Selasa, 16 Agustus 2016

Am I Prince Hours [2]



Prince#2
Kyuhyun melempar sebuah kemeja ke muka Donghae. Lalu jaket.. lalu t’shirt.. lalu..
            “YAK!! Hentikan!” teriaknya.
Kyuhyun menoleh “Hae, aku akan pergi dengan Yoona.. katakan padaku baju mana yang bagus ku pakai? Aku bingung!” pasrahnya.
Donghae terkikik geli “jadi itu alasanmu melempar ini semua?”
            “nde..”
            “aissh, Yoona tidak melihat penampilanmu..”
            “arraseo.. tapi tetap saja aku ingin tambil tampan di depannya..”
            “kau bilang kau sudah tampan??”
            “Ya.. berhenti meledekku dan bantu saja dongsaengmu ini..”
Ha..ha.. ia kembali tertawa. Kyuhyun lucu dimatanya saat seperti itu “sejak kapan kau mengakui diri sebagai dongsaeng??”
            “Yaaa… Donghae-ya..” Kyuhyun memelas. Wajah yang jarang di tujukkan olehnya.
Setelahnya Donghae sudah membantu Kyuhyun mengobrak-abrik lemari pakaian.
            “yogie?? Otte??” setelan kemerja biru cerah dan jeans. Kyuhyun menggeleng. Donghae mencari lagi “Otte?” ia kembali dengan t’shirt v neck cream kelam dengan jaket putih. Kyuhyun kembali menggeleng. Entak kenapa ia merasa semua bajunya tidak ada yang cocok sampai akhirnya ia melirik kemeja putih milik Donghae yang tergantung di sisih lain..
            “Hae… boleh aku pinjam itu??” tunjuknya. Donghae mengekor mata arah jari Kyuhyun.
            “Yaaa.. pakai bajumu sendiri Kyu, lagi pula ini hanya Yoona.. just Yoona.. dan kau belum siapa-siapa di matanya jadi jangan aneh-aneh sampai..”
Sllllhhhtttt.. Kyuhyun tak mendengarkan ocehan itu. Ia menarik baju Donghae dan memakainya lalu bercermin..
            “Yaa…ya… apa yang kau lakukan? Itu tidak sopan Kyu.. kembalikan..” pinta Donghae. Sayang namja itu kalah besar dari Kyuhyun sang pelaku yang hanya nyengir saat Donghae meminta kembali bajunya.
Hah. Lagi lagi Donghae berusaha mengalah.. “baiklah, kau bisa memakainya.. tapi kembalikan..!!”
            “jinjjja?? Gumawwoooo hyungieee…” peluk Kyuhyun bahagia.
::
::
::
::
Donghae tak mau kalah dari Kyuhyun. Begitu memastikan namja itu pergi menemui Yoona, ia mengendap pergi dari asrama sekolah.
::
            “Yaa… untuk apa kau mengajakku ke sini?” seru seorang yeoja melengking.
Donghae. Namja yang mengajaknya itu tersenyum.
            “miss you, Seulbi-ya..”
            “mwo??”
            “yaaaa… kau tidak merindukanku? Kita sudah lama tidak bertemu.. issh.. berbaiklah sedikit..!!”
Hah. Dasar!
Seulbi tertawa “kau banyak berubah sekarang…”
            “jinjja…?? Haaah.. mian..” tunduknya.
            “wae?”
Donghae menatapnya “kau tahu, aku tidak ingin menjadi orang lain di depanmu, jadi jika menurutmu aku banyak berubah berarti aku sudah menjadi orang lain…”
Ttaakkk!!
            “Ya, APPO!! Kau ini yeoja macam apa??” teriaknya saat Seulbi memukul kepalanya.
            “neo… berubah menjadi namja yang baik.. jadi, bukan masalah bagiku.. kau tetap Donghae.. Donghae yang ku kenal..”
Mendengar pengakuan itu Donghae tersenyum malu.
Ya. Di depan yeoja yang disukainya, ia bisa saja menjadi Donghae yang lain sebenarnya. Ia bisa menjadi apa yang diinginkan Seubi.. namun sayang, Seulbi yeoja yang berpikiran dewasa yang selalu menerima Donghae apapun itu.
::
::
Di tempat lain, persis seperti Donghae, Kyuhyun menunduk malu..
            “neo, wae gurrae??” tanya Yoona “sedikit berbeda sepertinya..”
            “aarrgghh.. aniyo.. eobseoyo..”
Yoona tertegun dengan sikap Kyuhyun. Ia pikir namja itu dingin dan kasar tapi sepertinya ia salah. Atau memang ia yang sudah berubah?
