Note :
sebenarnya ini bukan cerbung… atau sequel atau episode.. Cuma karena
kepanjangan jadi kubuat aja dua… so, lanjutannya….
“Ohayou
Sun” With Cast :
Yuri : Vea Vanezha
Donghae : Radhe Kia
Eunhyuk : Raska Kai
Heechul : Bobby by
Yoona : Rista
Sungmin : Gilang
Siwon : Vino
Seohyun : Cherry
Ryeowook : Nuno
and Setting….place… replace… with “all about S.E.O.U.L”
Yuri : Vea Vanezha
Donghae : Radhe Kia
Eunhyuk : Raska Kai
Heechul : Bobby by
Yoona : Rista
Sungmin : Gilang
Siwon : Vino
Seohyun : Cherry
Ryeowook : Nuno
and Setting….place… replace… with “all about S.E.O.U.L”
**_**
Sejauh ini,
hubungannya dengan Rista dapat di anggap menjadi penghias yang indah bak
pelangi setelah hujan turun. Radhe makin sering pergi ke toko bunga walau hanya
basa-basi untuk mampir. Atau mengajak Rista untuk sekedar makan bareng, seperti
hari ini.
“udah lama
nunggu?” selidik Rista
“baru aja.. yuk”
“keburu lapar ya?”
Yang ditanya malah
senyam-senyum dan ngangguk-ngangguk.
Hanya butuh lima
belas menit sebelum akhirnya mereka berhenti disebuah rumah makan lesehan
langganannya.
“mau makan apa malam ini?”
“seperti biasa, ayam goreng krispi
sama es lemon..”
Rista tersenyum
“suka banget? Sampai menu makan malam aja hampir sama setiap hari. Gak bosan?”
“aku tipe orang yang setia, bahkan
sama menu makanan..” jawabnya ringan
Rista jadi tertawa
“dasar.. pantas saja Vea sering bilang kamu ini aneh”
“terus dia bilang apa lagi?” tanya
nya penasaran
“Cuma itu..”
Radhe nyengir
“yakin cuma itu?”
“gak percaya?”
“gak..” gelengnya
“ya udah makan dulu..” ajak Rista,
kerena pesanan makanan mereka juga sudah datang.
“Dhe, darimana tumben baru pulang?”
suara bunda menyapa melihat Radhe baru saja pulang
“dari jalan sama teman Bunda..”
“udah makan?”
“udah Bunda.. Radhe masuk kamar
dulu..” pamitnya sambil melangkah pergi.
Masuk kamar
langsung berbaring namun matanya tak juga bisa terpejam. Masih teringat
saat-saat bersama Rista. Dan mustahil memang kalau Rista bisa sama seperti
Ghea.. walah! Ghea lagi.. Ghea lagi.. Stop! Tanpa sadar Rista bisa masuk dalam
hatinya, dan membuatnya lupa untuk memikirkan Ghea. Yap, Rista berhasil.. tapi
bagaimana kalau Rista tahu kalau sebenarnya ia bisa dekat dengan Rista hanya
karena dia mirip Ghea. Padahal selama ini tak seorang pun mampu mengalihkan
dunianya..
Harus diselesaikan
semua sebelum Rista salah paham dan makin salah mengerti, akan ada resiko yang
sulit diterimanya kalau tak segera di ungkapnya pada Rista.. dan ini tentu saja
butuh bantuan Vea lagi..
“DEEKKY..!!” teriak Vea yang
tiba-tiba masuk kamarnya tanpa permisi
Radhe mlongo
“what?”
Vea senyum-senyum
gak jelas, mengacak-acak rambut Radhe yang dirasanya sudah sangat keren.
“STOP!!”
“sorry..”
“apa?!”
“aku ketemu teman SD aku.. gak
nyangka dia kuliah juga disini..”
“terus..?”
“dia makin keren Deky.. makin
cakep.. makin gaya.. makin..”
“apa lagi..”
“makin semuanya..” Vea nyengir
“udah gak usah diterusin ceritanya..
aku sudah bisa menebak”
“what?”
