Sabtu, 16 September 2017

House to Home [3]

Part 3
“hyuuuuuunnggg…….” Donghae menghampiri Kangin dan memeluknya di tengah latihan taekwondo-nya. Sontak semua orang menatapnya tajam.
“lepaskan Hae.. kau mau kita jadi tontonan?”
“mwo?” pandangan Donghae berkeliling, ia baru sadar kalau hyungnya sedang latihan dan banyak teman-teman Kangin melihat hal itu “mianhae hyung…” ia membungkukkan badannya 90 derajat dan tawa riuh terdengar begitu saja.
“Donghae-ah.. sebaiknya kau tunggu kami disana.. bersama Kibum..” ujar Sungmin menghampiri.
“Kibum? Nugu hyung?”
“dongsaengku.. dia baru pindah kesini tadi pagi.. itu disana..” Sungmin menunjuk ujung ruangan itu.
“aaah, baiklah Sungmin hyung…” Donghae pasrah “Kangin hyung, kalahkan dia….” Bisik Donghae pada Kangin agak keras sehingga Sungmin masih mendengarnya.
“tidak semudah itu Hae..” sahut Sungmin
“ah, arra..arra…” ia meninggalkan mereka dan mendekati Kibum.
………………………………………………….
“namamu Kibum? Aku Donghae…” Donghae mengulurkan tanganya pada namja yang duduk di pojok ruangan itu.
“eeooh?” Kibum menatapnya heran.
“aigo.. kenapa kau diam saja?”
“ehm?”
“yak, jangan hanya eeoohh atau hem saja.. bicaralah sesuatu!!” Donghae menepuk bahu Kibum pelan “kau mau minum?” ditawarkannya sekaleng minuman pada Kibum.
“gumawo….” Katanya datar meraih kaleng itu dari tangan Donghae “darimana kau tahu namaku?”
“Sungmin hyung… dia menyuruhku kesini..” Donghae mengerucutkan bibirnya. Kibum terkikik dengan tingkahnya.
“waeyo? Kau tidak suka duduk disini?”
“ani, aku hanya bosan saja kalau disuruh menunggu tanpa melakukan apapun..” ujarnya “kau… itu apa?” Donghae melihat sesuatu di laptop Kibum.
“aku sedang membuat lagu.. kau mau dengar?” Kibum menawarkan earphonenya
“boleh..” seketika wajah namja itu ceria.
…………………………………………………..
“mwo.. ini hebat Kibum-ah.. kapan-kapan akan ku kenalakan kau pada Hyukjae dan Kyuhyun!!”
“nugu?”
“mereka sahabatku.. Kyuhyun suka sekali menyanyi.. Hyukjae suka dengan dance, kalau mendengar lagu ini pasti mereka akan memintanya darimu..”
“mwo?”
“iya, Kyuhyun akan memintanya untuk bisa menyanyikannya.. Hyukjae, dia akan segera mencari gerakan dance.. apalagi ini musim kompetisi seni musik.. eoh ya, kau… baru pindah kan? Bagaimana kalau kau masuk universitas yang sama dengan kami? Aku bisa membantumu bicara pada Sungmin hyung…” kata Donghae panjang lebar..
Kibum hanya tersenyum, namja yang baru dikenalnya ini cukup menarik perhatiannya “kau banyak sekali bicara, tidak bisakah satu-satu?”
“ah, mianhae.. aku terlalu senang punya teman baru..”
“DONGHAE…. kita pulang!!” teriak Kangin seketika.
“mwo? kenapa dia harus teriak sih? Aahh.. Kibumie.. kita ngobrol lagi lain kali. Aku pulang dulu.. Kangin hyung sudah seperti monster..!!” pamitnya pada Kibum.
========================