            “sejak kau berbaikan dengan Donghae, sepertinya kalian saling mengubah sikap satu sama lain..”
Donghae? Kyuhyun sedikit kesal saat yeoja itu menyebut nama lain di pertemuan pertama mereka.
Aahh.. ani..
This is date!
            “apa kau berpikir buruk tentangku sebelumnya?” Yoona mengangguk, Kyuhyun terkejut! Ada ya yeoja yang jujur seperti itu “kau tidak berbasa-basi padaku? Aaiisshh.. rupanya kau ini yeoja yang unik..” pujinya.
Yoona mendelik “mwo??’
            “eoh, animida.. aku tidak salah menyukaimu.. kau benar-benar berbeda dari yang lain.. cara berpikirmu.. aku suka pola itu!”
Hah! Yoona masih tak paham. Kyuhyun yang dulu tidak pernah berani mengatakan perasaanya sekarang? Mudah sekali ia mengumbar rasa itu??
Tapi?
Ya. Setidaknya inilah yang Yoona inginkan. Ia tak suka pada pengecut, tapi ia juga tak suka orang yang terlalu percaya diri dan ia mulai mengenal Kyuhyun bukan sebagai namja yang seperti itu.
            “gumawo sudah menerima ajakanku..”
            “nde,.”
            “eoh, apa kau benar masih ada hubungan saudara dengan Kibum? Akhir-akhir ini dia sering marah padaku..”
            “wae??”
            “karena aku lebih sering bersama dengan Donghae daripada dengannya..”
Hahaha.. “dia posesif bukan?” bisik Yoona hingga membuat tawa meledak diantara mereka.
::
::
::
::
PYAARR!!
Suara seseorang jatuh ke dalam kolam..
Siapa lagi pelakunya kalau bukan, Eunhyuk!
            “EUNHYUK-AH!!”
Dari dalam kolam samar ia melihat suara yang memanggilnya. Orang yang sangat di sayanginya..
SLURT!
            “wae?” kepalanya menyumbul.
            “kita tidak sedang dalam persiapan kompetisi kan? Aku ingin sekali pergi keluar denganmu..”
            “Yaa.. bukankah kau baru saja keluar dengan seorang yeoja??”
Hah? Donghae malu. Bagaimana Eunhyuk tahu?
            “aku melihatmu tanpa sengaja tadi.. yeopo yeoja.. nuguya?? Neo..yeojachingu??”
            “yaaaa.. kenapa kau ingin sekali mengetahuinya eoh?? Awas saja kalau kau merebutnya dariku!! Kau akan ku tenggelamkan di kolam ini!” ancamnya.
Degh!
Eunhyuk tersenyum. Ia teringat masa lalau mereka..
            “ani Hae.. aku tidak akan merebutnya lagi darimu.. kau punya hak untuk memiliki apa yang kau inginkan, apa yang membuatmu bahagia..”
Donghae mengkerutkan kening “yaa.. kenapa kau menjadi sendu seperti itu? Dan.. tunggu.. ‘lagi?’.. waeyo?? Apa aku pernah patah hati sebelumnya?? Yaa, jangan kau berpikir sama seperti Kyuhyun.. aku tidak meyukai Yoona, bukankah kita ini berteman?”
Eunhyuk menghela napas..
‘nde, kau tidak ingat tentu saja Hae.. tapi aku ingat semuanya, karena aku kau seperti ini.. bahkan aku tidak bisa memilikimu sebagai dongsaeng.. aku tidak bisa memanggilmu ‘saengi’..’ monoloh Eunhyuk membatin.
            “waeyo? Gwaenchana?” raut sendu Eunhyuk tiba-tiba membuatnya cemas.
            “eoh, ani… euhm, bagaimana kalau kita makan saja? Aku sedang ingin makan masakan eomma..”
            “apa artinya kau mengajakku ke rumahmu?”
            “nde.. kau mau?”
Donghae berpikir.. sesekali tidak apa mungkin jika harus bolos sekolah juga. Toh tidak terlalu banyak pelajaran hari ini dan..
            “OK!”
::
::
::
::
Entah musim apa ini, yang jelas ia merasakan suasana berbeda. Tiba-tiba hantinya melengus bahagia tanpa sebab. Yeoja itu seolah mendapat harapan.
            “eomma… eomma??”
Mendengar teriakan yang sudah jelas siapa pelakunya itu ia bergegas. Tidak biasa putranya pulang di jam makan siang. Sekolah tempatnya belajar sudah menyediakan makan siang jadi dia tak perlu pulang lalu membolos jam pelajaran berikutnya.
