Kamis, 24 September 2015

Let Me Smile Again -Scene.1-



Sumary :
Saat aku memandang matanya di awal musim dingin lalu, aku turut membeku. Namun ketika tangannya menyentuh jemariku, cuaca tiba-tiba menjadi hangat. Sejak saat itu.. aku merasa sudah jatuh cinta padanya.. dialah cinta pertamaku.. dan tekadku kini ialah menemukannya lagi, aku yakin akan mengenalinya walau kami tak bertemu lagi sejak belasan tahun lalu..
####


Scene 01_
(Sky, SuperJuniorKRY, instrument )
Namja yang masih mengenakan seragam sekolahya itu merebahkan diri di atas lantai ruang tengah rumahnya. Rumah yang ia tinggali bersama Umma, Appa dan seorang Samchon . Di sisih kanan rumah itu terdapat kedai milik keluarganya yang menjual Jangjamyeon. Ia tak peduli betapa ramainya kedai dan sibuknya umma serta Appa melayani pelanggan apalagi di jam makan siang seperti ini. Tas punggung warna biru tua kesayangannya dijadikan alas kepala..
            “hah.. ottokhe??” keluhnya..
#-#
            “ANYEOOOOONGGG…..”
Sapaan yang diteriakan itu mengundang perhatian banyak orang, terutama pemilik kedai Jangjamyeon itu. Seorang lelaki muncul dan tersenyum saat tahu siapa yang berteriak, diikuti wanita setengah baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tak muda lagi.
            “Sungmin-ah.. kau datang? Kenapa tidak memberi tahu dulu?”
            “apakah kejutanku berhasil??” ucapnya. Sungmin mengambil duduk di meja belakang..
            “kau ini.. bagaimana keadaanmu? Kau makan dengan baik? pekerjaanmu??”
Sungmin tersenyum mendengar pertanyaan bertubi dari namja itu “aiissh.. Appa tidak perlu cemas, aku selalu bekerja dengan baik..” mereka tertawa bersama “ah, Donghae masih di sekolah?” Sungmin melihat kesekeliling mencari namdongsaeng kesayangannya.
            “baru saja pulang, kurasa masih di dalam..” tutur wanita setengah baya itu. dia adalah Nyonya Lee, Umma mereka.. “masuklah, kurasa dongsaengmu akan terkejut melihat hyungnya pulang..”
            “bukankah harusnya hari ini pengumuman kelulusan??” tanya seorang pegawai kedai yang bertubuh tinggi dan berparas tampan. Jelas dia berasal dari China terlebih logat bicaranya sedikit aneh saat melafalkan beberapa kata.
            “OMO, kau benar Hankyung-ah..”
Ketiganya lalu berlari mencari Donghae yang ditemukan masih berbaring di lantai menatap langit-langit.
            “YAK!! apa yang kau lakukan? Katakan bagaimana hasil ujianmu? Kau lulus?”
Donghae mengeluh lagi.. “isshh…” ia jelas tahu suara siapa itu. Donghae mencoba duduk dari posisi berbaringnya dengan malas lalu meletakkan kepalanya di atas meja sambil bergumam “Umma… ottokhe??”
            “waeyo? Apa kau.. kau tidak lulus?” namja yang adalah Appanya, duduk di depannya dengan cemas.. “palli.. katakan hasilnya..”
            “tentu saja aku lulus, aku ini termasuk murid cerdas..”
            “lalu kenapa kau begitu? Wajahmu..”
            “Umma.. aku mendapat beasiswa di Seoul..”
Sesaat mereka terdiam dengan jawaban Donghae namun setelah beberapa detik akhirnya mereka semua tertawa.. “jongmal?? Kau tidak bohong??”
            “aniyo….”
            “lalu.. wajah itu kenapa?”
            “Appa….” Donghae menatap Ayahnya “artinya aku harus pergi ke Seoul kan? Lalu Appa dan Umma bagaimana? Aku tidak bisa jauh dari kalian?? Yesung Samchon bahkan jarang di rumah..”
            “MWO?? hahaha….” Kali ini Sungmin yang tertawa, membuat Donghae berjengkit kaget…
            “HYUNG? Sejak kapan kau ada di sini??”
            “sudah sejak tadi, kau saja yang melamun…” di koyaknya kepala sang dongsaeng hingga ujung rambutnya berantakan “bagus kalau kau bisa ke Seoul, kau bisa tinggal denganku di sana.. kurasa Kyuhyun tak akan keberatan kalau aku mengajakmu..”
            “hah, benar kata Sungmin.. kau bisa tinggal bersama.. dan masalah kami tak perlu cemas, ada Hankyung yang membantu..”
            “lagi pula kau tak pernah membantu kami Hae..” tambah Nyonya Lee.
            “Umma….” Rengeknya.
            “dan lihat.. kau ini namja.. bagaimana bisa semanja itu eeooh??”
            “aiihhss.. arra!! Aku akan pergi.. tapi umma dan appa harus mengunjungiku setiap minggu..”
            “ya.. kau pikir Mokpo dan Seoul secepat kedipan mata?? Belajarlah mandiri.. Sungmin akan menjagamu di sana..”
Donghae menatap Sungmin memelas “hyung….”
            “lebih tepatnya mengawasimu Hae..” Sungmin memperingatkan.
#-#

