Rabu, 16 Agustus 2017

House to Home [2]

Part 2
Shindong menatap makanan di depannya dengan mata yang berbinar. Ia tak sabar lagi untuk menyantapnya kalau bukan karena cegahan dari Leeteuk yang menyuruhnya untuk menunggu Kangin pulang. Padahal ia dan Donghae sudah duduk di depan meja itu hampir sepuluh menit yang lalu. Sesekali ia menggerutu mendengar detak jam diding begitu cepat berlalu..
“huh… aku pulang…!!” suara itu begitu memberi energi bagi Shindong
“kau lama sekali hyung? Aku hampir mati kelaparan disini..”
“mwo? apa hubungannya denganku?” Kangin belum mengerti
“kami boleh makan kalau kau sudah pulang hyung…” ujar Donghae disertai anggukan keras dari Shindong “Dong hyung hampir kurus menunggumu!!”
“mwo? haha…” Kangin tertawa mendengarnya “bagus kalau kau bisa kurus Shindong-ah..” ia tak menunggu lama lagi lalu duduk disamping Donghae. Leeteuk yang mendengar percakapan mereka segera bergabung bersama dongsaengnya.
“sudah boleh makan hyung?” tanya Shindong.
“ne, makanlah…” jawabnya dan ia melihat binar mata kebahagiaan di wajah Shindong “kau juga harus makan yang banyak Hae-ah..”
“ne, hyung…”
…………………………………………………
Sesekali masih terdengar ia batuk ringan dan memijat kepalanya. Namja itu duduk di kursi tengah, menyalakan TV tapi sepertinya tidak dilihat sama sekali. Pandangan matanya seolah kosong..
“Hae-ah.. waeyo?” suara itu tak mampu membuatnya kembali pada kesadaran. Ia masih menatap kosong ke depan membuat sang pemanggil cemas. Ia memutuskan untuk duduk disebelahnya dan mengusap pelan bahunya “Donghae…”
“eeooh, hyung?”
“waeyo Hae?” Kangin yang dipanggil hyung itu menatap lekat adiknya. Tapi tidak ada jawaban malah ia membenamkan kepalanya di dada Kangin dan terisak disana dalam sekejab. Tak ada juga yang bisa dilakukan Kangin selain membiarkannya dan mengusap punggung itu dengan lembut.
Leeteuk dan Shindong yang tadi membereskan dapur segera menghampiri keduanya setelah dengan samar didengarnya isak yang pilu itu. Mereka bertiga, tidak pernah secemas ini sebelumnya pada Donghae. Dongsaeng yang ceria, hiperaktiv dan manja itu hari ini sangat rapuh dimata mereka. Mereka lebih suka melihat Donghae yang membuat tingkah konyol atau bertengkar dengan Shindong daripada harus melihatnya seperti ini. Sejak dari Kangin yang menemukannya pingsan kemarin, Donghae sedikit berubah.. menjadi lebih pendiam dan penurut..
“Hae…” Leeteuk mengusap acak rambutnya.
“hyung, aku ingin menjadi dongsaeng kalian selamanya.. aku ingin tinggal disini bersama kalian..” Donghae berbicara kemudian.
“ada apa Hae-ah? Kau itu memang dongsaeng kami.. dan kau tinggal bersama kami..” sahut Shindong.
“aku mengerti kenapa Halmonie, Yesung hyung dan Siwon hyung tidak menyayangiku… karena aku bukan anak umma dengan appa, tapi dengan orang lain..” lirihnya
“mwo? apa kau bilang?”
“ne, kemarin aku bertengkar dengan Siwon hyung..”