            “yaaa.. Eunhyuk-ah.. kenapa kau pulang eoh? Ka…u.. mwo?? Donghae…??” ia tak melanjutkan kalimat omelannya begitu tahu jika Eunhyuk tidak sendiri, ia bersamanya.. bersama dia..
            “eomma, Donghae ingin makan di sini.. eomma masak apa?”
Ia tak sanggup menjawab pertanyaan itu, matanya menerawang sendu pada namja itu..
‘dia.. pulang? Donghae putraku?’
Hiks!
            “Mwo?? Ajjuhma.. waeyo? Gwaenchana??” Donghae terkejut saat melihat eomma Eunhyuk tiba-tiba saja terisak. Apa yang terjadi? Apa kedatangannya merusak hatinya??
Eunhyuk tak begitu terkejut, ia tahu ini pasti akan terjadi..
            “eomma, tidak baik menyambut tamu dengan sedih..” pelan Eunhyuk menenangkan “eomma, kajja.. sebaiknya kita siapkan makan.. aku sudah sangat lapar..” senyumnya penuh arti.
            “Hyuk…”
            “nde, arrata.. tapi apa eomma tega melihat Donghae sudah jauh-jauh ke sini dan eomma tidak segera menyiapkan makanan? Omo!! Kami sangat lapar.. jebalyo eomma..” rengeknya mengalihkan pembicaraan “aku tahu kau sangat senang bukan??”
Nyonya Lee, eomma Eunhyuk tersenyum penuh arti sambil menatap Donghae intens.
            “nde, eomma akan menyiapkan makanana.. duduklah..”
::
::
Donghae makan dengan lahap semua masakan di depannya.
            “otte??”
            “Ajjuhma, masssittaaaa…” ungkapnya senang “seperti masakan eomma..” imbuhnya.
            “jeongmalyo??”
            “nde, lama sekali aku tidak makan masakan seperti ini.. gumapseumnida Ajjuhma.. kalau aku sering-sering ke sini apa boleh?? Aku ingin makan masakan Ajjuhma sesering mungkin..” pintanya lucu.
Eunhyuk tertawa,. “nde, kau boleh ke sini kapan saja.. aku akan membawamu pulang sesering mungkin.. benarkan eomma..??”
            “nde, apa yang ingin kau makan lagi? Nanti aku akan membuatkannya untukmu..”
            “jeongmal?? Omo!! Ajjuhma baik sekali.. eoh, aku akan makan apa saja yang Ajjuhma masak.. aku akan menyukai apapun itu.. karena rasanya enak..”
Ya. Donghae benar-benar menyukainya. Dan tahukah kau Hae, jika yang kau katakan sudah membuat Eunhyuk dan eommanya semakin merindukanmu??
            “eoh, Ajjuhma.. apa kalian hanya tinggal berdua? Eunhyuk tidak pernah menceritakan keluarganya..” tiba-tiba ia penasaran.
Degh!
Apa ia harus bercerita??
            “eohm.. Appa Eunhyuk sudah lama meninggal..”
            “aah.. mianhamnida Ajjuhma..”
            “gwaenchana.. kami sudah terbiasa begini.. dongsaeng Eunhyuk juga pergi..”
            “pergi??”
            “dia..” raut wajah mereka berubah muram.
            “jangan ceritakan kalau itu menyakitkan..” potong Donghae “karena aku sangat tahu bagaimana rasanya sakit itu.. aku pernah kehilangan hyung-ku..” ingatnya pada masa kemarin saat Leeteuk lebih memilih Kyuhyun.
Eunhyuk juga tahu. Itu kenapa ia serasa ingin mengambil Donghae dari mereka, ia tak rela jika Donghae menderita. Tapi.. senyum itu sudah kembali di wajahnya, jadi tak ada alasan bagi Eunhyuk untuk membawanya.
            “nae dongsaeng.. tenggelam di laut dan kami belum menemukannya sampai sekarang..” Eunhyuk memulai cerita, lalu sederetan kisah tetang dongsaeng Eunhyuk meluncur mulus di bibirnya yang sesekali kelu.
….
….
Nae dongsaeng menyukai air, sama sepertimu. Hari-harinya di habiskan di kolam atau di pantai. Dia betah tinggal berjam-jam hanya untuk berendam. Jadi aku sering menyebutnya Bada..
Tidak ada waktu yang luang bagi kami untuk tidak bersama, sampai suatu kali kesalah pahamanya itu ada diantara kami. Aku bersalah, sangat salah.. karena, setelah itu aku tidak bisa melihatnya lagi.
