adalah
hidupnya.
“mwo??
kenapa kau tidak menonton Dassom saja??”
“HALBAE!!
Dassom noona menari balet… aku bukan yeoja dan aku tidak ingin bersaing dengan
Yoonhae noona!!” teriaknya.
“Yak..
gurrae!! Akan kubelikan..”
“Jongmal???
Yeeaahh!! Ah, Halbe belikan aku tiga.. aku ingin Siwon hyung menemaniku..”
‘dasar anak ini benar-benar, tak bisa diganggu gugat
permintaannya. Tapi Halbe juga tak akan pernah menolak permintaannya, Donghae
adalah cucu kesayangannya..’
“Siwon-ah..
kau dengar permintaan Donghae? kau bisa menemaninya kan?? Akan lebih baik jika
kalian cepat akrab..”
“ne,
Harrabeoji..” setidaknya Siwon merasa diterima ditempat itu. ia menyukai
Donghae yang ceria dan lucu.
“Ok, kajja
hyung!!” Donghae menyeret Siwon tiba-tiba “kita siap-siap saja sekarang..”
Harrabeoji mengangguk saat Siwon menatapnya penuh tanya.
“pergilah..”
**waffle_macaroon**
“sepertinya
tuan muda kecil membuat suasana menjadi mudah…”
Tuan Lee tersenyum “dia anak yang cerdas dan baik disamping
sikap manja dan polosnya..”
“benar
Tuan..” Jongkook, asisten pribadi dan orang kepercayaannya itu ikut tersenyum.
“Sungmin
bersama dengannya??”
“ne..”
Sungmin adalah putra Jongkook, sekaligus teman dan guru
bagi Donghae. Pekerjaan itu akhirnya hanya sebagai alasan saja, selebihnya ia
mengemban tugas menjadi pengawal khusus untuk Donghae tanpa sepengetahuan dari
siapapun kecuali Tuan Lee dan Jongkook, appanya.
“bagaimana
dengan Junghyin dan Yoonhae??”
“mereka
masih di Jeju-do.. belum mengetahui kedatangan Tuan muda Siwon..”
“hah, mereka
tidak pernah bisa berubah?? Mengapa di saat seperti ini malah berlibur??”
gerutunya “Jongkook.. aku ingin menandatangani surat itu sekarang dan tolong
kau simpan itu sampai waktunya nanti.. aku mengandalkanmu..”
Jongkook
berwajah serius, ia tahu ini tugas yang berat baginya “ne, Tuan…” tapi ia
menyanggupinya.
**waffle_macaroon**
Sungmin tersenyum saat melihat orang yang ditunggunya
muncul. Namun keningnya berkerut melihat ada orang lain bersamanya. orang
dengan kaos warna putih dibalut jas hitam legam yang membuatnya sangat elegan
berbeda dengan namja yang ia tunggu. Ia memakai setelah kemeja biru tua dengan
celana jeans andalannya dan sepatu putih kesukaannya, ditambah lagi sebuah tas
punggung yang tak pernah ia lupakan dan satu lagi… earphone putih bercorak biru
yang selalu menamaninya.
“Hyung.. kau
sudah lama menunggu? Ini karena Siwon hyung bingung harus memakai baju apa..”
adunya tanpa permisi.
“Siwon??”
“ne, Siwon
hyung.. putra tunggal Jungwon Ajussi…”
“OMO!!
Mianhamnida tuan muda..” hormatnya.
Donghae terkikik kecil, Siwon sekali lagi ia bingung.
“jangan
memanggilku tuan muda, panggil saja namaku seperti kau memanggil Donghae..”
pintanya.
“ooh,
gurrae.. Sungmin imnida..”
“aku sudah
mendengar banyak tentangmu darinya..” jelas Siwon sambil melirik Donghae.
“yak, awas
kalau kau menceritakan keburukanku padanya..” ancam Sungmin.
“tenang saja
hyung, akan kulakukan itu nanti..” goda Donghae.
“aaiisshh,
anak ini selalu saja!! sudah.. masuklah, kau tak ingin terlambat kan??”
Sepasang matanya tak mau berpaling pada hal lain selain
seorang namja yang usianya tak lagi muda namun permainan gitarnya tak kalah
keren dari gitaris muda.
“hyung, dia
benar-benar hebat..” seru Donghae “aku akan menjadi sepertinya kelak..”
ungkapnya “tapi bisakah??” wajahnya muram seketika.
