Minggu, 06 April 2014

The-Liric



LIGHT SLEEP

My dear, nights with only a little light,
Cold nights that were thick with loneliness
There were many days when tears were swallowed
Because of the useless greed

Our love has started and I hold your hand
If we’re together, anything in the world
Can be overcome, I promise you

When our lives become difficult
When time passes
Even when the faraway scent is forgotten

I love you, I love you
I will be your scent

When our lives become difficult
When time passes
Even when our past starts to fade

I love you, I love you
I will be your memory

I will be your love


*Ost. Monstar*

Hope or Dream?



Di kehidupan mendatang.. aku ingin meminta pada Tuhan..

Di kehidupan mendatang.. aku penasaran dunia akan menjadi seperti apa?
Aku ingin meminta kepada Tuhan nanti..
Agar aku dilahirkan kembali untuk menjadi orang yang lebih beruntung dari ini..
Aku tak bisa menganggap hidupku yang sekarang adalah kemalangan..
Mungkin ini hanya perasaan iri belaka..

Di kehidupan mendatang.. aku penasaran seperti apakah wajahnya kalau ia juga kembali di lahirkan?
Apa ia masih memiliki mata polosnya.. ataukah ia masih memiliki tingkah kekanakannya?
Ah.. mungkin Tuhan akan membuatnya menjadi orang yang lebih baik lagi kurasa..
Dan aku.. aku ingin meminta pada Tuhan agar aku boleh menjadi bagian dalam hidupnya..

Di kehidupan mendatang.. aku ingin meminta pada Tuhan nanti..
Agar aku bisa menikmati setiap musim yang ada..
Aku ingin menyentuh dinginnya salju.. melihat kelopak bunga mekar.. daun-daun berguguran.. tetesan air hujan.. cerahnya matahari.. belaian angin.. pekatnya malam.. hangat senja.. sejuk sang fajar..

Di kehidupan mendatang.. aku ingin meminta pada Tuhan..

*PeriKecil*
 

Rabu, 02 April 2014

DESTINY LOVE -5-



=Part 5=
            “mianhae…” pinta namja berbaju polos dengan jaket tebalnya, ia tak sengaja menabrak Donghae yang tengah berjalan.
Sedikit menggerutu karena ia harus ditinggalkan Kibum sendiri dan berjalan kaki malam ini, ia menimpali “gwaenchana.. Ajussi..”
            “aigo, apa aku terlihat begitu tua?” tanyanya
            “eooh?” Donghae terkejut “hyung?”
Namja tadi tertawa melihat ekspresi Donghae “ne, panggil aku hyung.. Jung Yun Ho..” ia mengulurkan tangannya.
            “Choi Donghae imnida..” sambut Dongha dengan senyum lebarnya.
            “kau mau kemana? Bukankah sekolahmu sudah usai dari tadi?” tanya Yunho.
Donghae yang masih memakai blazer sekolahnya tersenyum “aku baru saja kerja part time hyung, sekarang aku akan pulang..”
            “baiklah, kalau begitu biar kuantar..”
            “mwo? aniyo..”
            “ayolah.. anggap saja sebagai permintaan maafku.. jangan menolak..” jujur Donghae ragu, ia baru saja mengenal Yunho tapi ia sudah menawarkan bantuan. Namun Donghae tidak melihat wajah lain dengan maksud jahat. “ne.. kajja..” akhirnya.