Bahkan sekarang andai dia ada, aku tidak bisa mengatakan padanya kalau aku ini hyungnya. Aku terlalu takut untuk kedua kalinya menghilangkan senyum yang ada di wajahnya..
….
….
::
::
::
:;
Mendengar semua cerita Eunhyuk, Donghae merasa sesak dada. Kisahnya lebih tragis dari apa yang pernah ia alami kemarin. Ia bersyukur karena masih memilih hidup. Bagaimana jika kemarin ia benar-benar menyerah? Apa Leeteuk dan Kyuhyun akan bernasib sama seperti Eunhyuk?
Hiks..
Donghae terkejut, kenapa ia begitu rapuh hanya karena sebuah cerita? Kenapa ia ingin sekali menangis? Kenapa ia ingin sekali menghapus kesedihan di mata Eunhyuk?
Wae?
Wae gurrae??
….
            “Hey!! Waeyo??”
Donghae tersentak. Ia sampai tak sadar jika Kyuhyun masuk ke kamar mereka. Ia sama terkejutnya saat mendapati Donghae terisak.
            “kau kenapa? Ada apa?” tanya Kyuhyun bertubi. Nampak wajah cemas di sana.
            “gwaenchana Kyu..” bohongnya “kau sudah pulang? Bagaimana kencanmu dengan Yoona?”
Kyuhyun tak menjawab, ia duduk di samping saudaranya, di ranjang Donghae.
            “itu tidak penting, aku dan Yoona masih seperti kemarin.. yang ingin aku tahu, kau kenapa? Gojjimalyo!! Kau dan aku bukan orang lain kan??” Kyuhyun merasa harus memberi ketenangan padanya, ia menggenggam tangan Donghae.
Donghae menatapnya lembut “Kyu…” lirihnya “boleh aku tidur denganmu? Jebal..”
Omo! Permintaan macam apa itu. Tapi Kyuhyun tak punya niat menolak, ia mengangguk.
            “nde, ganti bajumu dulu.. kita tidur bersama..”
Donghae menurut, ia mengganti bajunya sama seperti Kyuhyun juga melakukan itu. Lalu keduanya beranjak memenuhi ranjang Kyuhyun yang sedikit sempit namun tak apa..
Donghae terlihat rapuh di mata Kyuhyun. Namja itu pun hanya membiarkan ia melakukan apa yang ia suka. Hingga Kyuhyun merasakan jika Donghae memeluk lengannya, menelusupkan kepalanya di bahunya.
Kyuhyun masih memperhatikan semua tingkah namja itu. Sambil ia menyelimuti tubuh mereka hingga unjung dagu.
Kyuhyun merasa aneh, tapi ia lega melihat Donghae sudah memejamkan mata.. dan bernapas teratur tanda ia sudah tidur.
            “sebenarnya ada apa denganmu Hae?” bisik Kyuhyun tanpa ingin membangunkan.
Disibaknya poni yang menutupi mata Donghae dengan lembut. Di usapnya kening Donghae pelan..
Ah, ia sudah menyayangi Donghae rupanya. Perasaan iri dan benci yang dulu menguap menjadi perasaan tak ingin kehilangan.
            “jalljayo.. hyung..”
::
::
::
::
Tlak!
Sebuah kotak makan diletakkan Eunhyuk di meja Donghae.
            “ige mwoya?”
            “eomma membuatkan makanan untukmu, kau harus banyak makan..”
Donghae berbinar, dibukanya kotak makan itu dan..
            “WWOOAAH!! Seafood..?? kimci.. aaaahh..” serunya “gumawo Hyukie..” peluknya erat pada tubuh di sampingnya itu.
Eunhyuk tersentak! Tapi mencoba terlihat baik-baik saja.
            “kau senang?”
            “nde… tapi, apa aku boleh membaginya dengan Kyu..?? ini banyak sekali..”
Eunhyuk mengangguk “nde, itu cukup untuk 5 orang..”
            “kalau begitu, Kibum juga bisa ikut makan.. ah, kajja… Hyuk, kita mencari mereka..”
Donghae menarik lengan Eunhyuk dengan tangan kirinya sedangkan yang kanan sudah memegang kotak makan itu.
::
::
            “yaa.. jadi kau mengajak kami hanya untuk ini?” gerutu Kibum.
            “wae?”
            “yaaa.. kau pikir kau suka makanan seperti ini?”
            “YAK!! KIBUM-AH!! Kau tidak tahu? Masakan ini dari seorang eomma!! Coba saja!” Donghae menjejalkan potongan seafood ke mulut Kibum dengan paksa “otte??”