=======Flashback on=========
Donghae masuk kamar Siwon dengan perlahan tanpa mengetuk pintu. Ia tahu sekalipun puluhan kali ia mengedor pintu itu tidak akan dibuka oleh penghuninya.
“kau… kenapa masuk kamarku?”
“aku dongsaengmu hyung, salahkan jika aku ingin masuk kamarmu..”
“ne, salah!! tidak punyakah sedikit sopan santun?”
“ah, mianhae hyung.. tidak akan ku ulangi lagi.. aku, hanya merindukanmu hyung…” jawabnya seraya memeluk Siwon. Tapi apa yang di dapat? Siwon mendorong tubuhnya menjauh dan mengusirnya dari kamar itu.
“pergi Hae… dan jangan pernah memelukku seperti itu..”
“waeyo hyung? Aku tahu kau normal hyung…” Donghae tertawa pelan “tapi kita kan saudara, apa salahnya eeooh?”
“siapa yang saudara? Kau bukan dongsaengku..” datar Siwon
“mwo? waeyo hyung berkata seperti itu? Kalau hyung berkata seperti itu hanya karena tidak ingin perusahaan appa di bagi tiga denganku, aku tersinggung. Aku tidak butuh apapun hyung.. aku hanya butuh kalian..” ujar Donghae mengingat itulah yang diributkan di keluarga itu dari dulu.
Donghae tidak berminat dengan bisnis dan perusahaan keluarganya, ia ingin mencari hal lain. Tapi sejak mereka kecil, sang appa selalu menuntutnya untuk belajar di bidang yang sesuai dengan bisnis itu. Donghae sering kabur dari aturan yang baginya sangat menyiksa. Mengikuti pertemuan dengan rekan kerja, mengikuti aturan sebagai seorang pangeran yang harus menjaga image dan selalu bersikap hati-hati pada orang lain. Donghae seringkali tertekan dengan hal itu dan membuatnya nekat pergi dari rumah sama seperti kejadian 4 tahun yang lalu yang membawanya bertemu dengan Leeteuk, Kangin dan Shindong.
Kelakuan Donghae bukan rahasian lagi bagi keduan hyungnya, mereka malah senang jika dongsaeng mereka tidak dirumah.
“tapi kami tidak membutuhkanmu!!”
“sebenarnya kenapa hyung? Kenapa hyung dan Yesung hyung selalu kasar padaku?”
“sudah kubilang, kau bukan dongsaeng kami.. kau memang anak umma, tapi bukan anak appa.. umma menjadi bahan cemooh karenamu.. umma meninggal juga karena melahirkanmu..” suara Siwon meninggi.
Donghae kaku mendengarnya “m..mwwo?? apa maksudnya hyung?”
“ne, akan ku jelaskan sekarang!! umma menyembunyikan kehamilannya bersama pria lain yang adalah pengawal umma sebelumnya dan mengaku bahwa kau adalah anak appa.. dan umma meninggal karenamu.. umma berkorban untuk anaknya yang bukan dengan appa..”
“aa..ani hyung!! Itu tidak benar!! Umma tidak seperti itu.. aku anak appa juga!!” Donghae mulai terisak
“terserah kau saja, tapi sekarang kau tahu kan alasan kami dan halmonie membencimu.. kau menghancurkan keluarga kecil kami.. karenamu Hae.. umma meninggalkan aku dan Yesung hyung.. karenamu, appa harus kehilangan orang yang disayanginya.. karenamu juga halmonie harus menanggung malu atas anaknya..”
“waeyo hyung? Kenapa kau katakan itu semua.. kau tahu itu bohong kan? Bagaimanapun aku dongsaeng kalian bukan?” Donghae menarik lengan Siwon dan kembali dihempaskan begitu saja oleh hyungnya.
“aku tidak akan mengatakan dua kali Hae-ah… aku tahu appa tidak menceritakan ini padamu, tapi aku tahu semuanya.. semuanya…” ujar Siwon “pergi dari kamarku sekarang dan jangan coba-coba masuk kesini.. aku membencimu.. kau sudah menghancurkan kebahagiaan yang seharusnya kami miliki..”
“aku.. menghancurkan kebahagiaan kalian?” guman Donghae lirih “jadi itu yang terjadi selama ini?”
“Ne, dan pergi sekarang juga dari kamarku.. kau membuatku menunda pekerjaan yang harusnya sudah ku selesaikan!!” bentak Siwon tanpa peduli dengan persaan Donghae saat ini.
=======Flashback off=============

Donghae tertidur pulas di pangkuan Leetuk setelah ia melepaskan semua beban pikirnya selama ini. Shindong hanya mampu menatap Donghae dengan tatapan tidak menentu. Bagaimana bisa namja seperti dia yang dikiranya sangat kuat ternyata adalah seorang namja yang rapuh. Ia tak sanggup melihat adiknya seperti itu. Kini mereka paham kenapa Donghae sangat manja dengan mereka.
“hyung, akan ku bawa dia kekamar.. aku tidak tega melihatnya tidur seperti itu.. dan sepertinya ia kedinginan..” ungkap Kangin. Ia mengangkat tubuh Donghae yang rasanya ringan baginya,  membaringkan dengan nyaman di ranjang dan menyelimuti tubuh itu hingga hangat.
“tidurlah saeng… hyung akan selalu menjagamu, kalau mereka tidak peduli padamu.. kau masih punya kami yang menyayangimu.. jangan bersedih lagi Hae-ah… jaljjayo..”
===========================

