Senin, 20 Oktober 2014

Waffle&Macaroon Ch.1(a)


Cast : Donghae_Siwon_Sungmin_Yoonhae_LeeShinwa Harrabeoji_JungHyin Umma_JiTae
Other Cast : Jongkook_Soo Ha_Myungsoo
Genre : Brothership, Family
Length : Long-long episode..

Chapter 1_a
          “apa aku harus pergi?”
          “tentu!! Kau harus pergi.. tempatmu di sana..” namja paruh baya itu merapikan meja dan membersihkannya sebelum pelanggannya datang.
          “kau akan merindukanku Ajussi..”
          “sudah pasti, tapi kau harus mewujudkan cita-citamu untuk menjadi orang yang sukses.. itu sudah di depan mata Siwon-ah.. Sinri pasti bangga melihatmu, akupun bahagia melihatmu sukses nanti..”
Siwon, namja yang akan pergi itu menghentikan tangannya dari mengelap meja “jongmal gumawo Ajussi sudah membantuku selama ini, aku janji setelah aku berhasil nanti.. aku akan membangun tempat ini lebih bagus..”
          “guraeyo??”
          “ne..”
Ajussi memeluk Siwon bagai putranya sendiri. 25 tahun ia membesarkan Siwon, kini namja itu harus kembali ke tempatnya.
Sinri, umma Siwon meninggal 4 tahun yang lalu karena sakit yang di deritanya. Biaya yang terbatas membuat Siwon tidak sanggup menyelamatkan nyawa ummanya. Semenjak itu, Bong Ajussi pemilik kedai kimchi menjadi sandarannya. Mereka mengenal Tuan Bong sejak Siwon dan Ummanya pindah ke tempat itu. Kemudian beberapa lama, mereka membangun kedai kimchi di ujung jalan wilayah Jinan dekat taman bunga cerry blossom.
          “mianhamnida.. tuan muda harus segera pergi..” dua orang dengan tuxedo rapi menghentikan percakapan mereka.
          “sekarang?” Seorang dari mereka mengangguk menjawab pertanyaan Siwon.
          “Ajussi, aku pergi dulu.. aku akan mengunjungimu nanti..” Bong Ajussi memeluk Siwon hangat. Ia tak akan mencegah kepergiannya.
Dengan pengawalan penuh, mereka membawa Siwon ke Seoul.
Rumah dengan halaman luas itu tak begitu mewah karena bangunannya sederhana dan hanya semi modern. Namun tak membuat rumah itu tampak termasuk deretan rumah orang biasa. Di sudut bagian tengah terdapat ruangan penuh dengan ornamen mewah lengkap dengan perabotan mahal. Di sinilah Siwon berada sekarang berhadapan dengan namja usia senja berwajah bijaksana.
          “gelang itu diberikan pada setiap putra keturunan keluarga Lee, termasuk kau.. bukankah Sinri menceritakannya padamu??” tanyanya dengan penuh ketenangan.
Siwon menggeleng “Umma tidak pernah memberitahuku, ia hanya mengatakan bahwa aku harus menjaga benda ini karena ini benda yang sangat berharga..”
          “panggil aku Harrabeoji..” senyumnya “kau putra tunggal dari putra sulungku, artinya kau pewaris utama perusahaan keluarga kita..”
Siwon tak mengerti “aku lupa wajah Appa…”
          “tentu saja, Jungwon meninggal saat usiamu 4 tahun..”
Siwon mengangguk, ia tidak mengingat wajah appanya tapi ia ingat suaranya ‘Siwon-ah.. kau harus menjadi anak yang kuat..’ kalimat yang sering didengarnya setiap malam menjelang tidur. Kalimat yang juga selalu dikatakan oleh Sinri, ummanya.
BRAAAKKK!!!
          “HALLBEEEE!!”
Pintu ruangan itu terbuka paksa dengan keras, seseorang mendorongnya tanpa aturan. Seseorang yang kini memeluk namja senja itu dari belakang dan menempelkan pipi kirinya pada pipi kanan orang yang dipanggilnya Halbe. Membuatnya harus menghentikan percakapan mereka.
          “DONGHAE.. tidakkah kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?? Aiissshhh anak ini…” tangannya memukul pelan kepala namja yang memeluknya.
          “APPPOOO HALBE.. kenapa suka sekali memukulku??” protesnya lucu dengan wajah kekanakannya. Ia segera duduk di samping Halbe.
          “kau selalu saja membuat masalah… berhenti bersikap manja dan berilah salam pada hyungmu..” ia menunjuk Siwon yang terdiam melihat kedatangannya dengan keributan yang dibawanya tadi.
          “hyung???”
          “ne, dia putra Jungwon…”
          “MWO?? Jungwon Ajussi?? HAH.. gurrae!!” serunya “Anyeong hyung.. Donghae imnida..” sambutnya senang “hyung, kau mau menemaniku kan?? Kau akan tinggal di sini kan??” bertubi pertanyaan ia ajukan pada Siwon yang masih bingung menatapnya.
          “Siwon imnida..” tapi ia menyahut perkenalan itu, ia melihat juga gelang yang sama di lengan kanan Donghae.
          “Siwon-ah..” panggil Harrabeoji “Donghae putra bungsu dari Junghyin, yeodongsaeng appamu..” Siwon manggut-manggut mendengar penjelasan itu. artinya dia tahu kalau namja aneh didepannya ini adalah adiknya.
          “dia memang sangat manja terutama padaku..” ia memeluk Donghae yang sudah kembali bermanja padanya “lihat saja, bahkan ia hanya memanggilku Halbe..” Siwon tersenyum geli melihatnya yang kini memainkan kancing kemeja Halbe-nya “KAU!! Waeyo?? Pasti kau ingin sesuatu lagi dariku??” tebaknya pada Donghae.
Donghae tersenyum licik “ani.. aku hanya ingin melihat pertunjukkan Jitae, Halbe.. jebal belikan aku tiket itu.. jebal..” rengeknya penuh harap.
Jitae, gitaris ternama yang sangat diidolakannya. Donghae sangat menyukainya.. ia ingin menjadi seperti Jitae, bermain gitar adalah hidupnya.
          “mwo?? kenapa kau tidak menonton Dassom saja??”
          “HALBAE!! Dassom noona menari balet… aku bukan yeoja dan aku tidak ingin bersaing dengan Yoonhae noona!!” teriaknya.
          “Yak.. gurrae!! Akan kubelikan..”
          “Jongmal??? Yeeaahh!! Ah, Halbe belikan aku tiga.. aku ingin Siwon hyung menemaniku..”
‘dasar anak ini benar-benar, tak bisa diganggu gugat permintaannya. Tapi Halbe juga tak akan pernah menolak permintaannya, Donghae adalah cucu kesayangannya..’
          “Siwon-ah.. kau dengar permintaan Donghae? kau bisa menemaninya kan?? Akan lebih baik jika kalian cepat akrab..”
          “ne, Harrabeoji..” setidaknya Siwon merasa diterima ditempat itu. ia menyukai Donghae yang ceria dan lucu.
          “Ok, kajja hyung!!” Donghae menyeret Siwon tiba-tiba “kita siap-siap saja sekarang..”
Harrabeoji mengangguk saat Siwon menatapnya penuh tanya.
          “pergilah..”
**waffle_macaroon**