Kibum mau tidak mau mengunyahnya,.
            “eohm.. lumayan.. enak..”
            “isshh!!” cibir Eunhyuk.
Tapi ia tak peduli apapun yang dikatakan namja itu. Ia hanya menikmati bagaimana Donghae menghabiskan semua masakan eommanya..
‘eomma akan senang jika tahu kau menyukainya Hae.. gumawo,.’ Batinnya.
-TBC-

Minggu, 07 Agustus 2016

HERO [22]



-MY NAME, HAE!-
[Donghae]
[Siwon][Zoumi][Kyuhyun]
[Aerin Lee]
[Yun Shi Yoon][Ki Yong Gun]
[Daniel Lee/Le Dong Il][Kim Woo Ri][Kim Hee Joon]
::
::
Ketika hidup tak lagi mengerti perasaan dan memaksa manusia mengikuti sebuah takdir, maka mengalirlah itu semua dengan sendirinya. Tak ada yang bisa menghentikan takdir, tak ada pula yang bisa menghentikan cerita sang Ilahi jika aku harus bertemu denganmu.
Kau dan Aku… kita adalah..
-HAE-
::
PART 22
::
‘nuguya?’
Donghae dan Aerin sama-sama menegang saat pintu terbuka kasar.
            “DONGHAE!! I’M COMING!!” teriakan menggelegar ke seluruh ruangan.
Begitu wajah itu muncul, Donghae bergirang “HYUK!!”
‘Hyuk? Nuguya?’ Aerin masih membatin.
Namja yang sepertinya tak jauh beda usia dengan mereka, mengenakan t’shirt putih, kemeja kotak warna merah diikat di pinggang dan penampilan yang.. cukup lumayan tampan. Tapi..
Nuguya? Kembali tanya Aerin karena Donghae tak segera mengenalkannya.
            “Yaaaa…. Nuguya? Kau masuk rumahku dengan tidak sopan..”
Donghae tertawa, ia tentu sudah tahu kebiasaan namja yang baru saja datang itu.
            “Noona, dia Eunhyuk.. nae chingu.. sikapnya memang begitu. Pasti Yong Gun Samchon yang membawanya kemari..”
            “nde, aku yang mengajaknya.. kau senang?” Yong Gun sudah di belakang mereka ternyata “aku membawa Eunhyuk kemari.. karena..”
            “karena??”
            “Lee Donghae, kau dan Eunhyuk akan menjadi artis di Little Star..”
            “MWO?? Ha..ha..”
Isss… “Noona, kau tertawa? Wae?”
            “aniyo… teruskan Ajjuhsi..”
            “hah, tapi tidak sekarang.. sementara Eunhyuk akan tinggal denganku.. dan juga, kau pasti butuh teman kan? Jadi, Nona.. kau bisa pergi dengan Kyuhyun.. Eunhyuk bisa menemani Donghae..”
            “MWO??”
            “yaaa.. apa kau akan membiarkannya membeku di taman karena menunggumu datang?” sindir Yong Gun. Jelas ia tahu jika mereka akan bertemu hari ini.
Mendengar ungkapan itu, wajah Aerin memerah.. ya, tadi ia berniat membatalkan pertemuannya dengan Kyuhyun karena cemas jika Aiden sendiri. Tapi.. sepertinya masalah itu sudah usai.
            “Noona, pergilah..”
            “arraseo…”
::
::
::
::
Tak..
Tak..
Donghae memukul meja di depannya dengan jari telunjuk. Ia menunduk karena HeeJoon lah yang sedang ia hadapi.
            “Donghae-ya.. eoh, aniyo.. Aiden-ah..” panggil HeeJoon “mianhae..”
Donghae masih terdiam..
            “kau masih marah padaku? Mianhae.. jeongmal mianhaeyo..”
            “sudahlah hyung..”
            “kesalahanku terlampau besar padamu.. aku membuatmu kehilangan eomma, aku membuatmu dalam bahaya dan aku membuatmu mengalami ini semua..”
Donghae mendongak “waeyo??”
            “jika aku bisa menghentikan eomma waktu itu, mungkin semua kejadian itu tidak pernah kau alami.. aku tahu, kau pasti sangat terluka.. sekian tahun hidup jauh dari keluarga.. itu pasti sangat menyiksa..”
            “nde..” Donghae kembali sendu, tidak bisa dipungkiri juga jika itu benar. Donghae menderita selama ini, berpura-pura tidak mengenal mereka padahal sudah sangat dekat. Menjadi orang lain di depan Appa dan Noonanya sendiri.