Pagi yang tak jauh berbeda dari biasanya, tapi pagi ini Leeteuk sudah bagun lebih cepat. Ia ingin hari ini benar-benar menjadi hari spesial buat dongsaeng kecilnya. Semua sudah siap, Shindong dan Kangin menatapnya penuh heran. Meja makan begitu spesial hari ini.
“Hyung.. kau.. masak semua ini?” tanya Shindong, bukan hanya berbinar lagi melihat masakan itu tapi sudah tak sabar menghabiskannya.
“ne, aku akan bangunkan Donghae dulu.. ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-19 bukan?”
“ne, arraseo hyung.. tapi ini tidak terlalu..??”
“ani Kangin-ah..” Leeteuk sudah melangkah ke kamar Donghae dengan semangatnya.
Namja yang dimaksudnya ternyata masih tenggelam mengubur diri dalam selimut tebalnya dengan hangat di dipelukan nemo. Deru napas teratur terdengar di diruangan itu. Perlahan, Leeteuk memperhatikan dongsaengnya dengan tenang. Donghae tidak berubah dari dulu, namja itu tetap manis dan polos kalau tidur. Tak mau menunggu lama ia singkapkan selimut Donghae dan digoyangnya pelan tubuh dang dongsaeng.
“Hae-ah.. bangun.. kau tidak kuliah?”
“eeuuhhgg.. hyung, aku bolos hari ini..” lirinya
“wae?? Kau tidak sakit kan?” tidak ada jawaban darinya, tapi ia merubah posisi hingga menghadap Leeteuk. Bisa dilihat diwajahnya kini.. sembab dan sepertinya.. ia menangis semalaman.
“waeyo saeng? Hari ini hari yang menyenangkan seharusnya.. palli, irroena..” di usapnya lembut kening Donghae.
“hyung… bisa antar aku ke makam umma?”
Deeggghh… inilah kekuatiran yang disembunyikan Leeteuk sebelumnya. Sejak Donghae bertengkar dengan Siwon kemarin, Leeteuk takut anak itu membenci ummanya.. umma yang melahirkannya dan meninggalkannya di hari kelahirannya juga..
“ne, nanti hyung temani.. sekarang bangun dan sarapan. Kau tahu, hyung membuat makanan spesial buatmu hari ini.. saengilchukae saeng..” Leeteuk mengecup kening Donghae.
“hyung, apa itu masih perlu? Aku aku boleh bahagia atas hari ini? Ini hari kematian umma juga kan?” tersirat kesedihan di wajah Donghae.
“ne, tentu saja! Kau harus bahagia.. bahagia karena ummamu membuatmu hadir di dunia ini, dan menjadi dongsaeng kami.. sekalipun ia pergi, setidaknya itulah perjuangan besar yang sudah dilakukannya.. harusnya kau bahagia dengan itu.. itu adalah hari perjuangan umma..”
Donghae terdiam, ia bangkit dan memeluk Leeteuk erat..
“kajja hyung.. aku lapar.. tidak usah mandi ne, dan.. gendong aku!!” kata Donghae manja.
“Yak!! Kenapa masih manja? Kau sudah besar Hae.. badanmu hampir sama dengan Kangin dan Shindong!” teriak Leeteuk.
“hyung.. kau berlebihan.. aku bahkan sangat kurus bukan?” ya, Leeteuk ingin mengatakan itu sebenarnya. Donghae memang terlihat kurus..
“arra..arra… kajja..!!” ia menyediakan punggungnya pada Donghae, dan namja ikan itu tak menunggu lama untuk di gendong hyungnya.
…………………………………………………………….