          “sepertinya tuan muda kecil membuat suasana menjadi mudah…”
Tuan Lee tersenyum “dia anak yang cerdas dan baik disamping sikap manja dan polosnya..”
          “benar Tuan..” Jongkook, asisten pribadi dan orang kepercayaannya itu ikut tersenyum.
          “Sungmin bersama dengannya??”
          “ne..”
Sungmin adalah putra Jongkook, sekaligus teman dan guru bagi Donghae. Pekerjaan itu akhirnya hanya sebagai alasan saja, selebihnya ia mengemban tugas menjadi pengawal khusus untuk Donghae tanpa sepengetahuan dari siapapun kecuali Tuan Lee dan Jongkook, appanya.
          “bagaimana dengan Junghyin dan Yoonhae??”
          “mereka masih di Jeju-do.. belum mengetahui kedatangan Tuan muda Siwon..”
          “hah, mereka tidak pernah bisa berubah?? Mengapa di saat seperti ini malah berlibur??” gerutunya “Jongkook.. aku ingin menandatangani surat itu sekarang dan tolong kau simpan itu sampai waktunya nanti.. aku mengandalkanmu..”
          Jongkook berwajah serius, ia tahu ini tugas yang berat baginya “ne, Tuan…” tapi ia menyanggupinya.
**waffle_macaroon**