            “dulu kita pernah menjadi kakak adik yang baik bukan??”
Benar. Itu juga benar. Dulu mereka saling menyayangi. Donghae sudah menganggap HeeJoon kakak kandungnya. Ia sudah menganggap Woori sebagai orang yang baik, namun.. karena kenyataan itu ia memiliki kebencian yang dalam. Rasa sakit dan kecewa yang begitu besar.
            “apa aku bisa mempercayaimu sekarang hyung?” tanyanya “apa kau bisa berjanji tidak akan melakukannya lagi, hyung??” bagaimana pun juga, Donghae harus memanggilnya dengan sebutan ‘Hyung’.
HeeJoon mengangguk mantap.. “nde,.. aku tidak akan melakukan kesalahan lagi.. aku janji.. aku hanya tidak cukup berani kemarin, hingga tanpa sadar ternyata aku tak jauh beda dengan seorang pembunuh..” ungkapnya.
            “hyung.. kau tahu? Aku sangat senang saat Appa memberiku seorang kakak lagi.. aku berpikir jika hidupku akan sempurna saat Appa membawa eomma baru dan hyung..”
            “yaaa… apa kau akan membahas ini terus, bukankah kita sudah sama-sama dewasa kini..”
            “hah, baiklah… jadi.. ini rekonsiliasi??” HeeJoon mengangguk “jika begitu, kau harus mewujudkan satu keinginanku..”
            “mwo?”
            “aku tidak bisa lagi menjadi asisten manager The Hero..”
Heejoon membulat mata, lalu… ia menunggu lagi.
            “jadi.. aku akan menjadi saingan The Hero..”
            “yaa… apa maksudmu?”
            “Shi Yoon hyung mungkin sudah mengatakannya.. aku.. akan menjadi artis di agency ini.. dan JANGAN TERTAWA!” seru Donghae sebelum Heejoon menertawakannya “aku tidak sendiri, aku punya teman.. dan kau harus mengatakan IYA, jika tidak.. rekonsiliasi kita batal..”
            “aiigooo… kau mengancamku? Atau kau mau menggunakan kekuatanmu lalu melemparku dengan sesuatu di sini?” sindirnya “aaihh, baiklah.. aku ijinkan, tapi awas! Jika Little Star dicibir karena artis barunya.. kau harus ku depak dari agency ini..”
Donghae tersenyum “lakukan saja jika kau bisa hyung, akan ku adukan ke Appa..”
            “mwo?? Kau masih mengancamku??”
            “ani.. itu peringatan…”
            “aiiggooo… anak ini…”
::
::
::
::
Malam itu saat tubuhnya terasa lelah, Aerin berniat menghampiri dongsaeng kesayangannya. Tapi, yang terjadi malah lelah itu bertambah waktu matanya memandang kamar biru itu.
            “YAAKK apa yang kalian lakukan?”
Tak pelak ia memandang kamar yang begitu berantakan. “maldo andwae…”
Donghae hanya nyengir “Noona, kau sudah pulang?”
            “jelaskan padaku Aiden, kenapa kamarmu seperti ini?”
Donghae menunjuk ke arah Eunhyuk “aku meminjamkan baju padanya, karena dari tadi tidak ada yang cocok maka ku keluarkan semua pakaian yang ada..”
            “Yyaaiisshh!! Kau ingat! Tidak ada Ajjuhma yang membantu kita saat ini, jadi bereskan sendiri kamarmu jangan menyuruhku!”
Ya. Aerin ingat beberapa hari ini dialah yang membersihkan rumah termasuk kamar Donghae.
            “ishh… nde..”
Daniel Lee mendengar pernyataan itu, hanya tertawa tanpa tertanggu. Semenjak Aiden kembali, suasana rumah menjadi satu hal yang selalu di rindukan setiap harinya. Bahkan tak jarang ia mengorbankan pekerjaan di luar demi bisa pulang ke rumah.
            “Appaaaaa……” langkahnya terhenti saat satu teriakan panjang menggema.
            “wae??”
            “Aiden membawa temannya kemari..”
            “nde??”
            “Appa, kau tidak tahu apa yang mereka lakukan di kamar? Seperti yeoja saja.. mengobrak-abrik isi almari..”
Daniel kembali tertawa geli “Aerin.. biarkan dongsaengmu melakukan apa yang dia suka.”
            “Appa membelanya??”
            “aniyo..”
            “jinnjjjjaaa??” seru seorang yang lain –HeeJoon- yang baru saja menampakkan diri “Appa selalu membelanya sejak ia pulang, Yaaaaaaaa….. apa sekarang hanya Aiden yang Appa pikirkan??”