Sungmin meletakkan koper Donghae di atas sebuah ranjang..
            “kau tidur di atas!” tunjuk Sungmin pada ranjang tingkat dua itu.
            “jadi hyung tinggal di tempat ini? ku kira di apartemen.. lalu ini tempat apa?” Donghae memandang seisi ruangan dengan heran.
            “sewa apartemen mahal.. lagi pula tempat ini tidak buruk juga, yang penting kita bisa menempatinya tanpa bayar sewa..” terang Sungmin “sebenarnya ini studio game milik Kyuhyun..” Donghae bisa paham itu, di pinggir ruangan terdapat banyak alat permaianan hampir mirip di game center saja. dua buah komputer di atas meja dan beberapa majalah game tersebar di sampingnya.
            “apa dia tidak marah aku ikut tinggal di sini?”
            “kau tenang saja, aku sudah mengatakan kalau kau akan tinggal bersamaku.. asal tidak mengacaukan tempatnya kita masih bisa aman tak akan di usir olehnya..” kata Sungmin seakan seperti sebuah ancaman bagi Donghae.
#-#
Namja jangkung itu duduk di sofa kecil berwarna hijau gelap sambil menghela napas panjangnya. Matanya terpejam erat dan sesekali tangannya memijat keningnya sendiri. Namun ia tercekat membuka mata kembali saat sebuah benda dingin menyentuh keningnya.
            “minumlah dulu..” rupanya Sungmin meletakkan sekaleng jus jeruk di sana.. “waegurrae??” sambil ia meneguk jus jeruk miliknya.
            “aku bertengkar lagi dengan Appa..”
            “Tuan Cho menyuruhmu mengurusi perusahaannya?? Itu kewajibanmu kan?” tebak Sungmin pada temannya, Cho Kyuhyun, putra pemilik Cho Group.
            “tapi aku tidak bisa, aku ingin menyanyi atau pencipta game saja.. aaahh.. aku berdoa Ahra noona bisa melakukannya..” harap Kyuhyun “eooh, kau bilang dongsaengmu sudah datang..” tanyanya kemudian.
            “Donghae?? ah.. itu dia..” Sungmin menunjuk seorang namja yang baru saja keluar dari kamar mandi. Setelan kaos warna putih dan celana selutut menampilkan kesederhanaannya namun tak menutupi ketampanan wajahnya.
Kyuhyun terdiam melihatnya “dia sangat tampan..”  bisiknya.. ‘sepertinya aku pernah melihatnya..??’ tanyanya dalam hati.
            “Hae-ya.. kenalkan ini Kyuhyun..” Donghae yang merasa dipanggil pun mendekat dan memberikan hormat pada Kyuhyun membuat namja itu kembali pada kesadarannya.
            “Anyeong Kyuhyun hyung… Lee Donghae imnida..” kenalnya.
            “Sungmin banyak bercerita tentangmu..” ujarnya “kau bisa tinggal di sini semaumu..” sambutnya.
Krrrrkkkrrrkk….
Sungmin menutup muka. Donghae nyengir menahan malu. Kyuhyun hanya tertawa..
            “kau lapar??” tanya Kyuhyun setelah mendengar bunyi suara perut Donghae. Donghae mengangguk lucu sambil mengerucutkan bibirnya dan Kyuhyun semakin dibuatnya geli “arraseo, kita makan..”
            “persediaan makanan sedang habis..” kata Sungmin, artinya ia tak bisa membuat masakan tanpa bahan-bahannya.
Kyuhyun mengerti “gurrae.. kita makan di luar saja, aku sedang ingin makan kimci.. setelah itu kutemani kau belanja untuk bahan memasak besok..”
Donghae berlonjak gembira “Kajja hyung.. aku sudah kelaparan!!” serunya tanpa malu lagi.