“setelah melihatnya, kamu kaget,
habis itu tanpa mau kehilangan bak sedetik saja untuk memandangnya.. soalnya
kamu.. kagum.. heran.. dan.. suka sama dia!!” terangnya panjang lebar
“he..he.. kok tahu sich?” Vea
nyengir
“sudah jadi sifat kebanyak cewek..”
singkat Radhe
“sudah selesai ceritanya bu? Sekarang
aku mau tidur.. sudah malam.. besok kuliah pagi”
“ya wis.. thanks yap udah dengar aku
cerita” Vea pergi juga dari kamarnya.
Malam ini pertama
kalinya Vea dan Radhe sama-sama tidak bisa tidur, mirip yang di
sinetron-sinetron dimana adegan orang yang lagi jatuh cinta. Sama-sama
membayangkan orang yang terus menghantui pikirannya dan seolah tak ingin diusir
barang sedetik saja. Putar sana putar sini, balik sana hadap sini, bangun lalu
tidur lagi.. dasar!!
“Vino.. kenapa
kamu makin keren aja sic?” desah Vea
Disudut lain Radhe
mengeluh “Rista.. andai kamu Ghea.. ah!! Gak boleh! Kamu sama Ghea beda.. dan
kini aku.. tak pernah bisa berhenti dan menghapus mu dalam ingatanku..”
“apa yang terjadi?! Apa memang
aku..?” guman mereka. Lalu keduanya tersenyum meyakinkan diri.
“DEKY! Tunggu!” teriak Vea pagi itu
“sorry Ve, hari ini kamu berangkat
sendiri ya.. aku mau jemput Rista..”
“ihc.. makanya minta mobil aja sama
Ayah.. biar aku tetap bisa nebeng.. mana kak Bobby udah pergi duluan lagi..”
“ogah! Males aku punya mobil. Lagian
udah tahu Ayah gak bakal kasih, udah bareng Raska sana yang punya mobil..”
“wuee.. ya wis..” keluh Vea. Jarang-jarang
dia bareng sama Raska.
Mobil APV hitam
Raska melaju pelan. “tumben?” ujar Raska
“gak boleh?”
“boleh.. kenapa?”
“Radhe ada sedikit urusan penting..”
“ya wis.. yuk!!”
Akhir-akhir ini
Vea jadi sering bareng sama Raska ketimbang Radhe, atau sesekali sama Bobby.
Radhe sudah mulai melancarkan jurus jitunya. Dan kabar baiknya, dia sudah
jadian sama Rista. Senang juga mendengarnya, paling gak dia sudah bisa
melupakan masa lalunya dengan Ghea. Dan semoga, dia jalan sama Rista bukan karena
Rista mirip Ghea..
Vea sendiri kini
sepertinya makin akrab sama teman lamanya yang namanya Vino, tapi bukan Vino G.
Bastian. Belum jelas arah hubungan mereka yang penting enjoy untuk dijalani.
Bobby masih setia
dengan Lea, sang kekasih. Dia memang lebih dewasa sehingga dia bisa menjaga
hubungannya dengan baik. Dan mungkin akan lebih serius lagi.
Beda dengan Raska,
dari dulu kerjaannya nolak setiap cewek yang dekat sama dia. Dengan alasan gak
ada yang sreg..!! sampai akhirnya Ayah sama Bunda mengajaknya berkenalan dengan
seorang anak dari teman dekat Ayah.. dan istilah yang tepat untuknya
adalah..”perjodohan”
“ha?! Itu sama
saja dijodohin..” teriak Vea
“ tapi siapa tahu
aja bisa cocok Ve..” tegas Raska
“tumben?” Vea jadi
heran kenapa Raska jadi bijaksana
“wis capek cari
cewek yang dirasa sreg.. ya mas?” gurau Bobby
“KAK BOBBY apaan
sich?” kilah Raska
“kurasa itu
bagus.. terus berjuang bro.. sebagai adik aku dukung” tambah Radhe yang kini
jawabannya malah bikin pusing aja.
“sudah!! Nanti
bisa-bisa Bunda sama Ayah cari jodoh buat kalian semua..” sergah bunda
“haa!!? Ogah..
bunda..” seru mereka bareng menolak, Bunda belum tahu aja kalau mereka jauh lebih
canggih dari Raska.
Radhe kelihatan serius. Raut mukanya
muram menyembunyikan sesuatu. Perlahan ia mencoba mengucap kalimat demi kalimat
yang telah dirancangnya.