            “nde,.” Aerin setuju. Kini keduanya menghadap Daniel sambil berkacak pinggang.
            “Yaaa… waegurrae??”
            “Appa tidak adil..” celutuk HeeJoon
            “Appa, kami juga anakmu..” tegas Aerin
            “APPA!! Mereka sudah menghabiskan banyak waktu bersama Appa…” seru satu suara lagi – Aiden- dari ujung tangga “Hyung, Noona.. sekarang giliranku.. ingat, na… maknae imnida..” ujarnya lucu.
            “YAK!! Tidak bisa!”
            “nde, kau tidak boleh serakah!”
            “APPA!!”
Aarrgh! Pusing! Daniel pusing sekarang. Bagaimana bisa ketiga anaknya yang sudah tidak lagi remaja bertengkar seperti balita??
Ia memilih meninggalkan mereka dan membiarkan mereka saling melempar kata..
            “MWO?? APPA… odieyo??”
Daniel hanya mengangkat tangan. Masuk kamarnya.
            “APPAAAAA!!” seru ketiganya bersama.
::
::
::
::
Jika terdengar suara teriakan dan pertengkaran bahagia di rumah itu, lain lagi di suatu tempat dimana Ha Myung Jung berada.
Teriakan dan lengkingan kemalangan lah yang terdengar. Namja tua itu terus berteriak atas keadilan yang di terimanya. Bahkan suara itu sudah mirip dengan lolongan miris.
Di sel sebelah, Song Ji Do semakin menderita. Ia mengumpat tanpa henti.
            “yeoja itu yang harusnya di pejara bukan aku, aku tidak tahu apa-apa.. aku hanya di suruh.. yeoja itu.. Kim Woori yang harus di hukum, bukan aku.. bukan aku..” rancaunya “aku bahkan mengorbankan putraku, tidak bisa.. dia harus mati..” ada dendam yang masih di simpannya “lihat saja nanti bagaimana aku membalas kalian semua.. Daniel Lee.. Kim Woori.. dan juga kau Aiden.. akan ku balas kalian semua.. nanti.. AKAN KU BALAS!!”
::
::
Degh!
Hiks!
            “mianhae.. jeongmal mianhae HeeJoon-ah..” Woori terisak mengingat putranya “mianhae.. Aerin-ah.. yeobo..” apa sekarang ia menyesal?
Bukan pada mereka saja ia harus meminta maaf, harusnya ia ingat pada Lee Hyo In, sahabat yang ia bunuh dengan tangannya sendiri. Sampai membuat putra Hyo In menderita sekian lama.
Jika kejahatan Woori berakhir di hukuman ini, mungkin tidak bagi Ha Myung Jung dan Song Ji Do. Mereka benar-benar sudah gila jika tidak sadar akan kesalahannya selama ini.
Itu juga yang menjadi kecemasan Daniel..
            “Yong Gun ssi.. bagaimana?” di ruangannya malam itu, ia meminta Ki Yong Gun menemuinya.
            “Tuan… BigMoon sudah mendapat ganjarannya, beberapa artis dari agency itu kini beralih pada LittleStar.. Moon Cae Woon menyatakan diri menyesal karena mengikuti kemauan Ha Myung Jung, dan.. lelaki itu sudah berada di dalam tempatnya.. sama seperti Song Ji Do.. untuk saat ini, semua baik-baik saja..”
            “apa maksudnya?”
            “Tuan, kita tidak bisa terus menghindar.. jika mereka menyadari kesalahan itu adalah berita baik.. jika tidak maka kita harus menghadapi kebencian itu..  sekarang, jangan pikirkan lagi hal itu.. yang harus kita pikir bagaimana Little Star..”
            “eoh, kau benar..”
            “anda sudah tahu jika Donghae.. eoh, mian.. Aiden bergabung?”
Daniel tertawa “kau bisa tetap memanggilnya begitu..”
            “kansamhamnida..”
            “nde, aku sudah tahu.. HeeJoon menceritakannya.. Aiden sudah menemuinya tadi.. aku senang jika dia masuk dalam bagian agency juga.. dan, terimakasih sudah membawa teman untuknya.. sepertinya Eunhyuk anak yang baik..”
Ha..ha..ha “tapi anda harus bersiap jika mereka sering membuat ulah..”
            “benarkah?”
            “nde, tapi.. bagaimanapun juga.. hanya anak itu yang bsia memahami Donghae..”
            “nde, aku percaya..”
::
::
::
::
Ssrrraakkk….