#-#
( Your Eyes, SuperJunior )
Kyuhyun masih memperhatikan Donghae dari tadi. Ia merasa ada yang aneh dengan perasaannya sendiri.. ia memperhatikan waktu ia makan, bersikap manja pada Sungmin.. sampai semua hal..
            “ottokhe??”
            “mashitttaaaa….”
            “arra.. habiskan ini..” Sungmin menyodorkan potongan daging di piring Donghae..
            “kau menyukainya?” Kyuhyun mendapat anggukan sebagai jawaban.
Mereka menikmati acara makan bersama itu untuk pertama kali dan selanjutnya hal seperti ini akan sering terjadi mulai sekarang.. setelah tiga puluh menit berlalu, sesuai janjinya Kyuhyun menemani Sungmin belanja bahan makanan di supermarket 400 meter dari tempat mereka makan tadi.
#-#
Lee Sang Hyeon, namja paruh baya itu menutup pintu kedai dan segera masuk ke dalam rumahnya. Ia mendapati isterinya tengah memarahi seseorang di ujung ponselnya. Senyum tenang terlihat di bibirnya membuat wajah tampan waktu mudanya kembali terlihat. mungkin itu yang membuat Lee Eun Jae mau menerima dirinya. Kebahagiaan muncul ketika mereka memiliki putra yang sangat dimanjakannya selama ini.
            “Yak, kau itu sudah besar Hae-ya…” suaranya “jangan membuat Sungmin repot, lakukan semua sendiri.. dan ingat, Appa dan Umma tidak akan mengunjungimu dalam minggu ini..”
            “waeee??” rengek Donghae terdengar..
            “Umma sudah katakan, kau bukan anak kecil lagi.. kau sudah bukan murid TK.. aaiisshh anak ini..” keluhnya “sudah!! Umma ada pekerjaan.. jaga dirimu baik-baik..”
Pip…..pip.pip……..
Ponsel itu dimatikannya paksa secara sepihak.
Brrrraakkgh.!!
Sang Hyeon dan Eun Jae menoleh ke arah suara.. pintu rumah mereka ada yang membuka keras.
            “Yesung-ah.. jangan bertingkah seperti Donghae..” Eun Jae mengomel pada namdongsaengnya yang baru pulang kerja.
Yesung mendesah “ahh.. mianhae noona..” namja yang menjadi seorang pengacara itu sepertinya sedang lelah. Buktinya ia duduk menghadap meja makan yang masih kosong dan meletakkan kepalanya di sana dengan lunglai. Sang Hyeon mendekat di sisi lain, menyelidik..
            “ada masalah?”
            “ini kasus terakhir yang harus kuhadapi hyung..”
            “mworago?? kau.. kau dipecat??”
            “aniyo….” Yesung mengangkat kepalanya “aku mendapat tawaran kerja tim sebagai pengacara publik di Seoul, mereka bilang aku cukup kompeten untuk bergabung dengan tim yang lebih khusus..”
            “SEOUL??” ulang Eun Jae “jadi kau juga akan ke sana??” Yesung mengangguk. Eun Jae mengikuti jejak Sang Hyeon “kalau begitu kau bisa membantuku mengawasi Donghae?”
            “Nooonnnaaa…. Donghae bukan anak kecil, kau terlalu memanjakan dia sampai-sampai kelakuannya saja masih kekanakan.. jangan berlebihan!!” berontak Yesung. Padahal baru saja Eun Jae memarahi Donghae agar tidak kekanakan tapi ia sendiri yang memperlakukannya seperti anak kecil.
            “lalu aku harus bagaimana?? Hanya dia putraku yang bisa ku miliki..”
            “aaiisshh…” Yesung mengacak rambutnya “percayalah padaku!!” lanjutnya seakan tahu arah pembicaraan Eun Jae.
#-#