Sungmin tersenyum saat melihat orang yang ditunggunya muncul. Namun keningnya berkerut melihat ada orang lain bersamanya. orang dengan kaos warna putih dibalut jas hitam legam yang membuatnya sangat elegan berbeda dengan namja yang ia tunggu. Ia memakai setelah kemeja biru tua dengan celana jeans andalannya dan sepatu putih kesukaannya, ditambah lagi sebuah tas punggung yang tak pernah ia lupakan dan satu lagi… earphone putih bercorak biru yang selalu menamaninya.
          “Hyung.. kau sudah lama menunggu? Ini karena Siwon hyung bingung harus memakai baju apa..” adunya tanpa permisi.
          “Siwon??”
          “ne, Siwon hyung.. putra tunggal Jungwon Ajussi…”
          “OMO!! Mianhamnida tuan muda..” hormatnya.
Donghae terkikik kecil, Siwon sekali lagi ia bingung.
          “jangan memanggilku tuan muda, panggil saja namaku seperti kau memanggil Donghae..” pintanya.
          “ooh, gurrae.. Sungmin imnida..”
          “aku sudah mendengar banyak tentangmu darinya..” jelas Siwon sambil melirik Donghae.
          “yak, awas kalau kau menceritakan keburukanku padanya..” ancam Sungmin.
          “tenang saja hyung, akan kulakukan itu nanti..” goda Donghae.
          “aaiisshh, anak ini selalu saja!! sudah.. masuklah, kau tak ingin terlambat kan??”

Sepasang matanya tak mau berpaling pada hal lain selain seorang namja yang usianya tak lagi muda namun permainan gitarnya tak kalah keren dari gitaris muda.
          “hyung, dia benar-benar hebat..” seru Donghae “aku akan menjadi sepertinya kelak..” ungkapnya “tapi bisakah??” wajahnya muram seketika.
          “tentu saja bisa..” hibur Sungmin “aku ini guru profesional..”
Donghae senang mendengarnya.. “ne hyung..”
          “kajja, kau tidak ingin berfoto dengannya??”
          “ne, kajja hyung!!”
Donghae tak membuang kesempatan untuk bertemu dengan Jitae, gitaris pujaannya. Ia berjubel dengan beberapa orang yang juga berebut untuk bertemu fans mereka. Beruntung Donghae mengajak Siwon dan Sungmin yang bisa sigap menyerobot cepat.
          “kau masih cukup muda…” Jitae memandang Donghae dari atas sampai bawah.
          “ne, bulan depan usiaku 18 tahun..” terang Donghae. Jitae tertawa kecil mendengar pengakuan singkat Donghae.
          “aku senang bisa bertemu denganmu..”
          “OMO!! Bukankah harusnya aku yang mengatakan itu?” tanya Donghae disambut tawa mereka “ajussi.. aniyo, sunbaenim.. senang berte…”
          “sudahlah.. jangan terlalu formal, kau boleh memanggilku dengan sebutan apa saja.. khusus buatmu..”
          “jinjjayo??”
          “ne.. siapa namamu??”
          “Donghae, Lee Donghae imnida..” ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
Jitae mengerutkan kening mendengar nama Donghae, namun ia segera menepis pikirannya. Gagal. Ia terlanjur melihat gelang yang dipakai Donghae, ia jelas tahu persis siapa anak dihadapannya ini.
          “Kau.. tidak ingin memelukku??” tawar Jitae. Donghae tak menyahut, ia malah menubruk namja tengah baya itu dengan pelukannya.
          “gumapsemnida…”
          “ne Donghae-ya.. kau suka bermain gitar juga?” Jitae melepaskan pelukannya pelan. Namja itu mengangguk keras mengiyakan.
          “aku akan menjadi gitaris juga suatu saat nanti.. Sungmin hyung mengajariku setiap hari..”
Jitae tersenyum “aku yakin kau akan menjadi gitaris hebat nantinya.. kau bisa menggantikanku nanti..”
          “Mworago???”
          “sudah… sepertinya aku harus pergi Hae.. banyak yang menungguku..” Jitae tak meneruskan perkataannya. Ia pergi meninggalkan Donghae bersama Siwon dan Sungmin.
**waffle_macaroon**