“aku minta maaf, awalnya mungkin aku
suka sama kamu karena kamu mirip Ghea..”
“Dhe.. aku sudah tahu semuanya.. Vea
sudah pernah cerita soal Ghea ke aku.. dan aku paham..”
“paham..? kamu..”
“iya Dhe, aku tahu itu masa lalu
kamu. Tapi aku juga yakin sekarang ini kamu suka sama aku bukan lagi karena aku
mirip Ghea.. aku dan Ghea orang yang beda..”
“maaf ya.. aku..”
“sudah Dhe.. jangan minta maaf
terus. Gak baik tahu!”
Radhe mengangguk
bersyukur Rista mau mengerti dan paham akan dirinya. Beruntung juga karena
Rista memang gadis yang tepat untuk pelabuhan terakhir bagi hatinya yang rapuh.
“makasih Rista.. aku sayang kamu”
“me too.. Radhe Kia..” Sekali lagi
Radhe mengangguk.
“Radhe?” seru bunda diruang makan
malam itu
“maaf..” Radhe berlari meninggalkan
meja makan sambil menutup mulutnya.
Kali ini bunda
mengejarnya sampai dikamar kecil.
“Radhe?”
“maaf bunda.. Radhe mual..” lirihnya
“kamu kenapa? Sakit?” bunda mulai
cemas “ya sudah ke kamar saja.. nanti bunda bawa makan malam kamu ke kamar..”
suruh bunda
Radhe mengangguk
dan masuk kamarnya lalu berbaring ditemani bunda.
“kepala Radhe pusing bunda..”
keluhnya “Radhe..” sekali lagi ia berlari ke kamar kecil sebelum menyelesaikan
kalimatnya
“masih mual?”
“iya bunda.. mungkin karena selai
kacang yang gak sengaja kumakan..”
“selai kacang?”
Ia masih mengeluh
pusing. Keseimbangannya hilang hingga ia jatuh dan pingsan.
Bunda memanggil
dokter.
Radhe yang selama
ini kelihatan kuat ternyata justru dia orang yang paling rapuh dan harus
dijaga. Dialah yang ternyata bermasalah, hingga ia menjadi sangat rentan dan
lemah. Kacang! Ya, gara-gara makan selai kacang secara tidak sengaja. Ternyata
selama ini dia menghindari makan yang namanya kacang. Pernah dulu juga seperti
ini hingga ia memutuskan tidak makan kacang.
Bunda dan Ayah tertegun,
Radhe benar. Banyak hal yang tidak mereka ketahui selama ini soal Radhe.
“Radhe..” panggil bunda
“bunda? Kenapa kalian disini semua?
Aku baik-baik saja..”
“Deky..” suara Raska
“walah.. Cuma gini doang kok. Besok
juga udah sembuh..”
“ya sudah kita keluar, kamu
istirahat saja dulu..”
![]() |
![]() |
![]() |
Radhe yang tidak
biasa diperhatikan merasa risih ketika bunda dan ayah memperlakukannya seperti
Raska sejak kejadian kemarin. Ia bergegas menemui teman-teman band nya berasama
Vea sang manager.
“hey.. kebetulan
kalian datang. Kita punya berita bagus yang bakal jadi surpraise buat kalian..”
kata Gilang
“apa?” ceria Vea
“kita dapat
tawaran manggung di cafe om Yudha..” sambut Tirta
“bukan cuma itu,
kalau lagu kita bagus.. kita akan disponsori buat rekaman..” Nuno tak mau kalah
“oh ya?” Radhe
belum percaya “yang benar saja?”
“keren..!!” seru
Vea “sebentar lagi aku akan benar-benar sibuk jadi manager kalian.. he..he..”
Mereka tertawa
mendengar celoteh Vea.
Benar saja, malam
itu mereka menggunakan kesempatan mereka. Singkatnya, mereka benar-benar
mendapat promosi untuk rekaman.
“eh.. Rista bantuin
aku jadi manager mereka ya..” pinta Vea malam itu
“boleh.. dengan
senang hati..”
“Radhe, gimana
kalau Ayah belikan kamu mobil juga..?” tanya ayah sore itu
“ha..?! mobil?”
kaget Radhe
“iya.. motornya
dijual saja..”