( Dream Boy, CNBLUE )
Seoul_
Namja berkacamata itu menghampiri namja lain yang nampak sebaya dengannya. Namja yang sedang menebar pesona tampannya walaupun ia tak sengaja melakukan itu. Yeoja-yeoja tertarik padanya tanpa instruksi seakan terhipnotis.
Senyum tipis tersungging indah saat tangannya menyodorkan kertas kontrak kerja pada namja tampan itu.
            “ige mwoya?” begitu datarnya saat melirik kertas di depannya.
            “mereka menawarkan kontrak program baru yang akan tayang bulan depan..”
Dia membaca “reality show? Apa mereka tahu aku dengan Kibum?”
Namja kacamata itu berpikir “sepertinya begitu, lagipula kau dan dia adalah actor yang diperhitungkan.. menurut mereka acara itu akan sukses dan mendapat ratting yang tinggi.. kau tau artinya, bukan cuma masalah honor tapi juga kepopuleran..” ujarnya yang adalah manager itu.
            “hah.. kau tahu kan bagaimana hubunganku dengan Kibum?”
            “lebih dari tahu.. tapi kau tidak bisa kalah dari Kyuhyun kan? Apa kau akan menyerahkan kontrak ini padanya?”
            “mworago?”
            “Kyuhyun di urutan kedua kalau kau menolak tawaran mereka..”
Siwon mengoyak rambutnya “aiissshh.. Kibum sudah tahu?”
            “sudah menandatangani kontrak..”
            “benarkah?” kaget Siwon “anak itu tidak tanya aku dulu??” kesalnya “arraseo, aku terima tapi karena aku tak ingin Kyuhyun yang mendapatkan kontrak itu bukan karena Kibum..”
Siwon nampak sebal. Kibum adalah namjacingu yang dijodohkan orangtuanya. Dengan terpaksa ia menerima itu karena tak ingin melihat kemarahan Ummanya.
#-#