“tidak ada pekerjaan bukan berarti diam dan melamun seperti ini kan?” seorang namja mengagetkannya tiba-tiba. Heechul menoleh dan nampaknya ia senang dengan kehadiran namja itu.
“Hankyung ssi… kau sendiri?”
“tentu saja aku sibuk.. Siwon banyak sekali pekerjaan dan aku harus membantunya..”
“Donghae di tempat Leeteuk beberapa hari ini, bahkan ia tidak menghubungiku lagi semenjak pertengakarannya dengan Siwon..” ungkap Heechul. Wajahnya mendadak murung mengingat Donghae. ia adalah pengawal pribadi Donghae sebenarnya, tapi anak itu seringkali tidak ingin di kawal “aku harap ia baik-baik saja..”
“kau sepertinya sangat menyayangi anak itu?”
“tentu saja.. ia tanggungjawabku.. kalau sampai ia kenapa-napa.. aku akan di pecat bukan?”
“kalau begitu kenapa tidak kau susul saja ia disana?” usul Hankyung.
“ia selalu melarangku pergi ke tempat Leeteuk. Ia bilang ia akan aman dan baik-baik saja tanpa pengawalanku disana..”
“menurutku Yesung dan Siwon sudah keterlaluan terhadapnya..”
“mwo??”
“mereka itu saudara.. haruskah bersikap seperti itu pada saudaranya sendiri? Bukankah hyung harus menjaga dongsaengnya? Yesung dan Siwon tidak pernah memikirkan perasaan Donghae.. anak itu sangat butuh perhatian bukan? Apalagi seorang umma yang tidak pernah ia ada baginya..”
Mata Heechul menyipit mendengar Hankyung “waeyo kau berkata seperti itu?”
“aku dalam posisi yang sama… umma meninggalkan kami saat Henry masih 5 tahun. Aku bertekad menjadi hyung yang baik baginya sejak itu. Apalagi appa juga sudah tidak bersama kami.. aku sangat tahu perasaan Donghae, Heechul hyung…” mata Hankyung sedikit berkaca.
“ne, arra… hem, gumawo Hankyung-ah.. aku akan menemui Donghae.. kalau Yesung dan Siwon tidak mau menjaganya, biar aku saja..” Heechul berdiri seketika dan meninggalkan Hankyung sendiri dengan tatapan bahagianya.
“semoga berhasil…” ucapnya sekalipun tak akan pernah di dengar Heechul.
======================

Yesung melangkahkan kakinya jenuh menuju ruang tengah. Pandanganya seketika berubah saat dilihatnya Halmonie duduk di sana.
“Halmonie??” serunya
“Yesung-ah.. kau sudah pulang?” senyum yeoja tua itu.
“ne, aku senang melihatmu disini… Halmonie sudah makan? Bagaimana kalau kita makan bersama?” ungkap Yesung.
“ne, tapi kita tunggu Siwon juga…” yeoja itu mengusap pipi Yesung lembut.
“Ryeowook-ah.. hubungi Hankyung, suruh Siwon pulang cepat.. Halmonie menunggu..” perintahnya pada Ryeowook yang mengekornya tadi.
“Ne, Yesung ssi…” Ryeowook mengambil ponselnya dan menghubungi Hankyung.
…………………………………………….
Siwon duduk disebalah Yesung dan menyantap makan malamnya dengan tenang. Halmonie memperhatikan kedua cucu kesayangannya dengan bangga.
“kalian sudah bekerja keras selama ini.. aku sunggu bangga pada kalian berdua..”
“ne, halmonie.. gumawoyo..” ujar Siwon
“appa kalian pasti juga akan bangga melihat kalian seperti ini.. penerus perusahaan yang bertanggungjawab..!!”
“ehm… halmonie.. bagaimana dengan Donghae?”
“YAK!! Yesung-ah.. kenapa kau bertanya soal dia? Anak itu hanya membuat keluarga kita menanggung malu.. aku lebih senang jika ia tidak ada..” jawab Halmonie sedikit keras dan marah.
“mianhae…”
“sudahlah.. sebaiknya kita makan…” lerai Siwon “halmonie,, coba yang ini pasti enak..” tawarnya.
Suasana mendadak menjadi tidak menentu dengan pertanyaan Yesung, tapi acara makan malam itu tetap berjalan.
:
:
-TBC-

1 komentar:

  1. The Gambling House (2021) - Dr. McD
    The Gambling 여수 출장샵 House (2021) 대전광역 출장마사지 · How Do I Play in Las Vegas? · What Types of Table 세종특별자치 출장마사지 Games 안양 출장안마 are Accepted · What Bonuses Can I Claim at The 경기도 출장안마 Gambling House (2021)

    BalasHapus