Yunho menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah.
            “jadi ini rumahmu?” Donghae mengangguk
            “kau tinggal dengan siapa?” tanyanya lagi
            “Noona dan Hyungku, orangtua kami sudah meninggal sejak lama..” jelas Donghae, ia tahu Yunho juga akan menanyakan orangtuanya nantinya.
            “mianhae..”
            “gwaenchana hyung.. ahh, kau mau masuk dulu?”
            “aniyo.. aku harus segera pergi..”
            “ne, gumapsemida hyung sudah mengantarku..” pamitnya “aiishh..” tangannya mencari sesuatu di dalam tas “aku lupa membawa kunciku..”
Yunho tersenyum mendengar gumaman Donghae, ini akan jadi momen menarik..
            “ah, hyung.. aku turun sekarang..” pamitnya untuk kesekian kali. Yunho hanya mengangguk kecil memperhatikan setiap gerak Donghae.
Namja itu masih melihat bagaimana Donghae masuk rumahnya..
Tok..tok..tok..tok.. dengan tempo cepat ia mengetuk pintu.
            “yak.. kau tidak bisa membedakan kepala dengan pintu?” seru seseorang yang membukakan pintu. Donghae meringis, ia tidak tahu kalau Siwon sudah berada di depannya.
            “kajja..”
            “yak, hyung.. lepas.. appo!!” Donghae merengek saat Siwon menjewer telinganya sambil masuk ke dalam rumah. Jelas ada pertengakaran di sana. Yunho masih menyaksikannya di luar jendela yang terbuka tanpa gorden.
            “ini balasannya karna kau menjewerku hyung!” ucap Donghae di atas punggung Siwon. Ia tidak ingin Siwon menurunkannya dari gendongan “bawa aku ke kamar hyung..” pintanya.
            “YAK.. KAU INI!!” protes Siwon tapi ia tak melawan juga, ia tetap menggendong Donghae dan membawanya ke kamar.
Perkelahian yang sering terjadi antara Siwon dan Donghae akan selalu berakhir dengan candaan mereka. Bahkan saat Sora datang, ia akan membiarkan kedua dongsaengnya bertengkar sampai mereka lelah dan berhenti sendiri.

            “Noona kelihatan lelah..” tanya Donghae
Sora mengangguk, ia memang lelah hari ini karena membantu Yuri menyiapkan pernikahannya dua hari lagi. ia lempar cardigannya ke samping, meletakkan kepalanya di bahu Donghae dan memejamkan mata.
            “setelah Yuri menikah semua ini akan berakhir..”
            “Noona, kau tidak ingin menyusul Yuri noona.. apa kau terlalu sibuk bekerja sampai tak memikirkan kebahagiaanmu sendiri?”
Sora mendongak “kenapa kau bertanya seperti itu?”
            “aku ingin noona bahagia.. impianku hanya melihat kau dan hyung bahagia..” ungkapnya.
            “lalu kau sendiri?” sahut Siwon
            “kebahagiaanku adalah saat kalian hidup bahagia..”
            “ani Hae..” Sora mengusap kepala dongsaengnya “kau harus punya kebahagiaan sendiri selain hal itu.. kau mengerti?”
            “noona dan hyung sudah banyak berkorban untukku.. sejak umma meninggal..” tunduknya lesu “hanya kalian..”
            “tentu saja karena kau dongsaeng kami.. sudah kewajiban kami untuk menjagamu.. arrachi..!” seru Siwon “kau tahu kami sangat menyayangimu?”
            “nado hyung..” Donghae mengerucutkan bibirnya lucu membuat Sora dan Siwon tertawa kecil. Selelah apapun mereka hari itu, hanya dengan melihat Donghae baik-baik saja sudah mengobati lelah mereka.
            “kajja kita makan.. aku sangat lapar” ajak Siwon kemudian.
………………………………………………………………………..

            “aaiisshh kau ini.. bagaimana bisa kau menyukai Yoona eeoh?” tanya Eunbi pada Eunhyuk, dongsaengnya.
            “yak, noona.. aku berhak suka pada siapa saja..”
            “tapi kenapa harus Yoona? Kau kan tahu kalau Yoona adik Yesung..” Eunbi geram.
            “noona, kau belum menikah dengannya jadi aku masih punya kesempatan untuk mendekati Yoona noona kan?”
            “Yak.. Eunhyuk-ah!! Kenapa kau tak pernah mau mengerti oohh?” teriaknya membuat Tn.Lee muncul di tengah mereka.
            “waeyo?”
            “Appa.. Hyuk menyukai Yoona.. lalu aku bagaimana?”
            “apa itu benar Hyuk?” Tn.Lee menatap putranya tenang, Eunhyuk mengangguk. “lalu menurutmu bagaimana dengan noonamu?” Eunhyuk terdiam. Di sisih lain ia tahu kalau dirinya salah, dia dan Eunbi tak mungkin menjalin hubungan dengan dua orang yang masih sedarah. Tapi perasaannya.. apakah salah??
            “aaiisshh..” Eunbi kesal, ia berjalan cepat meninggalkan Eunhyuk dan Appanya.
……………………………………………………………………..

