Sabtu, 14 Oktober 2017

House to Home [4]

Part 4

:

SAENGIL CHUKA HAMNIDA OPPAAAA....

:

:

BRAAKKKK!! Pintu terbuka lebar, seorang namja yang melakukan itu. Ia mendekat cepat ke arah Donghae yang masih terbaring disana.
“Kau, kenapa tidak memberitahuku keadaanmu?”
“Heechul hyung?”
“jangan panggil aku hyung tuan muda.. aku pengawalmu..”
“ani, kau hyungku!!”
“aaiisshh, terserah. Bagaimana keadaanmu? Gwaenchana? Ada yang sakit? Kau bisa menghubungiku kan?”
“gwaenchana hyung.. hanya anemia..”
“kalau begitu kita pulang sekarang, tuan Kim akan datang lusa jadi sebaiknya tuan muda pulang saja.”
“ANI! Aku tidak akan pulang.. aku akan pulang kalau appa sudah datang.. kau bisa membuat alasan kan?”
“aku mencemaskanmu tuan muda..”
“dan berhentilah memanggilku seperti itu, aku punya nama..” Donghae kesal dengan Heechul yang selalu memperlakukannya seperti itu.
“Dia benar Donghae..” Leeteuk sudah di dalam tiba-tiba “kau memang tuan muda, kau pantas mendapatkan penghormatan itu..”
“ani hyung.. aku bukan anak appa, aku bukan tuan muda.. aku hanya Donghae..”
“ne, tapi kau tetap harus dirumah kalau appamu pulang..” tambah Kangin.
“aaiisshh.. baiklah aku akan pulang.. sekarang juga..”
===========================