“tentu saja
bisa..” hibur Sungmin “aku ini guru profesional..”
Donghae senang mendengarnya.. “ne hyung..”
“kajja, kau
tidak ingin berfoto dengannya??”
“ne, kajja
hyung!!”
Donghae tak membuang kesempatan untuk bertemu dengan Jitae,
gitaris pujaannya. Ia berjubel dengan beberapa orang yang juga berebut untuk
bertemu fans mereka. Beruntung Donghae mengajak Siwon dan Sungmin yang bisa
sigap menyerobot cepat.
“kau masih
cukup muda…” Jitae memandang Donghae dari atas sampai bawah.
“ne, bulan
depan usiaku 18 tahun..” terang Donghae. Jitae tertawa kecil mendengar
pengakuan singkat Donghae.
“aku senang
bisa bertemu denganmu..”
“OMO!!
Bukankah harusnya aku yang mengatakan itu?” tanya Donghae disambut tawa mereka
“ajussi.. aniyo, sunbaenim.. senang berte…”
“sudahlah..
jangan terlalu formal, kau boleh memanggilku dengan sebutan apa saja.. khusus buatmu..”
“jinjjayo??”
“ne.. siapa
namamu??”
“Donghae,
Lee Donghae imnida..” ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
Jitae mengerutkan kening mendengar nama Donghae, namun ia
segera menepis pikirannya. Gagal. Ia terlanjur melihat gelang yang dipakai Donghae,
ia jelas tahu persis siapa anak dihadapannya ini.
“Kau.. tidak
ingin memelukku??” tawar Jitae. Donghae tak menyahut, ia malah menubruk namja
tengah baya itu dengan pelukannya.
“gumapsemnida…”
“ne
Donghae-ya.. kau suka bermain gitar juga?” Jitae melepaskan pelukannya pelan.
Namja itu mengangguk keras mengiyakan.
“aku akan
menjadi gitaris juga suatu saat nanti.. Sungmin hyung mengajariku setiap
hari..”
Jitae tersenyum “aku yakin kau akan menjadi gitaris hebat
nantinya.. kau bisa menggantikanku nanti..”
“Mworago???”
“sudah…
sepertinya aku harus pergi Hae.. banyak yang menungguku..” Jitae tak meneruskan
perkataannya. Ia pergi meninggalkan Donghae bersama Siwon dan Sungmin.
**waffle_macaroon**
Mobil silver penuh kemewahan itu berhenti tepat di sebuah
rumah. Rumah yang sama dimana Siwon dan Donghae tinggal. Penumpangnya segera
ketahuan, siapa lagi kalau bukan Junghyin dan Yoonhae. Umma dan noona Donghae.
“Noona, waeyo?? Aku tidak suka makan jeruk ini.. kau ini
pelit sekali, liburan ke Jeju tanpa membawakanku oleh-oleh??” suara Donghae di
tengah kamar Yoonhae.
Seperti biasa, Yoonhae selalu membawa oleh-oleh tidak
penting untuk dongsaengnya. Ia malas tepatnya. Donghae tak butuh apapun lagi
bukan, daripada hanya jadi barang pajangan maka Yoonhae lebih senang
membelikannya makanan yang cepat habis. Dan ia tak lagi bising dengan protes
sang dongsaeng.
Donghae kini mengadu pada tuan Lee..
BRAAAKK!! Kembali pintu itu di buka paksa..
“DONGHAE-YA..
akan kuganti dengan besi saja pintu itu, kenapa kau selalu tidak bisa mengetuk
pintu atau membukanya saja perlahan??” kesal tuan Lee.
Donghae tertegun, ia tak tahu apa yang membuat Halbae-nya
semarah itu hari ini. ia berbalik setelah mengucapkan..
“mianhamnida
Halbae..” hormatnya lalu pergi.
Tuan Lee giliran tertegun, ia tak pernah membentak Donghae
seperti tadi. Ia hanya terbawa suasana..
Junghyin juga heran “Abeoji apa yang terjadi? Kanapa Abeoji
memarahinya??”
“Hyin-ah..
aku tidak bermaksud marah padanya..” elak tuan Lee
“apa karena
putra dari Jungwon oppa kembali ke rumah ini? waeyo abeoji??”
“tidak ada
hubungannya dengan Siwon, Hyin-ah..”
“jadi
namanya Siwon??”