            “Jihyun-ah.. palliwa!!” teriak Sungmin. Jihyun yang tergopoh segera masuk mobil Sungmin dan meringis kecil.
            “mianhae Oppa..”
            “isshh..” decak Sungmin lalu mengemudikan mobilnya sedikit cepat.

Eunhyuk makin sebal saat ia harus berpapasan dengan Donghae. ia menghentakkan kakinya kemudian berlalu begitu saja. Jihyun yang dari tadi mengekor langsung mengejarnya.
            “waeyo?”
            “jangan tanya.. aku sebal melihatnya..”
            “ada alasannya?”
            “tanpa alasan!”
            “Yak, kau ini.. kalau kau sebal karena perasaanmu pada Yoona unnie jangan bawa itu ke sekolah!” seru Jihyun “kau juga menyebalkan..” ujarnya sebelum ia meninggalkan Eunhyuk sendiri dalam tanda tanya.

            “sebenarnya ada apa antara kau dengannya?” desah Kibum sambil menekuk kedua tanganya, membuatnya sebagai sandaran kepalanya.
            “mollayo..” Donghae menggeleng, ia sendiri tidak tahu kenapa Eunhyuk begitu membencinya.
            “apa kau sadar Hae.. kalian semakin mirip saja..”
            “apa maksudmu..?” Donghae ikut membaringkan tubuhnya di samping Kibum di atas atap sekolahnya itu.
            “ya.. sikap kalian.. tingkah laku kalian.. kau tidak menyadari hal itu?”
            “huuff…” hela Donghae “Yak, Kibum-ah.. bagaimana hubunganmu dengan Sanghee?”
            “fine..”
            “mwo?”
            “aku sudah menyelesaikannya.. aku sudah melarangnya dekat-dekat dengan Minho..”
            “mworago?? Haha..” Donghae tertawa “kau bisa cemburu juga akhirnya..”
            “Yak, Aku ini manusia pabo..” balas Kibum.
…………………………………………………………

Yuri nampak gugup dengan gaun putihnya.
            “kau gugup?” tanya Sora
            “aku.. sebenarnya bahagia Sora-ya..” ungkapnya
            “tentu saja harus begitu, bukankah beberapa menit lagi kalian resmi menjadi pasangan?”
Yuri tersenyum.. “gumawo Ra-ya..” ucapnya pada Sora yang hari itu dimintanya untuk jadi pendampingnya. “dongsaenmu odie?”
            “sebentar lagi.. Siwon masih menjemput Hae di sekolahnya..”
            “dia boleh ijin?”
            “ne..” angguk Sora.
Benar saja, Siwon dan Donghae yang masih dengan seragamnya datang. Mereka duduk di deretan bangku bersama dengan Daewoo dan Taeji.
Acara pernikahan Yuri dengan Chulsoo yang tidak terlalu mewah itu berjalan sesuai harapan. Hanya ada yang menganggu pikiran Sora dari tadi. Namja yang menjadi pendamping Chulsoo yang kini duduk di sampingnya.
            “aku tidak menyangka kalau kau teman dari calon isteri Chulsoo hyung..”
            “ne..” singkat Sora
            “waeyo? Kau masih canggung denganku?”
            “a..ani..”
            “lalu?”
            “eeoohh..”
            “hmm.. ku harap kita bisa bertemu lagi nanti.. ada banyak hal yang ingin kubicarakan denganmu.. maukah kalau kita jalan-jalan bersama?”
Sora tercekat. Apa itu artinya ajakan untuk kencan?
            “ne..” Sora lebih terkejut lagi saat ia mengiyakan ajakan itu.
Namja itu tertawa kecil “kau tidak berubah rupanya..”
Sora hanya tersenyum. Ia tidak bisa banyak bertingkah saat ada dia –Yesung- namja yang pernah menjadi teman dekatnya dulu. Kalau bukan karena Yesung pindah mungkin mereka bisa menjadi sahabat dekat.
Tak jauh dari mereka, Siwon dan Donghae sudah menahan tawanya. Pasalnya baru kali ini mereka melihat Sora bersama dengan seorang namja selain mereka berdua tentunya.
            “kau kenal namja itu hyung?”
            “ne, tak kusangka kalau Yesung ssi pemilik JYK chanel adalah teman lama noona..”
            “MWO??” seru Donghae, ia menatap Siwon meminta kepastian.
            “kau tidak percaya?”
            “jadi dia..dia..”
Siwon tertawa melihat wajah dongsaengnya yang terkejut, sama sepertinya beberapa menit yang lalu saat ia melihat Yesung.
………………………………………………………..