Satu-satunya orang yang menyayanginya di rumah ini adalah tuan Kim, appanya. Ia tidak pernah memaksa Donghae untuk menjadi penerus perusahaannya, tapi ia sangat protektif pada anak bungsunya ini. Ia memastikan semua kebutuhannya terpenuhi dan semua keinginannya terkabul. Donghae tengah menonton Finding Nemo di kamarnya, namja itu sudah menontonnya berulang kali tapi tidak ada bosan sedikitpun. Tapi rupanya kali ini ia tertidur sebelum film itu selesai.
Seseorang masuk kamarnya, menyelimutinya hingga tubuhnya terkubur sampai dagu. Mematikan DVD dan terakhir memberi kecupan di keningnya.
“mian Hae.. appa tidak bisa selalu menemanimu. Kau baik-baik saja kan?” tanya tuan Kim yang ternyata pulang lebih awal dari rencananya. Ia masih memandang Donghae dengan lekat. “kau sangat mirip ummamu Hae-ah.. manis.. dan polos..”
“eeuuhhgg… appa?” Donghae merasa terganggu dan membuka matanya. Ia mendapati sang appa sudah di duduk ditempatnya berbaring “kau sudah pulang? Bukankah harusnya masih besok?”
“ne, tapi appa sudah sangat merindukan anak bungsunya yang sangat manja ini..” tuan Kim menangkupkan kedua tangannya ke wajah Donghae.
Donghae segera memeluk appanya dengan erat. Rasa kantuknya hilang seketika. “nado, bogoshipoyo appa.. tapi kau keterlaluan..”
“YAK, kau mengatakan appamu keterlaluan?”
“aku bukan anak kecil appa.. aku sudah 19 tahun beberapa hari lalu..”
“eeoohh? Jinjja??”
“jangan bilang appa lupa..” Donghae menundukkan kepalanya.
“siapa bilang appa lupa? ini…” tuan kim menyerahkan sebuah kunci pada Donghae “hadiah untuk ulang tahun anak appa yang ke 19 tahun..”
“mobil??”
“ne…”
“sebenarnya aku tidak butuh ini appa, banyak orang yang bisa mengantarkan aku kemanapun aku mau.. aku hanya butuh appa.. hyungie.. dan halmonie..”
“arraseo…”
“guendwae.. gumawo appa, mungkin aku akan memerlukannya nanti..” Donghae menyimpan kunci itu.
……………………………………….........
Di ruang makan malam ini.. Tuan Kim dan ibunya beserta dengan ketiga putranya duduk menghadap meja itu. Jarang sekali pemandangan seperti ini kalau tuan kim tidak dirumah.
“Yesung.. Siwon.. bagaimana pekerjaan kalian?”
“lancar appa.. semua dapat kami lakukan dengan baik.. bukankah sebagai anak yang bertanggungjawab juga harus membantu keluarga ini? Bukan hanya menyusahkan saja..” ucap Yesung.
“bagus.. appa bangga pada kalian.. dan kau Hae? kuliahmu?”
“aku akan mengikuti kompetisi seni nasional, appa..”
“mwo? jinjja? Wahh.. appa beruntung punya anak seperti kalian..”
“Yesung dan Siwon memang cucu halmonie yang membanggakan..” sahut seorang yeoja tua disana.
“ibu.. cucumu bukan hanya mereka berdua, Donghae juga..” Donghae menundukkan kepalanya mendengar percakapan appa dan halmonienya.
“dia bukan anak kandungmu Kim, dia hanya anak dari pengawalmu yang berselingkuh dengan isterimu..”
“ibu.. jangan bilang itu..”
“wae? Ibu benar kan? Untuk apa kau selalu membela anak ini? Keberadaannya saja sudah mengingatkan kita pada penghianatan isterimu itu..”
“Yesung dan Siwon juga anak dari yoeja yang ibu sebut sebagai penghianat..” ujar tuan Kim “jadi jangan bedakan mereka, ibu sudah tahu kebenarannya sejak lama mengapa masih menganggap kebohongan itu sebagai kebenaran?”
“apa maksud appa?” Yesung menyahut mereka
“baiklah, sepertinya ini harus di akhiri,, appa pikir ini sudah selesai dari dulu tapi halmonie kalian belum menganggapnya selesai..” tuan Kim mengambil napas panjang. Donghae sedikit takut dengan apa yang akan dikatakan appanya.