Tuan Lee tak tahan lagi dengan cibiran dan kecemburuan
putrinya itu. ia keluar ruangan itu bermaksud mencari Donghae.
“lama-lama
aku gila menghadapi putriku sendiri..” ujarnya.
Dengan mudah ia menemukan namja yang ia cari. Ia sedang
berbaring tengkurap di ranjangnya dengan earphone terpasang rapat menutup
telinganya. Bisa dipastikan ia memutar lagu cukup keras hingga tak mengetahui
kalau ada orang yang masuk kamarnya.
“Hae…” tuan
Lee mengusap kepala Donghae yang tengah terpejam itu dengan lembut. Tidak ada
sahutan, menandakan ia tertidur pulas.
Kembali ia tersenyum “kau sudah tidur??” pertanyaan yang
tidak akan dijawabnya.
“tidurlah
dengan benar…” Ia membenahi tidur Donghae, diangkatnya tubuh kecil itu perlahan
hingga wajah malaikatnya terlihat. ia melepas earphone dari telinga Donghae
saat namja itu mendesah pelan…
‘emm..
Halbae.. mianhe..’ igaunya pelan.
Tuan Lee tersenyum lagi “nado mianhae Hae, Halbae tidak
bermaksud membentakmu.. kau pasti takut tadi..” kembali diusapnya kening
Donghae dan satu kecupan ia berikan disana. “jaljjayo… Hae..”
Ia keluar kamar setelah menyelimuti tubuh Donghae sebatas
dada.
“Siwon-ah??”
Tanpa ia tahu, Siwon sudah berada di depan pintu Donghae
sejak tadi. Melihat semua kejadian yang ada di dalam kamar itu dengan matanya.
“Donghae
gwaenchana??” rupanya ia juga mengkawatirkan dongsaengnya.
“ne, Halbae
tidak sengaja membentaknya tadi..”
“dia pasti
terkejut.. aku melihatnya berlari ketakutan tadi..”
Tuan Lee lagi-lagi kembali memperlihatkan senyumnya
“Siwon-ah.. kau mau menemani Donghae malam ini? dia akan bangun tengah malam
kalau tidur terlalu cepat..”
“ne??”
“Donghae
akan ke kamarku kalau ia terbangun tengah malam.. hari ini, temani dia.. Halbae
sedang tidak ingin diganggu…” bisiknya tepat ke telinga Siwon.
“eeoohh??”
Tawa kecil keluar dari bibir tuan Lee “sudah, temani saja
dia.. arra.. Donghae akan senang kalau melihatmu ada di sana..”
“eoh,
arraseo Harrabeoji..” hormatnya.
“kau tak
ingin memanggilku Halbe??”
“eoh??”
Siwon terheran, bukankah hanya Donghae yang bisa memanggilnya seperti itu..
tapi.. “ne, Halbae…” senyumnya kemudian. Ia masuk kamar Donghae, berbaring di
sebelahnya dan menyusul dongsaengnya ke alam mimpi.
**waffle_macaroon**
Junghyin
bertemu mata dengan Jongkook. Namja itu langsung memberinya salam..
“nyonya…”
“untuk apa
kau pagi-pagi kemari? Apa ada hal penting yang tidak bisa kau tunggu di GL?”
“animida
nyonya.. tuan Lee ingin saya menjemputnya pagi ini.. kami akan ke kebun hari
ini..”
“ne??”
“Jongkook….”
Panggil Tuan Lee. Perlu diingat bahwa namja senja ini menganggap semua
pekerjanya sebagai keluarganya sendiri. Ia tak pernah membatasi diri sebagai
atasan dan bawahan, itu yang membuatnya sangat disegani oleh semua karyawannya.
“Tuan…”
Jongkook memberi hormat “kita berangkat sekarang..”
“ne, tapi
aku akan melihat kedua tuan kecil itu dulu..” ujarnya sambil berlalu ke sebuah
kamar.
“omo… mereka
masih tidur??” dilihatnya Donghae memeluk erat Siwon yang masih sama-sama
memejamkan mata.
“YAK!!
KALIAN!! IRREONAAA!!”
Siwon membuka matanya cepat, beda dengan Donghae yang
menggeliat dulu. Ia hafal suara yang membangunkannya.
“Halbae..
aku libur sekolah hari ini..”
“siapa yang
membuat aturan seperti itu?? cepat bangun… dan kau..” tunjuknya pada Siwon “kau
ikut denganku mulai hari ini, akan kuperkenalkan asisten baru yang akan
membantumu..”