Mobil silver penuh kemewahan itu berhenti tepat di sebuah rumah. Rumah yang sama dimana Siwon dan Donghae tinggal. Penumpangnya segera ketahuan, siapa lagi kalau bukan Junghyin dan Yoonhae. Umma dan noona Donghae.
“Noona, waeyo?? Aku tidak suka makan jeruk ini.. kau ini pelit sekali, liburan ke Jeju tanpa membawakanku oleh-oleh??” suara Donghae di tengah kamar Yoonhae.
Seperti biasa, Yoonhae selalu membawa oleh-oleh tidak penting untuk dongsaengnya. Ia malas tepatnya. Donghae tak butuh apapun lagi bukan, daripada hanya jadi barang pajangan maka Yoonhae lebih senang membelikannya makanan yang cepat habis. Dan ia tak lagi bising dengan protes sang dongsaeng.
Donghae kini mengadu pada tuan Lee..
BRAAAKK!! Kembali pintu itu di buka paksa..
          “DONGHAE-YA.. akan kuganti dengan besi saja pintu itu, kenapa kau selalu tidak bisa mengetuk pintu atau membukanya saja perlahan??” kesal tuan Lee.
Donghae tertegun, ia tak tahu apa yang membuat Halbae-nya semarah itu hari ini. ia berbalik setelah mengucapkan..
          “mianhamnida Halbae..” hormatnya lalu pergi.
Tuan Lee giliran tertegun, ia tak pernah membentak Donghae seperti tadi. Ia hanya terbawa suasana..
Junghyin juga heran “Abeoji apa yang terjadi? Kanapa Abeoji memarahinya??”
          “Hyin-ah.. aku tidak bermaksud marah padanya..” elak tuan Lee
          “apa karena putra dari Jungwon oppa kembali ke rumah ini? waeyo abeoji??”
          “tidak ada hubungannya dengan Siwon, Hyin-ah..”
          “jadi namanya Siwon??”
Tuan Lee tak tahan lagi dengan cibiran dan kecemburuan putrinya itu. ia keluar ruangan itu bermaksud mencari Donghae.
          “lama-lama aku gila menghadapi putriku sendiri..” ujarnya.