Tempat tidur Aerin bergerak.. lalu, dengan mata setengah terpejam ia melihat seseorang masuk kekamarnya dan menelusup di sampingnya.
            “eoh?? Waeyo??” lirihnya “kau sudah punya kamar sendiri Aiden-ah..” ternyata dia pelakunya.
            “Noona.. aku tidur di sini..”
            “Yaa… kita sudah sama-sama besar kan?”
            “bogoshipoyo Noona.. jebal.. aku merindukan pelukan eomma..”
Aahhh.. baiklah, Aerin mengalah kali ini.. ia juga sudah tidak berminat lagi bertengkar dengannya tengah malam.
            “arraseo.. tidurlah..” Aerin membenahi selimut hingga menutup hangat tubuh dongsaengnya.
Tanpa mereka tahu, Daniel mengintip dari luar pintu yang tadi belum tertutup rapat oleh Aiden. Begitu melihatnya ia bahagia.. sekian tahun ia mengira jika putranya meninggal, kini semua kesedihan itu terbayar penuh dengan suasana yang ada.
            “Hyo In.. lihat, anak-anak kita.. mereka bisa bersama lagi.. kau pasti senang bukan?” tanyanya pada hampa udara sebelum akhirnya ia juga memutuskan untuk kembali ke kamar.
::
::
::
::
-LittleStar Love Show!-
Setelah beberapa lama terlibat kasus, Little Star Agency yang kini kembali dengan konser penuh artis. And the big Show from this Love is..
The Hero..
Kyuhyun, Siwon dan Zoumi.. bahagia sekali mereka masih bisa berdiri di atas panggung. Keyakinan mereka akan LitteStar tidak sia-sia. Kesetiaan dan perjuangan mereka mendapatkan hasil.
Kini, di atas pangung itu mereka masih membuat para fans terkesan!
Dan untuk menambah kemenangan Agency.. untuk pertama kalinya..
….
aishiteru tte tsutaetakute
itsumo kokoni kaettekuruyo
kimi ni niau iro no
kirei na ribon wo kakete okuruyo
itoshii egaoni todoke gift
….
D&E…. GIFT..
….
Mata Daniel berbinar melihat putranya bersinar..
            “Appa, kau senang?” tanya Aerin.
            “nde, tentu saja.. semua anak Appa.. selalu membuat Appa senang..”
            “mwo? Jeongmal? Appa akan menyuruhku juga naik ke atas panggung?? Eoh… siirreeooyoo!!” canda HeeJoon.
            “ani, kau cukup di belakang layar!!”
Ha..ha..ha..
::
::
::
::
            “jadi, siapa HERO sebenarnya?” Donghae sedang memulai pertengkaran malam itu saat mereka berkumpul merayakan kemenangan.
            “Yaa.. kau pikir siapa??” tanggap Kyuhyun “kau mau menjadi Hero?? Eooh.. maldo andwae!! The Hero tetap kami!!”
            “MWO?? APPA!!”
            “YA, KAU MENGADU LAGI??”
            “KAU MENYEBALKAN HYUNG!”
            “KAU LEBIH MENYEBALKAN HAE!!”
            “KYU HYUNG!!”
            “YAAKK!!”
Akhirnya suara teriakan itu terjadi juga. Mereka yang mendengarkan menikmati pertengkaran dua makhluk aneh itu. Setidaknya Aerin paling bahagia saat ini, karena bukan hanya namjachingu yang ada bersamanya tapi juga namdongsaeng yang sudah lama ia rindukan.
            “pergi saja kau ke negaramu Hyung, kau tidak merindukan Appamu??” usir Donghae lucu.
Im Young Na tertawa. Bagaimana bisa anak itu mengusir orang dengan cara seperti itu.
            “Yaa… tenang saja, besok aku akan pergi.. tapi minggu depan, kau akan menerima pembalasanku..”
Hahaha.. Kyuhyun dan Siwon memang berencana mengambil libur untuk menemui ayah mereka. Itu artinya Zoumi juga ikut.
Senang. Ya.. semoga saja ini menjadi endinya..
Jika tidak terdengar..
::
“YAAKK!! KALIAN SEMUA AKAN MENERIMA BALASAN DARIKU!!” teriak lelaki tua di dalam sel..
-Ha Myung Jung-
::
::
::
::
_The End_

Dear chingu, mian kalau updatenya luaaama… bagi yang sudah menunggu dan bolak balik buka halaman ini..
Hehehe..
Tapi, sampai di sini aja ya untuk kisah yang ini..
Sampai berlanjut pada kisah di ff yang baru..