“jangan ayah!!”
serunya “Radhe udah terlanjur sayang sama motor itu. Lagian ayah ini
buang-buang uang saja..”
“tapi Radhe..”
“pokoknya aku gak
mau, kalau ayah ingin beli mobil ya beli aja tapi aku gak mau pakai.. maaf..”
Radhe beranjak ke kamarnya
Dia tahu maksud
ayah, tapi dia bukan Raska.. lagi pula dia tidak ingin terlalu diatur ini itu
dengan alasan khawatir akan kondisinya sekarang ini. Toh, selama ini dia
baik-baik saja. Dan juga bukan maksudnya untuk membuat ayah sama bunda menyesal
karena sedikit mengabaikannya.
Lalu lalang orang lewat sedikit
membuat suasana hati yang tadinya tegang menjadi sedikit rileks. Bunyi kaki
kuda menarik andong menjadi ketukan nada-nada yang teratur. Penjual gulali
membentuknya menjadi hiasan indah yang menarik para pembelinya. Dan suara orang
tawar menawar harga barang yang ingin dibelinya.
“berapa mas?”
“empat puluh lima ribu mbak..”
“piye toh? Biasanya juga dua puluh
ribu..”
“wah, gak bisa mbak..”
“wis lah mas, dua puluh ribu. Kalau
boleh saya ambil dua..”
“ya udah mbak, buat pelaris..”
akhirnya tawar menawar pun berhasil.
Dikeramaian itu,
Vea dan Vino berada tepatnya disebuah warung mie ayam langganannya.
“makasih ya Ve,
udah mau nemani aku malam ini..”
“santai aja Vin.. kebetulan juga aku
gak ada kerjaan..”
“sebenarnya aku ingin mempertegas
hubungan kita..”
Vea berhenti
mengunyah “maksud kamu?”
Vino mulai serius
“maaf, aku tidak bisa terus-terusan dekat sama kamu.. aku takut aku suka sama
kamu.. padahal aku harus ke Kalimantan. Ada yang menunggu ku disana..”
Vea sesak hati
“someone? Special person?”
“maaf Ve..”
“santai saja Vin..” Vea memaksa
senyum manisnya reflek
“kamu..?”
“hey.. kita ini teman. Sekali teman tetap teman..”
rujuk Vea akhirnya.
“makasih banyak Ve, kamu mau ngerti
aku..”
Sekali lagi
dipaksanya senyum itu mengalir.
“akhirnya selesai juga rekaman
kita..” celutuk Nuno
“kamu kenapa?” tanya Gilang pada Vea
ditengah ramainya anak-anak
Vea kaget,
ternyata Gilang memperhatikannya dari tadi “gak.. mungkin cuma..”
“jangan bohong Vea..” tambah Radhe
juga
“aku baik-baik saja, beneran..”
wajah memelas Vea
“ya wis.. kita makan dulu yuk..”
Akhirnya Vea
cerita juga, semua berhenti makan dan melihatnya dalam-dalam. Terpaksa Vea
menahan air matanya didepan mereka.
“jangan Ve..” bisik Gilang “jangan
tahan air mata kamu.. gak baik”
“aku..”
“Ve.. kamu boleh nangis tapi cuma
sekali ini. Setelah itu kamu gak boleh diam dalam kesedihan kamu.. masih ada
hari esok.. ingat, Ohayou Sun!!”
“iya Gilang.. makasih..”
![]() |
![]() |
![]() |
Raska akhirnya benar-benar menerima
perjodohan itu. Katanya sich yang ini baru sreg.. ada cemistry waktu pertama
kali ketemu. Anehnya, si gadis juga langsung menerima Raska. Hal ini jadi
pembicaran dan gosip seru dirumah.
“waduh mas.. ternyata adat zaman
Siti Nurbaya masih bertuah juga?” canda Bobby
“wis.. kalau yang ini baru sreg..”
tambah Radhe
“namanya siapa Ka?”
“Chery..” jawab Kaka dengan sok
polos
“wah.. buah Chery.. manis sekali?
Tapi kan belum musimnya?”
“KAAK.. BOOOBBY..!!” teriak Raska
panjang
Mereka jadinya
malah ketawa ngikik.