“asisten?”
“ne, kau
akan akan belajar memimpin perusahaan..”
Siwon dan Donghae sama-sama mendesah malas..
“YAK!! cepat
bangun anak malas!! Sungmin akan menjemputmu sebentar lagi..” paksanya.
Siwon perlahan turun dari ranjang Donghae “kajja Hae, kita
mandi..” ia menarik lengan dongsaengnya.
“SHIERROO!!
Aku tidak ingin mandi bersamamu hyung.. aku masih normal!” tolaknya.
“MWO?? siapa
yang mengajakmu mandi bersama? Aku akan mandi di kamarku sendiri..” ujar Siwon
mengundang tawa dari tuan Lee.
Donghae menggerutu tapi kakinya tetap melangkah ke kamar
mandi.
“Hae…” suara
lembut yang sudah sangat dihafalnya memanggil. Ia menghentikan langkah kakinya,
berbalik dan menatap namja senja itu.
“mianhae..
kemarin Halbae membentakmu..”
“aniyo.. Hae
yang salah, seharusnya Hae yang minta maaf..” ucapnya lucu seakan tak pernah
terjadi sesuatu sebelumnya.
Tuan Lee tersenyum, “arra.. mandilah dan jangan bolos
sekolah..” pintanya sambil mengoyak pelan kepala sang cucu.
Perkebunan itu membentang begitu luas dengan sebuah rumah
kecil sebagai tempat singgahnya disana. Biasanya Donghae-lah yang menghabiskan
waktunya di tempat itu. tapi sekarang ada Siwon yang menemaninya di rumah.
Tuan Lee menyapa setiap pekerja yang ada dengan sangat
ramah, sesekali ia berhenti dan berbicara dengan mereka.
“Jongkook..
kau sudah menghubungi Park Soo Ha?” tuan Lee membuka percakapan dengan orang
kepercayaannya. Park Soo Ha, pengacara keluarga Lee. Namja muda itu sangat
cerdas dan selalu bisa menyelesaikan kasusnya dengan baik seakan ia bisa
membaca setiap pikiran orang. termasuk salah satu orang kepercayaan tuan Lee
juga.
“ne tuan..
Soo Ha akan menyelesaikannya segera.. tapi kalau boleh saya bertanya..
kenapa..”
“kenapa aku
buru-buru membuat keputusan itu??”
“ne..”
“Siwon sudah
kembali.. dia akan siap beberapa waktu lagi, kulihat dia anak yang cerdas dan
cepat menangkap.. dan juga.. tanggungjawab..”
“lalu
bagaimana dengan tuan muda kecil?”
Hah..
Tuan muda kecil, panggilan yang ditujukan untuk Donghae.
semua pelayan dan pekerja memanggilnya begitu sekalipun namja itu bukan anak
kecil lagi. namun sikap dan sifat polosnya membuat Donghae menjadi kesayangan
banyak orang. terlebih lagi, Donghae bukan namja sombong yang selalu
bersembunyi di balik kekayaan keluarganya.
“Donghae
akan mengerti.. dan kau tahu, mungkin dia akan gembira sekali dengan keputusan
ini..”
Jongkook mengangguk.. ia tahu persis apa keinginan Donghae.
“kalau
begitu katakan pada Soo Ha, aku akan menemuinya besok.. lebih cepat lebih
baik..”
“ne tuan..”
**waffle_macaroon**
Donghae menarik lengan Siwon, mengajak namja itu untuk
sarapan bersama.. saat mereka menuruni tangga..
“Lee
Donghae.. apa yang kaulakukan..??” teriak Junghyin, ummanya.
Siwon tercekat, ia melihat Ajjuma dan saudaranya yang lain
di meja makan. Pandangan mereka saling bertemu, menatap dan ada gurat lain di
mata mereka masing-masing.
“Umma,
Noona.. ini Siwon hyung!! Aku punya hyung sekarang!!” seru Donghae. ia memang
merasa sangat bahagia semenjak ada Siwon di sampingnya..
Siwon membungkuk hormat.. ‘Anyeonghaseyo.. Ajjuma..
Noonim..”
Tak ada jawaban, semuanya diam seribu bahasa larut dalam
pikiran masing-masing..
‘rupanya kau kembali bocah kecil.. tak akan ku biarkan kau
mengambilnya dari Donghae..’
‘jadi itu namja pewaris harta Harrabeoji?’
_tobecontinue_