Dengan mudah ia menemukan namja yang ia cari. Ia sedang berbaring tengkurap di ranjangnya dengan earphone terpasang rapat menutup telinganya. Bisa dipastikan ia memutar lagu cukup keras hingga tak mengetahui kalau ada orang yang masuk kamarnya.
          “Hae…” tuan Lee mengusap kepala Donghae yang tengah terpejam itu dengan lembut. Tidak ada sahutan, menandakan ia tertidur pulas.
Kembali ia tersenyum “kau sudah tidur??” pertanyaan yang tidak akan dijawabnya.
          “tidurlah dengan benar…” Ia membenahi tidur Donghae, diangkatnya tubuh kecil itu perlahan hingga wajah malaikatnya terlihat. ia melepas earphone dari telinga Donghae saat namja itu mendesah pelan…
          ‘emm.. Halbae.. mianhe..’ igaunya pelan.
Tuan Lee tersenyum lagi “nado mianhae Hae, Halbae tidak bermaksud membentakmu.. kau pasti takut tadi..” kembali diusapnya kening Donghae dan satu kecupan ia berikan disana. “jaljjayo… Hae..”
Ia keluar kamar setelah menyelimuti tubuh Donghae sebatas dada.
          “Siwon-ah??”
Tanpa ia tahu, Siwon sudah berada di depan pintu Donghae sejak tadi. Melihat semua kejadian yang ada di dalam kamar itu dengan matanya.
          “Donghae gwaenchana??” rupanya ia juga mengkawatirkan dongsaengnya.
          “ne, Halbae tidak sengaja membentaknya tadi..”
          “dia pasti terkejut.. aku melihatnya berlari ketakutan tadi..”
Tuan Lee lagi-lagi kembali memperlihatkan senyumnya “Siwon-ah.. kau mau menemani Donghae malam ini? dia akan bangun tengah malam kalau tidur terlalu cepat..”
          “ne??”
          “Donghae akan ke kamarku kalau ia terbangun tengah malam.. hari ini, temani dia.. Halbae sedang tidak ingin diganggu…” bisiknya tepat ke telinga Siwon.
          “eeoohh??”
Tawa kecil keluar dari bibir tuan Lee “sudah, temani saja dia.. arra.. Donghae akan senang kalau melihatmu ada di sana..”
          “eoh, arraseo Harrabeoji..” hormatnya.
          “kau tak ingin memanggilku Halbe??”
          “eoh??” Siwon terheran, bukankah hanya Donghae yang bisa memanggilnya seperti itu.. tapi.. “ne, Halbae…” senyumnya kemudian. Ia masuk kamar Donghae, berbaring di sebelahnya dan menyusul dongsaengnya ke alam mimpi.
**waffle_macaroon**

          Junghyin bertemu mata dengan Jongkook. Namja itu langsung memberinya salam..
          “nyonya…”
          “untuk apa kau pagi-pagi kemari? Apa ada hal penting yang tidak bisa kau tunggu di GL?”
          “animida nyonya.. tuan Lee ingin saya menjemputnya pagi ini.. kami akan ke kebun hari ini..”
          “ne??”
          “Jongkook….” Panggil Tuan Lee. Perlu diingat bahwa namja senja ini menganggap semua pekerjanya sebagai keluarganya sendiri. Ia tak pernah membatasi diri sebagai atasan dan bawahan, itu yang membuatnya sangat disegani oleh semua karyawannya.
          “Tuan…” Jongkook memberi hormat “kita berangkat sekarang..”
          “ne, tapi aku akan melihat kedua tuan kecil itu dulu..” ujarnya sambil berlalu ke sebuah kamar.
          “omo… mereka masih tidur??” dilihatnya Donghae memeluk erat Siwon yang masih sama-sama memejamkan mata.
          “YAK!! KALIAN!! IRREONAAA!!”
Siwon membuka matanya cepat, beda dengan Donghae yang menggeliat dulu. Ia hafal suara yang membangunkannya.
          “Halbae.. aku libur sekolah hari ini..”
          “siapa yang membuat aturan seperti itu?? cepat bangun… dan kau..” tunjuknya pada Siwon “kau ikut denganku mulai hari ini, akan kuperkenalkan asisten baru yang akan membantumu..”
          “asisten?”
          “ne, kau akan akan belajar memimpin perusahaan..”
Siwon dan Donghae sama-sama mendesah malas..
          “YAK!! cepat bangun anak malas!! Sungmin akan menjemputmu sebentar lagi..” paksanya.
Siwon perlahan turun dari ranjang Donghae “kajja Hae, kita mandi..” ia menarik lengan dongsaengnya.
          “SHIERROO!! Aku tidak ingin mandi bersamamu hyung.. aku masih normal!” tolaknya.
          “MWO?? siapa yang mengajakmu mandi bersama? Aku akan mandi di kamarku sendiri..” ujar Siwon mengundang tawa dari tuan Lee.
Donghae menggerutu tapi kakinya tetap melangkah ke kamar mandi.
          “Hae…” suara lembut yang sudah sangat dihafalnya memanggil. Ia menghentikan langkah kakinya, berbalik dan menatap namja senja itu.
          “mianhae.. kemarin Halbae membentakmu..”
          “aniyo.. Hae yang salah, seharusnya Hae yang minta maaf..” ucapnya lucu seakan tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.
Tuan Lee tersenyum, “arra.. mandilah dan jangan bolos sekolah..” pintanya sambil mengoyak pelan kepala sang cucu.