Dalam tiga bulan
ini hasil jerih payah mereka mulai terlihat, bahkan honor dari penjualan single
lagu yang mereka peroleh mulai nampak. Gubuk kecil yang dibangunnya sebagai
tempat tinggal anak-anak jalanan kini telah lumayan bagus dan menjadi tempat
tinggal yang cukup layak bagi mereka. Dan tentu saja, sekarang mereka punya
yang namanya Fans. Ohayou Band, mampu menarik perhatian pencinta musik. Walau
tidak se-terkenal band-band lainnya. Paling tidak mereka kini bisa
mempertahankan rumah kecil mereka untuk anak-anak jalanan. Vea dibantu Rista sibuk
mengatur jadwal yang pas sesuai jam kuliah mereka.
“Radhe.. bunda
lihat sepertinya kamu sibuk sekali akhir-akhir ini?”
“gak juga bunda, cuma
mungkin banyak tugas kuliah aja..”jawabnya lirih
“tunggu Radhe..”
pinta bunda “kamu sakit?”
Radhe menggeleng, tapi
memang tampaknya ia sangat lelah.
“bunda gak percaya..” bunda
mendekat, meletakkan tangannya dikening Radhe
“sudah bunda duga.. kamu sakit!!
Lihat ini, badan kamu panas.. ayo ikut bunda” diajaknya Radhe ke kamarnya
“bunda..”
“kenapa lagi..?”
“Radhe baik-baik aja bunda..
sebentar juga sembuh. Percaya deh!!”
“bunda lebih tahu.. bunda gak akan
biarin kamu sakit kayak gini..”
“biasanya juga gini bunda.. tinggal
tidur bentar besok sembuh!”
“tapi mulai sekarang gak akan gitu
lagi..”
“bunda kenapa sich? Apa sekarang ternyata
Radhe yang sakit bukan Raska jadi bunda perhatian gini?”
“stop Radhe!! Jangan seperti anak
kecil!!” seru bunda
“sekarang kamu
istirahat.. bunda ambil obat dulu dibawah” bunda menyuruhnya berbaring
Sesaat bunda sudah
datang lagi. Namun Radhe malah sudah tertidur..
“Radhe..” bunda coba membangunkannya
“bunda.. maaf” suara Radhe makin
lirih dan terdengar lemah
“udah, minum obat dulu baru kamu
boleh tidur lagi..”
Setengah dipaksa
ia menuruti kata bunda.
“bunda minta maaf Radhe.. mungkin
selama ini kamu merasa kalau bunda tidak terlalu memperhatikanmu..” lirih bunda
sambil mengusap kening Radhe yang tertidur
“tidak seharusnya bunda lakukan,
bunda merasa bunda tahu segala hal tentang Radhe. Ternyata bunda salah!! Banyak
hal yang bunda lewatkan selama ini termasuk ketika Radhe tumbuh besar. Bunda
memang disisih Radhe, tapi bunda tak pernah berusaha menemani. Maaf..” bunda
mencium kening Radhe
Sejurus kedepan
bunda melihat boneka kanguru milik Radhe, kini bunda tahu kenapa Radhe menyukai
hewan itu. Kanguru suka menggendong anak-anaknya dalam kantung. Melindungi dan
menjaganya. Tak sadar air mata bunda jatuh..
Diusapnya sekali
lagi kening Radhe lalu diciumnya kemudian barulah bunda keluar kamarnya.
“Deky...”panggil Vea pelan
“kenapa Ve?” jawabnya masih sambil
berbaring
“anak-anak bilang makasih, katanya
sekarang mereka jadi betah tinggal dirumah. Ehm.. terus, kita juga dapat
kontrak rekaman lagi. Dan kamu tahu, wawancara kemarin akan disiarkan di TV,
mereka bilang biar makin banyak orang lagi yang membantu kita membangun rumah
yang lebih besar dan makin banyak anak jalanan yang bisa tinggal disana..”
“oh ya?”
“iya.. masih ada satu kabar lagi..
kalau makin banyak orang yang tahu, harapannya akan ada orang yang mau jadi
sukarela membantu kita ngajar anak-anak..”
Radhe tersenyum
“syukur Ve, ada hasilnya juga usaha kita selama ini..”
“iya.. paling tidak kita bisa
membantu lebih banyak lagi anak-anak jalanan yang sebenarnya punya banyak
potensi..”