Aninde naneun aninde juhngmal iguhn mari andweneunde
Pabeul muhguhdo jami deul ddaedo michyuhnneunji geudaeman boyuhyo
Uhnjena nareul jongil namaneul motsalgehae miwuhnneunde
Uhttuhke naega uhttuhke geudael saranghage dwaenneunji isanghajyo
Nae maeumeun geudaereul deudjyo muhribootuh balkkeutkkaji
Chingoodeul nareul nollyuhdo nae gaseumeun modoo geudaeman deullyuhyo
Hanadoolset geudaega wootjyo soomi muhjeul guhtman gatjyo
Geudae misoreul damasuh maeil sarangiran yorihajyo yuhngwuhnhi
I love you Love you Love you Love you Love you Love you yeah
( Listen to You, Kyuhyun ) …
Suara kas Kyuhyun dan jemari pianis Sungmin menghangatkan hati yang mendegarnya.
Prok…prok..prok..
Donghae memberikan tepuk tangannya yang meriah..
            “kau menyanyi sangat bagus hyung….” Pujinya
Keduanya menoleh “eoh, kau sudah pulang Hae?” tanya Sungmin dibalas anggukan Donghae yang langsung duduk setengah berbaring di sofa. “kau sudah makan?” kali ini ia menggeleng “arra, ganti bajumu.. aku akan menyiapkan makan malam..” ujarnya.
            “ne, hyung..”
Donghae tak menunggu lama, ia hanya butuh lima menit untuk ganti baju dan sekarang duduk manis di depan meja makan. Supit yang dipegangnya di pukul-pukul ke piringnya yang masih kosong sambil berteriak..
            “PALLI HYUNG…!!”
Kyuhyun menikmati pemandangan itu “kau sudah sangat lapar??”
Donghae hanya mengangguk..
#-#