Yesung, namja itu mengingat dengan jelas wajah Sora siang tadi. Ia tersenyum sendiri.
            “kau semakin yeopo Sora-ya.. sifatmu tidak banyak berubah selain kau lebih dewasa dan tegar kini..” ungkapnya “aku makin tidak bisa melupakanmu..” di pandangnya foto Sora yang dengan diam-diam di ambilnya.
……………………………………………………….

            “Noona, kenapa tidak bilang kalau teman Noona itu pemilik JYK?”
            “Donghae-ya.. berhentilah bertanya..” Sora menyandarkan kepalanya di punggung sofa berwarna coklat.
            “apa kau senang?” giliran Siwon
            “apanya?”
            “aku senang kalau Noona akhirnya bisa dekat dengan seorang namja.. selain kami tentunya..” lanjutnya.
            “aaishh.. ada apa dengan kalian ini?” guman Sora, ia meninggalkan kedua dongsaengnya dengan sedikit kesal.
            “kami merestuinya noona!” teriak Donghae disambut tawa Siwon sebelum Sora menutup pintu kamarnya.
            “OMO!! Aku harus ke ChonDaeNeun.. Heechul Ajjussi pasti sudah menungguku..” ujar Donghae “hyung, aku pergi dulu ne..” pamitnya.
            “kau tidak ingin minta ijin dulu hari ini?” Siwon sedikit cemas.
            “animida.. lagipula ada komik baru yang harus ku susun..” jelasnya.
            “arra.. pergilah, nanti ku jemput..”
            “kau tidak ke Bi-Coffie hyung? Hari ini harusnya kau membantu Sungmin hyung kan?”
            “tentu saja sepulang dari sana aku akan menjemputmu Hae.. sudah, jangan membantah..”
            “arra..”

Heechul tengah berteriak saat Donghae datang. Ia melihat sepertinya Ajjussi itu tengah di buat repot lagi oleh Kyuhyun.
            “Bocah!! Aaiissh kau ini.. kenapa kau turunkan semua buku itu eeooh?”
            “aku ingin membacanya Appa..”
            “Kibum-ah, kenapa kau tidak melarangnya.. kau tidak lelah menatanya lagi?”
Kibum menggeleng “ani Ajjussi.. aku juga ingin membacanya..”
            “yak, bagaimana kalau ada pelanggan masuk?”
            “tenang saja Ajjussi.. mereka tidak akan kabur hanya gara-gara satu rak ini berantakan bukan?” jawab Kibum makin membuat Heechul geram.
            “Ajjussi..” panggil Donghae “biar ku urus mereka.. kembalilah ke depan..” lerainya. Heechul menurut, ia selalu percaya pada Donghae.
            “ne.. baiklah.. aku pusing melihata mereka..” ujarnya sambil berlalu.