“kamu benar..”
“ya wis.. aku keluar dulu. Kamu
istirahat aja.. cepat sembuh!!”
“thanks..”
“selamat pagi Ayah.. Bunda..” sapa
Raska pagi itu menuju ruang makan, duduk disebelah Vea
“anak muda sekarang harus bisa
berprestasi.. baca ini.. sebuah band yang beranggotakan beberapa anak muda
menembus dapur rekaman. Bangganya, hasil jerih payah mereka digunakan untuk
memperbaiki rumah kecil yang menampung anak-anak jalanan yang sebenarnya sudah
lebih dulu mereka bangun..”cerita ayah pagi itu
“nama bandnya?” tanya Bobby
“Ohayou!!”
Vea tersedak. “itu
nama bandnya?”
“iya.. ini coba baca sendiri..”
“gak usah Ayah.. Vea buru-buru ke
kampus..” cepat sekali ia menyelesaikan sarapannya pagi itu. Lalu segera ia
pamit.
Siang itu diruang
depan.
“Vea.. sudah pulang?” tanya Ayah
“sudah Ayah..”
“itu temannya? Ya udah ajak ke kamar
Vea aja..” suruh Bunda
“ini.. ehm.. iya Ayah, dia teman Vea
sekaligus.. ehm.. itu..”
“itu apa?”
“itu.. Radhe..!!”
“ya ampun Vea, maksudnya teman kamu
ini ceweknya Radhe gitu?” selonong Raska tiba-tiba
“ya.. itu maksudnya..”
Yang dibicarakan Cuma
bisa senyum-senyum. “nama saya Rista Om.. Tante..”
“ya sudah Rista.. kamu ke kamar
Radhe saja, Vea temani Rista..”
“iya Bunda..”
Vea mengajak Rista
menemui Radhe. Seperginya mereka Raska tiba-tiba teriak.
“Ayah! Bunda! Lihat itu siapa?”
tunjuknya pada siaran TV yang sedang mereka tonton.
“Radhe..?”
“bukan hanya Radhe.. ada Vea sama..
itu Rista juga kan?”
“tunggu!! Bukankah itu nama band
yang tadi pagi ayah baca dikoran?” tanya Raska
“jadi.. selama ini..” Ayah tidak
meneruskan kalimatnya. Ia malah berdiri dan sepertinya bergegas ke kamar Radhe.
Bunda dan Raska mengikutinya.
Dikamar Radhe.
“ada apa? Kok ke kamar aku semua?”
tanya Radhe heran masih sambil berbaring
Vea dan Rista jadi
ikut heran juga.
“Ayah.. mau tanya.. kamu tahu Ohayou
band?”
“apa itu?”
“Radhe jangan bohong!! Ayah sudah
tahu semua.. wawancara itu, kalian menceritakan semua..”
“maaf Ayah.. bukan maksud kami..”
“jangan bilang kalau selama ini
kalian juga ngamen dijalan..”
“Ayah.. sebenarnya itu.. itu.. ehm,
ya memang.. benar kata ayah!!” akhirnya Radhe buka mulut juga. Diceritakan
semuanya yang ia lakukan selama ini bersama Vea dan teman-temannya.
“Radhe sempat iri sama Kaka yang
selalu ayah banggain. Bahkan bunda yang begitu memperhatikannya, bunda gak tahu
apa yang pernah terjadi saat bunda ngurung Radhe dikamar mandi. Radhe pigsan
bunda, karena memang aku alergi dingin. Radhe tahu kalau Radhe sakit udah dari
kecil dan sengaja Radhe sembunyikan.. radhe gak mau buat bunda sama ayah jadi
makin panik dan khawatir terus..” ia meneruskan kata-katanya.
“apa kamu bilang?!.. kenapa Radhe
gak cerita?” kaget mereka
“maaf ayah.. Deky gak bisa seperti
Kaka yang tiap pulang dia bawa piala atau piagamnya..”
“jangan bohong lagi Deky..!” seru
Vea, ia membuka lemari belajar Radhe tiba-tiba dan terlihat berjejer piala
Radhe dari kontes musik yang sering mereka ikuti.