“Donghae itu dongsaeng kandung kalian, anak appa dan umma.. appa sudah melakukan tes DNA waktu Donghae sakit 4 tahun yang lalu. Kebetulan Appa bertemu dengan dokter yang dulu membantu kelahiran Donghae. dia mengatakan kalau umma kalian sakit keras dan kondisinya sangat lemah waktu itu, umma kalian banyak pikiran. Saat itu tidak ada jalan lain, Donghae harus lahir prematur karena kandungan umma sudah tidak kuat lagi. appa menyesal tidak disana karena tuduhan yang selama ini kalian dengar..”
“umma berselingkuh dengan pengawal kepercayaannya?” tambah Siwon
“ne, saat umma membutuhkan appa tidak disana.. umma harus di operasi waktu itu.. setelah ia berhasil melahirkan Donghae, sepertinya umma sudah tidak bisa bertahan lagi.. umma kalian meninggal sebelum appa meminta maaf. Belakangan appa tahu kalau Donghae benar-benar anak kandung appa, pengawal kepercayaan itu bahkan tidak pernah menyentuh umma sedikitpun..”
Hiks..hiks… tiba-tiba terdengar suara isakan dari Donghae “jadi aku benar anak appa?”
“Ne Hae-ah..”
“lalu kalau kalian sudah tahu, kenapa halmonie membenciku?”
“ani Hae-ah.. halmonie hanya kesal dengan umma kalian, jadi ia melampiaskan itu padamu.. apalagi dulu kau dirawat oleh harabonie dan halmonie dari umma, jadi kami tidak bisa merawatmu yang waktu itu sangat lemah. Kau lahir prematur dan itu membuat mereka tidak memperbolehkan kami merawatmu.. karena mereka takut kami menyakitimu. Sampai usiamu 3 tahun, mereka meninggal dan kami membawamu kemari..”
“jadi, halmonie tidak membenciku?” Donghae beralih pada halmonienya.
“aku membencimu.. karena kau kami harus menanggung malu atas rumor itu, perusahaan hampir bangkrut karena beberapa klien tidak mau bekerjasama dengan kami.. kau menghancurkan kebahagiaan dan nama baik kami.. itu kenapa aku tidak ingin kau mendapatkan bagian di perusahaan ini..”
“aku tidak menginginkan semua itu.. aku hanya ingin kalian bisa menerimaku itu saja sudah cukup..”
“aku yang tidak menginginkanmu.. kau benar-benar membuatku harus menanggung kesalahanmu.. dengar Donghae, aku sangat membencimu.. dan jangan panggil aku halmonie..”
“IBU… jangan mengucapkan itu pada Donghae.. dia sama sekali tidak tahu apa-apa..” bela tuan Kim. Bagaimana bisa ibunya menyalahkan Donghae yang bahkan dia sendiri tidak tahu apa-apa, dia yang tidak tahu masalah ini.
Siwon dan Yesung semenjak tadi mereka diam mendengar percakapan itu. Antara bingung dan tidak ingin ikut campur urusan appa dan halmonienya.
“mianhamnida…” kata terakhir yang bisa diucapkap Donghae sebelum ia meninggalkan tempat itu.
“Donghae…” panggil tuan Kim. Namun ia tak menghiraukan. Hatinya terlanjur sakit dengan ucapan halmonie.
…………………………………………………………
Donghae tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan keadaan ini. Ia tidak pernah meminta untuk dilahirkan sebelumnya. Kalaupun ia harus lahir waktu itu kenapa Tuhan tidak memanggilnya saja agar ia bisa selalu dengan ummanya. Kenapa Tuhan memberinya kesempatan dalam keadaannya yang lemah.
“Hyung…..” ia butuh ketiga hyungnya di waktu seperti ini. Segera ia keluar dari bis yang mengantarnya ke tempat Leeteuk. Itu satu-satunya tujuan yang ada di pikirannya.
Donghae berlari dan berhambur ke pelukan Leeteuk yang tengah melayani tamu-nya di coffe café.
“Donghae? waeyo? Gwaenchana?” tanya Leeteuk yang setengah terkejut melihat adiknya sudah menangis di belakang punggungnya. Leeteuk memutar arah menghadap Donghae merangkulnya dan mengajaknya ke tempat yang lebih tenang. Ia mendudukkan Donghae di sofa putih miliknya masih sambil mengusap lembut punggung namja itu.
“ceritakan..”
“kebenaran… aku ini anak appa dan umma. Hanya rumor kalau umma itu berselingkuh.. tapi mereka tetap tidak menerimaku hyung. Mereka menganggap aku penyebab semua ini.. penyebab nama baik perusahaan dan keluarga hancur..” Leetek menarik Donghae dalam pelukannya erat, membiarkan namja itu tetap bercerita “aku tidap pernah minta untuk dilahirkan hyung.. kalau boleh memilih lebih baik aku tidak ada saja..” Donghae makin terisak di pelukan Leeteuk.