Donghae membatu Kibum menata kembali buku-buku itu setelah beberapa menit membujuknya dan Kyuhyun untuk berhenti membaca di saat jam kerja.
            “oohh.. ada.. kau cari saja di rak sebelah sana, kalau kau butuh bantuan panggil saja mereka..” suara Heechul. Rupanya ada pembeli yang masuk ke dalam toko mereka.
Donghae dan Kibum tidak memperhatikannya, mereka masih asik dengan buku-buku di tangannya.
            “kau mencari buku apa hyung?” tegur Kyuhyun pada seorang namja yang baru saja datang.
            “aku mencari…” belum sempat ia bicara “YAK!! kau lagi?” teriaknya.
Donghae dan Kibum sama-sama terkejut. “Eunhyuk?”
            “aaiisshh menyebalkan sekali.. kenapa aku harus melihatmu di sini?”
            “aku dan Kibum bekerja di sini” terang Donghae.
            “hah.. aku tak jadi membeli buku..”
            “mana bisa begitu? Hanya karena kami bekerja di sini bukan berarti kau tidak mau membeli buku di sini..” seru Kibum.
Eunhyuk berdecak “hari yang menyebalkan..” gumannya. Ia tak ambil pusing, melangkahkan kakinya meninggalkan toko itu.
Donghae menatap Heechul dalam “mianhae Ajjussi..” sesalnya.
            “gwaenchana Hae.. dia bukan satu-satunya pembeli..” kata Heechul. Ia sangat memperhatikan Donghae dan Kibum selama ini. baginya mereka bukan sekedar pekerja tetapi sudah lebih dari itu. bahkan selama ini, Heechul sering turut campur masalah Kibum atau Donghae selagi ia bisa membantu mereka.

Kakinya menyepak pelan batu kecil di pinggir jalan dekat halte bus. Sesekali ia menengok ke arah kanan menunggu seseorang yang sudah berjanji akan menjemputnya malam ini. ia sudah membiarkan Kibum pulang sendiri dengan bus, haruskah hyungnya lupa untuk menjemputnya?
            “isshh..” gerutu seseorang di sampingnya.
            “eeoohh.. kau?” Donghae tidak percaya kalau ia bersama Eunhyuk sekarang “kau naik bus?”
            “waeyo? Bukan urusanmu!”
Donghae tak menyahut, ia memilih diam daripada ribut lagi dengan namja itu.
Deru mesin motor halus menggema jalanan sepi, berhenti tepat di depan Donghae.
            “kau lama hyung!” kesalnya “kau tidak tahu aku sudah hampir mati kedinginan di sini..”
Siwon tersenyum melihat dongsaengnya “mianhae.. ini..” ia memberikan jaketnya pada Donghae. tak menunggu lama Donghae menerimanya, Siwon sudah mengenakan lengan panjang dan lagi Siwon tidak alergi dengan udara dingin. Segera ia naik di boncengan Siwon,.
            “eeoohh.. Eunhyuk-ah.. aku pulang dulu ne.. mungkin sebentar lagi bus terakhir datang..” pamitnya. Siwon menoleh, ia baru menyadari ada orang lain selain mereka.
            “omo.. kau Eunhyuk?”
            “ne, Siwon hyung.. jadi kau hyungnya Donghae?”
            “kalian teman?” tanya Siwon tanpa menjawab pertanyaan Eunhyuk.
            “Eunhyuk teman sekelasku hyung.. kau mengenalnya?” sahut Donghae
            “Aigo, kenapa aku tidak tahu.. hm.. dia ini dongsaeng Eunbi Noona, pemilik Bi-Coffie..”
            “Mworago??”
            “ah, sudahlah.. kau menunggu Sungmin?”
            “ani.. aku.. oh itu dia..” sebuah mobil hitam berhenti tepat di samping mereka “Hyung..”
            “Hyuk.. kajja..”
Donghae memperhatikan namja yang baru saja turun dari mobil itu. ia kenal persis siapa dia.. “YunHo hyung?”
Namja itu menoleh “Donghae-ah?” jelas YunHo tidak terlalu terkejut karena ia sudah tahu kalau Eunhyuk dan Donghae adalah teman “aku menjemput tuan muda Eunhyuk..” jawabnya ringan. Donghae mengangguk, ia mengerti kini.
            “ah.. arra.. kalau begitu kami pulang dulu..” Donghae memandang Siwon “kajja hyung..” Siwon tak menolak, ia segera mengemudikan motornya sedikit lebih cepat.

            ‘semua serba kebetulan bukan? Tapi kebetulan yang indah kurasa..’ batin YunHo.
            “HYUNG!”
            “ah, ne..” dia tersadar kembali kalau ia harus segera membawa Eunhyuk pulang.