Donghae meletakkan setangkai bunga di makam ummanya. Kepalanya terus menunduk menahan air mata yang ingin jatuh. Leeteuk menemaninya kali ini, tidak sendiri tapi Kangin dan Shindong juga. Mereka sepakat menemani Donghae seharian penuh.. sebagai kado ulangtahunnya.
“aku tidak membenci umma karena melahirkanku.. karena aku punya tiga orang hyung yang hebat sekarang.. aku juga tidak menyalahkan umma jika yang dikatakan Siwon hyung benar, aku tidak peduli dengan itu umma.. karena aku tidak tahu apapun, yang aku tahu kalau umma pasti menyayangiku kan? Buktinya umma berkorban demi aku.. aku sayang umma sekalipun kita belum sekalipun bertemu..”
Ketiga hyungnya hanya bisa diam, sungguh.. Donghae adalah anak yang kuat dan hebat atau terlalu baik dan polos mungkin. Mereka tak habis pikir kenapa hyung dan halmonie-nya justru menyiakan keberadaan anak seperti dia. Bahkan appanya tidak pernah mau tahu soal Donghae sekalipun ia tak membencinya.
“ajjuma… aku akan menjaga Donghae.. tidak akan kubiarkan dia sakit lagi..” batin Leeteuk
“aku janji Hae.. akan selalu melindungimu..” Kangin dalam hati
“kau adalah dongsaengku, selamanya dan apapun itu..” Shindong berkata dalam diam.
Donghae berdiri dan mendekat pada hyungnya “kita pulang hyung..”
“ne Hae-ah..”
……………………………………………………
Mobil itu mulai menjauh kini. Leeteuk dan Kangin duduk di depan, Donghae dan Shindong di belakang. Donghae menyandarkan kepalanya pada bahu Shindong.
“hyung… aku pusing..”
“Hae.. jangan bergurau.. ini ulang tahunmu jadi kau tidak boleh sakit..” ujar Kangin di belakang kemudi. Shindong meletakkan punggung tangannya di kening Donghae mencoba mengecek suhu tubuhnya.
“Hae.. kau demam..”
“dingin hyung….” Donghae sudah memejamkan mata sekarang, bibirnya mulai pucat. Leeteuk tak berlama lagi, ia melepas jaketnya dan menyuruh Shindong menyelimuti Donghae.
“Kangin-ah.. langsung ke rumah sakit..” pintanya pada Kangin.
“mwo? aahh.. ne hyung…” Kangin mempercepat laju mobilnya. Shindong memeluk Donghae memberi kehangatan pada dongsaengnya yang kini sudah terlihat sangat lemas. Donghae drop dalam seketika. Ia tak bisa lagi merasakan apapun di sekitarnya.
………………………………………………..
Rumah sakit..
Kangin mengangkat tubuh Donghae yang entah tidur atau pingsan itu.. mereka segera masuk dan mencari dokter..
……………………………………………….
Kamar rawat..
Infuse sudah melekat di tangan kirinya. Matanya masih saja tertutup sejak dalam perjalanan tadi. Leeteuk, Shindong dan Kangin tak beranjak sedikitpun dari ruangan itu. Dilihatnya dongsaengnya yang kini terbaring dengan lemah di ranjang itu.
“Hae…” panggil Leeteuk ketika jermari Donghae mulai bergerak. Ia membuka matanya perlahan dan merasa asing dengan tempat itu.
“ini dimana hyung?”
“di rumah sakit.. gwaenchana? Kau merasa ada yang sakit?” tanya Kangin
“ani.. tapi aku pusing hyung…”
“ne, arraseo.. kalau begitu istirahatlah.. kami disini..” Shindong mengusap pelan kening dongsengnya. Dan Donghae menggenggam tangan Leeteuk erat kemudian ia memejamkan mata lagi, tidur..
“tadi apa kata uisa hyung?” tanya Shindong pada Leeteuk setelah Donghae tertidur pulas.
“anemianya kambuh.. tapi sebenarnya fisik Donghae baik-baik saja. Uisa bilang, ia banyak pikiran.. dan satu lagi yang sedikit membuatku bingung..”
“apa?” Kangin penasaran
“uisa yang memeriksanya adalah dokter pribadi keluarga Kim, ia mengatakan Donghae akan sering seperti ini karena dia lahir prematur..”
“prematur?”
==================================

Kyuhyun dan Hyukjae datang menjenguk Donghae sore itu.
“Hyuk.. kau bawa makanan? Aku lapar dan aku tidak suka makan rumah sakit..”
“tentu saja, ini.. aku membawakanmu soup..” Hyukjae memberinya semangkuk soup.
“Hae, kau harus segera sembuh.. kau tahu rasanya sepi kalau kau tidak ada!” ujar Kyuhyun.
“aku tidak sakit kalian tahu? Hyungku saja yang berlebihan membawaku kemari..”
“YAK!! Apa kau bilang?” Kangin tiba-tiba masuk “seperti itu bilang tidak sakit? Usia bahkan mengatakan kalau kau sangat drop..!!”
“aaiisshh.. appo hyung..” teriak Donghae mendapat pukulan kecil di kepalanya.
“nah, kau bilang appo kan?” Kangin tersenyum senang.
“aaiishh!!” Donghae mengerucutkan mulutnya “Sungmin hyung.. Kibum? Kalian datang?” ia mengalihkan pandanganya pada dua orang di belakang Kangin.
“ne Hae, tadi Kangin bilang kau sakit jadi kami kesini menjengukmu..”
“gumawo hyung… aahh, Kibum.. kenalkan ini Kyuhyun dan Hyukjae yang waktu itu kubilang!!”
“Kyuhyun imnida..”
“Hyukjae imnida..”
“eeoohh.. Kibum imnida.. senang bertemu dengan kalian..” Kibum tersenyum pada keduanya.
Setelah acara perkenalan itu, kamar Donghae menjadi sangat ramai oleh celotehan Donghae, Kyuhyun dan Hyukjae. Kangin dan Sungmin sudah biasa melihat pertengkaran kecil diantara mereka. Tapi rupanya hal itu baru bagi Kibum, ia semakin tertarik untuk menjadi bagian dari persahabatan mereka.
TBC