Perkebunan itu membentang begitu luas dengan sebuah rumah kecil sebagai tempat singgahnya disana. Biasanya Donghae-lah yang menghabiskan waktunya di tempat itu. tapi sekarang ada Siwon yang menemaninya di rumah.
Tuan Lee menyapa setiap pekerja yang ada dengan sangat ramah, sesekali ia berhenti dan berbicara dengan mereka.
          “Jongkook.. kau sudah menghubungi Park Soo Ha?” tuan Lee membuka percakapan dengan orang kepercayaannya. Park Soo Ha, pengacara keluarga Lee. Namja muda itu sangat cerdas dan selalu bisa menyelesaikan kasusnya dengan baik seakan ia bisa membaca setiap pikiran orang. termasuk salah satu orang kepercayaan tuan Lee juga.
          “ne tuan.. Soo Ha akan menyelesaikannya segera.. tapi kalau boleh saya bertanya.. kenapa..”
          “kenapa aku buru-buru membuat keputusan itu??”
          “ne..”
          “Siwon sudah kembali.. dia akan siap beberapa waktu lagi, kulihat dia anak yang cerdas dan cepat menangkap.. dan juga.. tanggungjawab..”
          “lalu bagaimana dengan tuan muda kecil?”
Hah..
Tuan muda kecil, panggilan yang ditujukan untuk Donghae. semua pelayan dan pekerja memanggilnya begitu sekalipun namja itu bukan anak kecil lagi. namun sikap dan sifat polosnya membuat Donghae menjadi kesayangan banyak orang. terlebih lagi, Donghae bukan namja sombong yang selalu bersembunyi di balik kekayaan keluarganya.
          “Donghae akan mengerti.. dan kau tahu, mungkin dia akan gembira sekali dengan keputusan ini..”
Jongkook mengangguk.. ia tahu persis apa keinginan Donghae.
          “kalau begitu katakan pada Soo Ha, aku akan menemuinya besok.. lebih cepat lebih baik..”
          “ne tuan..”
**waffle_macaroon**

Donghae menarik lengan Siwon, mengajak namja itu untuk sarapan bersama.. saat mereka menuruni tangga..
          “Lee Donghae.. apa yang kaulakukan..??” teriak Junghyin, ummanya.
Siwon tercekat, ia melihat Ajjuma dan saudaranya yang lain di meja makan. Pandangan mereka saling bertemu, menatap dan ada gurat lain di mata mereka masing-masing.
          “Umma, Noona.. ini Siwon hyung!! Aku punya hyung sekarang!!” seru Donghae. ia memang merasa sangat bahagia semenjak ada Siwon di sampingnya..
Siwon membungkuk hormat.. ‘Anyeonghaseyo.. Ajjuma.. Noonim..”
Tak ada jawaban, semuanya diam seribu bahasa larut dalam pikiran masing-masing..
‘rupanya kau kembali bocah kecil.. tak akan ku biarkan kau mengambilnya dari Donghae..’
‘jadi itu namja pewaris harta Harrabeoji?’

_tobecontinue_