Ayah dan Bunda
tertegun. Apa lagi ini, kenapa begitu banyak hal yang disembunyikan Radhe dari
mereka? Semakin banyak yang disembunyikannya semakin banyak pula hal yang tidak
diketahui ayah sama bunda.
“apa ini..?” bunda gugup
“Vea!!”
“Vea benar Deky, gak baik kalau
sembunyi terus..” kata Rista
“maaf.. Radhe cuma gak ingin kalau
bunda.. sama ayah.. bangga sama Radhe cuma karena punya banyak piala atau..
prestasi aja.. Radhe ingin kalau ayah sama bunda sayang dan perhatian sama
Radhe apa adanya.. juga bukan karena Radhe sakit dan rapuh..”
Bunda memeluk
Radhe erat. “maaf.. bunda tahu selama ini bunda salah.. maaf..”
“untuk apa bunda, Radhe rasa bunda
udah benar seperti kata Kaka.. selama ini Radhe yang tak pernah bisa memahami
kalian.. mungkin iri sama Kaka.. maafkan Radhe juga”
“STOP..!!” teriak Bobby muncul
tiba-tiba
“walah! kenapa jadi ada acara maaf-maaf’an?
Yang benar itu syukuran!!” lanjut Bobby membuat semua yang di kamar Radhe
mlongo.



“tapi aku..”
“dengar Ve, sejak aku kenal kamu..
aku udah suka sama kamu. Ok! Mungkin aku bukan orang yang kaya..atau..”
“STOP Gilang!!” Vea diam, bola
matanya mulai berkaca-kaca
“Ve..” Tak ada jawaban dari Vea,
namun tiba-tiba dada Gilang yang tadinya terasa sesak menjadi embun yang
tetesnya tak tentu namun udara segar dapat dirasanya. Vea memeluknya.. ya, dia
berada dalam dekapannya. Gilang erat sekali mendekapnya.
“jangan tinggalin aku Gilang.. aku
gak sanggup lagi kehilangan orang yang ku sayang untuk kesekian kalinya..”
“gak Ve, gak akan pernah! Aku
janji!”
Vea hanya berharap
Gilang adalah orang yang tepat untuk hatinya. Gilang dikenalnya ketika ia
mengamen juga dijalan bersama temanya yang lain, tapi ada hal yang mengejutkan
sebenarnya ia seorang mahasiswa juga bahkan sekarang ia sedang menulis
skripsinya.
-Finaly-
Dari semua
kejadian yang telah terjadi, Radhe belajar untuk bisa menghargai diri sendiri.
Dan mencoba menjalani kehidupan baru bersama Rista karena ia sadar Ghea tidak
akan bisa kembali padanya. Namun satu hal yang masih terasa risih, ketika ia
diperlakukan sama seperti Raska. Selama ini ia terbiasa melakukan semua hal
sendiri bahkan tak perlu minta izin.. intinya ia merindukan kebebasannya selama
ini sebelum diagnosis bahwa ada masalah dengan sistem kekebalan tubuhnya
membuat bunda dan ayah sangat memperhatikannya terutama soal kesehatan.
Vea menemukan
pelabuhan hatinya. Semoga memang Gilang lah orang yang tepat untuknya dengan
harapan hubungan mereka bisa serius dan hingga nanti hingga pepatah hanya ajal
yang memisahkan keduanya.
Raska benar-benar
menjadi anak yang dewasa berkat Chery juga tentunya. Ia sangat membutuhkan
sosok seperti Chery untuk mengajarinya dewasa.
Bobby masih tetap
awet sama lovely nya. Tentu saja, dia kan orang yang paling bijaksana yang
pernah ada dalam cerita ini.
Dan keadaan menjadi
normal untuk dijalani. Mungkin hanya bisa sampai disini cerita ini karena
sebenarnya hidup ini akan masih terus berlanjut. Happy ending ataukah sad
ending semuanya ditangan kita sendiri yang menajalaninya. Yang pasti akan
selalu ada jalan keluar dari setiap pemasalahan yang ada entah itu jalan yang
datangnya cepat atau membutukan waktu yang lama. Namun apapun itu, kita harus
yakin bahwa jalan itu ada. So, don’t worry.. be happy.. good luck friends.
-The End-
Untuk cerita ini
bisa disimpulkan akhirnya adalah happy ending...