            “Palli hyung.. aku sudah sangat lapar..” Rengek Kibum saat matanya melihat Siwon berjalan ke arahnya di restoran langganannya. “kenapa kau baru datang?” tanyanya.
            “mian..” Siwon mengambil duduk di depan Kibum lalu memanggil pelayan. Keduanya memesan menu yang sama “kau tahu kan kalau jadwalku padat hari ini.. lagi pula kau yang memaksaku ke sini..”
Kibum sinis “kau tidak suka??”
            “ani.. hanya saja memang aku banyak pekerjaan jadi aku malas kemana-mana.. setelah ini aku hanya ingin tidur..”
Kibum menyeruput cappucino yang sudah dipesannya dulu “tetap saja lebih baik makan dulu sebelum tidur, kau tidak menjaga kesehatanmu dengan baik..”
            “aku bukan anak kecil Kibum-ah.. Ryeowook juga selalu mengingatkanku..”
            “arraseo…”
#-#

            “aku sudah katakan noona, aku tidak ingin pulang hari ini..” Kyuhyun membanting ponselnya ke sofa setelah ia mendapat panggilan dan Ahra, kakak perempuannya. Donghae yang sedang membaca buku pelajarannya sedikit terkejut karena hampir terkena lemparan itu..
            “ooommoo!!”
Kyuhyun menoleh “eooh, mian Hae-ya.. gwaencana?”
            “harusnya aku yang bertanya padamu hyung.. kau baik-baik saja? kenapa ponsel tidak bersalah itu kau banting? Sudah tidak sayang lagi padanya eooh??”
            “iisshh..” Kyuhyun mengoyak kepalanya sambil duduk di samping Donghae “Ahra noona menyuruhku pulang..” keluhnya “kau tahu Hae? bagaimana rasanya kalau apa yang kita inginkan tidak bisa kita raih?? Appa selalu menyuruhku untuk belajar mengenai perusahaan, menjadi seorang pemimpin.. tapi.. bagiku.. hidupku adalah menyanyi..”
            “kau bukannya sangat beruntung hyung? Kau bisa menjadi orang paling kaya..” polosnya
            “OMO!! Uang bukan segalanya Hae.. ada kalanya ia tak akan bisa menolongmu..”
Donghae memiringkan kepalanya memikirkan perkataan Kyuhyun.. “ah, aku tidak mengerti hyung..”
            “sudahlah.. kajja temani aku battle game..”
            “kajja!!”
#-#
Caffe..
Jemarinya lincah memainkan hitam putih itu..
When The Love Fall, Yiruma
Pengunjung caffe tampak menikmati lagu yang di mainkannya dengan apik. Beberapa orang menatapnya sayu seakan terbawa alunan piano itu hingga ia enggan beranjak dari duduknya. Tak terkecuali mereka yang duduk di ujung ruangan dekat jendela kaca yang terbuka lebar. Tiga orang berhadapan dengan satu meja dengan kue pesanan di atasnya beserta secangkir espresso, secangkir teh gingseng dan segelas milk shake.
            “aku sudah mengatakan pada mereka kalau kita menerima tawaran itu..”
            “Kau tidak bertanya padaku?”
            “aku yakin kau mau hyung, kecuali kau ingin Kyuhyun yang menggantikanmu..”
            “aku memang tidak ingin dia mengambil posisi itu Kibumie.. tapi bukan berarti kau seenaknya mengambil keputusan atasku. Itu adalah pekerjaan Ryeowook..” ia menoleh pada namja kacamata yang duduk di sampingnya.
Kibum tersenyum sinis “kau tidak bisa diatur olehnya hyung.. dia hanya manager.. kau yang punya keputusan..”
            “kau sendiri siapa??” datarnya “Ryewook sangat membantuku dan aku menghargainya, kau tidak bisa memperlakukan seorang manager semaumu Kibumie..”
            “apa maksud hyung ada hubungannya dengan Henry?? Si Moci itu?” Henry, manager Kibum. Usianya di bawah Kibum membuatnya tak bisa berkata apapun saat Kibum memarahinya. Ia tak bisa melawan orang yang lebih tua darinya dan juga karena ia baru saja datang ke Seoul. Tak memiliki banyak uang mengharuskannya menerima pekerjaan Kibum sampai ia sendiri mampu berdiri dengan kakinya.
            “aku tidak bermaksud. Hanya saja belajarlah menghargai orang.. mendengarkan orang.. kau tidak hidup untuk dirimu sendiri..”
            “tentu saja.. Reality Show itu juga bukan untuk diriku semata Siwon hyung..” Kibum selalu saja bisa mengelak perkataan yang ditujukan padanya.
Siwon kembali menyesap espresso pesanannya, ia berpikir itu dapat sedikit mengurangi rasa jengkelnya pada Kibum.
Permainan piano selesai..
Siwon mengalihkan pandangannya pada sang pemain yang berdiri dan sedang memberi hormat pada pengunjung caffe.
            “kansahamnida…” ucapnya sambil membungkukkan tubuh hampir 90 derajat. Kemudian ia menutup piano saat ada orang yang memanggilnya “Sungmin.. kemarilah..”. ia mengikuti seseorang itu.
Di sinilah ia -Sungmin- sekarang.. di ruang pemilik caffe..
            “waeyo hyung?”
Dia tersenyum “aku senang karena sejak kau memainkan piano itu pengunjung caffe ini bertambah..” ujarnya “gumapta Sungmin-ah..”
            “harusnya aku yang berterimakasih Leeteuk hyung..”
Kembali Leeteuk tersenyum lalu berdiri sambil mengambil sesuatu di dalam laci mejanya kemudian memberikannya pada Sungmin “ini yang harus kau terima saat ini..” Sungmin giliran tersenyum bahagia “gumapta hyung..” ia memberikan hormat pada Leeteuk, sang boss.
Sungmin segera keluar dari ruangan Leeteuk, bersamaan dengan pertengkaran Siwon dan Kibum. Sedikit Sungmin memberi perhatian pada mereka tapi akhirnya ia lewat begitu saja..
            “Cho Kyuhyun akan mengalahkanmu kalau kau bersikap seperti ini padaku hyung!” seru Kibum. Siwon berdiri menatap Kibum dengan mata jengkel. Sungmin yang tadinya hanya lewat berhenti saat mendengar nama Kyuhyun disebut. Ia menoleh, menatap penuh tanya pada mereka. Kibum sendiri membalas tatapan Siwon dengan berani.. Mereka saling menatap…
( ♫ Hate You, Eru ft Yong Jun Hyun ♪ )
**tbc**

3 komentar:

  1. Wah masih bingung sih sama ceritanya,,, tapi ditunggu lanjutannya ^^

    BalasHapus
  2. hehe.. iya.. baru masuk part 1 belum kelihatan alurnya.. :)
    yg mau tahu alurnya, ya harus dibaca sampai lanjut n lanjut... hehehe...

    BalasHapus