“jangan katakan itu Hae.. dengar, kau dongsaeng kami.. Tuhan mengutusmu untuk menjadi malaikat buatku, Kangin dan Shindong.. kau punya kami saeng..”
“saranghae hyung.. gajjima,,”
“ne, kami akan terus bersamamu.. kami akan menjagamu..” Leeteuk mengacak pucuk kelapa Donghae “uljjima…”
Donghae bukannya diam malah makin terisak di pelukan Leeteuk. Ia semakin membenamkan kepalanya di dada Leeteuk. Hingga beberapa menit kemudian, Leeteuk merasa Donghae sudah tenang. Di tengoknya dongsaengnya itu yang kini tertidur.. senyum Leeteuk terkembang..
“mwo? kau selalu cepat tertidur seperti ini? kau lelah Hae.. tidurlah..” Leeteuk membaringkan Donghae di sofa putih itu dan menyelimutinya dengan jaketnya.
…………………………………………………….
“Leeteuk ssi… dia bersamamu?”
“Ne, kau tidak perlu kuatir.. kami akan menjaganya” jawab Leeteuk
“aku cemas saat ia berlari tiba-tiba.. dan ini satu-satunya tempat yang membuatnya nyaman jadi aku yakin dia pasti ke sini.. paling tidak Tuan Kim akan tenang bila tahu Donghae aman..”
“apa maksudmu? Tentu dia akan aman disini..”
“perlu kau tahu, ada bahaya yang mengincar keluarga dan perusahaan Kim.. Donghae sama sekali tidak tahu dan tidak terlibat, tapi orang-orang licik itu bisa saja mencelakai Donghae sebagai senjata..” terang Heechul pengawal Donghae “untuk itu tolong jaga dia..” ia membungkuk 90 derajat di depan Leeteuk.
“tenang saja, aku dan dongsaengku akan selalu menjaga Donghae..”
“ne, aku percaya.. kansamhanmida.. kalau begitu aku titip tuan muda pada kalian..” pamit Heechul kemudian.
………………………………………………..
Kangin menggendong Donghae ke kamarnya dan membaringkan adiknya dengan pelan. Leeteuk menghubunginya tadi setelah Heechul menemuinya. Tidak ada yang lebih penting untuk saat ini kecuali adik mereka. Entahlah, apa yang membuat mereka begitu menyayangi namja manja itu sebagai maknae.
“hyung, bukankah dia tidur terlalu lama?”
“arra.. tapi aku tidak tega membangunkannya Kangin-ah.. kita biarkan dulu, mungkin sebentar lagi dia akan bangun..” ujar Leeteuk.
“umma… umma gajima…!!” Donghae tersentak dengan mimpinya membuatnya harus membuka mata dan terbangun. Kangin dan Leeteuk yang hampir keluar kamarnya juga terkejut dengan hal itu.
“waeyo saeng?” tanya Leeteuk.
“aku mimpi hyung…” jawab Donghae lemas.
“kau terlalu lama tidur.. irroena.. kita makan..” ajak Kangin.
“tidak ada yang mencariku hyung?” Donghae bertanya lain “mereka pasti tidak mencariku kan? Aku benar tidak diharapkan oleh mereka? Kenapa aku harus ada hyung?” manik matanya kembali berkaca.
“jangan berpikir aneh-aneh.. kau tahu kami sangat menyayangimu?”
“tapi aku bukan dongsaeng kandung kalian..”
“apa itu penting?” seru Kangin “aku dan Shindong juga bukan dongsaeng kandung Leeteuk hyung..  kita tinggal bersama disini, tidak akan ada yang mengubah kasih sayang kami padamu Hae.. kau akan tetap jadi maknae kami apapun yang terjadi.. arraeso??” suara Kangin sedikit meninggi.
Donghae mengagguk pelan “hyung… aku lapar, gendong aku ke bawah!!” serunya tiba-tiba dan bergelayut di punggung Kangin.
“Yak! Kau bukan anak kecil lagi..” dan selalu seperti ini kalau dia sedang manja. Mereka sudah tahu kebiasaannya.
“tidak peduli, pokoknya gendong aku kalau tidak aku tidak mau makan!” ia makin mengeratkan lingkaran tangannya pada Kangin yang akhirnya terpaksa menggendongnya ke luar kamar. Leeteuk tertawa kecil melihat adiknya seperti itu. Tidak ada kebahagiaan lain selain melihat senyum dan manja dari mereka. Selelah apapun ia akan hilang dalam sekejab bila ada mereka yang menghiasi harinya. Satu alasan lagi untuk tetap bertahan hidup yaitu karena mereka.


TBC