Jumat, 14 Oktober 2016

Am I Prince Hours [5]



Prince #5
::
::
Lee Donghae.. mianhae.. jeongmal mianhae.. hyung.. pergi nde.. kau hiduplah dengan bahagia..
::
          “GGAJIIMMA!!”
Hossh..
Hss…
Hiks..
Hiks..
          “Hae, waeyo?”
Kyuhyun terkejut mendengar teriakan Donghae saat bangun pagi itu..
Donghae menatap sendu Kyuhyun dan rasanya matanya memanas..
          “hey, kau kenapa?” kembali ia bertanya sambil mendekat dan mengusap pipi Donghae “katakan padaku hyung.. kau bermimpi buruk? Kau mimpi apa?” ia masih terus mencari tahu.
          “Kyu…” rengeknya “aku merasa akan kehilangan seseorang.. aku tidak tahu.. tapi.. aku.. aku tidak mau Kyu.. hiks..”
Kyuhyun sedikit terkejut dengan pernyataan itu namun ia segera menenangkan Donghae “kau bermimpi?”
Donghae mengangguk.
          “itu hanya mimpi, jangan dipikirkan.. sudahlah..”
          “Kyu…”
          “hmmm??”
          “kau.. tidak akan pernah meninggalanku kan? Aku.. takut Kyu..”
Kyuhyun tertawa “apakah ada alasan aku harus meninggalkanmu? Tidak Hae.. aku akan selalu bersamamu..”
          “arra..” paraunya.
Hah! Tentu saja tidak! Kyuhyun tidak akan melakukan itu.. dia sudah menyayangi Donghae,mana mungkin dia pergi meninggalkannya. Tidak akan pernah!
          “sudah, mandilah.. aku sudah mandi.. setelah itu kita sarapan.. aku sudah lapar..”
Donghae menurut saja. Ia menghapus jejak tangisnya kasar lalu segera berlari ke kamar mandi.
::
::
::
::
          “jika kau tetap tidak memakannya, aku akan membuka paksa mulutmu..” ancam Kyuhyun. Kibum yang mendengar itu saja bergidik ngeri apalagi Donghae yang menjadi sasaran ancaman itu.
          “Kyu…”
          “mwo? Kau akan membantahku?? Aku memang dongsaengmu tapi aku tidak bisa membiarkanmu seperti ini.. habiskan makanan itu atau..”
          “nde.. arra..” sahutnya memotong kalimat Kyuhyun.
Dengan malas akhirnya ia memaksa makanan itu masuk ke dalam mulutnya dan ia mengunyah sangat lama. Ia baru berhasil memasukkan dua sendok makanan, padahal Kyuhyun dan Kibum sudah hampir menghabiskan jatah sarapan mereka.
Kyuhyun kembali mengkerutkan kening “yaaaa…”
          “jebal Kyu.. aku tidak bisa lagi menelannya..” suaranya bergetar takut jika kena marah. Tak biasanya Donghae seperti ini..
Kyuhyun menyerah, ia tak mungkin memaksa juga..
          “baiklah, habiskan saja ini..” ia menyodorkan susu kotak untuk Donghae. Kali ini ia tidak mencoba menolak.
::
::
::
::
Donghae tak mampu menangkap semua pelajaran yang diterangkan seongsaenim di depan kelas. Ia memang menatap penuh perhatian namun sayang pikirannya hilang melayang. Bahkan tangannya di atas kertas itu tidak membentuk sebuah tulisan tapi hanya coretan tanpa makna.
Eunhyuk memperhatikannya dalam-dalam..
          “apa yang kau pikirkan Hae?” bisiknya pelan pada diri sendiri “jangan menyiksaku dengan pemandangan seperti itu..” gerutunya.
          “LEE DONGHAE!! KAU TIDAK MEMPERHATIKANKU?” teriakan yang membuat Eunhyuk ikut tersadar.
          “mi…mianhamnida..”
          “NEO!! Pergi ke lapangan, berdiri di sana sampai pelajaran ini selesai..”
Eunyuk mendelik “Sam.. anda tidak bisa menghukumnya seperti itu.. bukankah itu kekanakan?” belanya. Donghae melotot. Mengapa? Mengapa Eunhyuk tiba-tiba membelanya??
          “OMO!! Neo..do.. Eunhyuk-ah.. lakukan hal yang sama denganya sekarang juga!”
          “eoh.. hajima Sam.. ini salahku bukan Eunhyuk..” sanggah Donghae.
Ssrtt…srraakk..
Donghae terkejut saat Eunhyuk sudah mendorong kursinya, berdiri lalu menariknya keluar kelas tanpa kata.
          “YAA!! Neo micheseo!! Apa yang kau lakukan??” Donghae melepas kasar tarikan tangan Eunhyuk.
Namja itu berhenti berjalan, menoleh ke arah Donghae “aku tidak ingin kau dihukum sendiri Hae,.”
          “wae??”
          “ya.. chingu chodaneun ge mwoya?”
          “nde..”
          “kajja.. kau tidak ingin mendapat tambahan hukuman bukan?”
Untuk kedua kalinya, Eunhyuk menarik Donghae. Mereka ke lapangan dan berdiri di sana sambil menanti bunyi bel pergantian jam perlajaran.
Donghae menundukkan kepala, diam.. tak berani menatap Eunhyuk di sampingnya.
          “mian…Hyuk…” paraunya “hanya karena aku melamun kau jadi ikut di hukum.. harusnya kau tak membelaku.. harusnya kau masih di dalam.. kau..”
          “berhentilah bicara Hae.. atau aku akan meninggalkanmu di sini sendiri..’
          “nde, tinggalkan aku Hyuk..”
          “kau mengusirku?? Ya.. aku sudah menerima saat kau tidak memberiku ucapan terimakasih.. tapi kenapa kau juga mengusirku?? Isshhh.. waeyo?”
Donghae mengerucutkan bibir lucu, walau ia masih menunduk Eunhyuk melihat kelakukannya itu.
          “apa kau benar-benar ingin aku pergi Hae??”
Greebb!!
Donghae memeluk lengan Eunhyuk “andwaeyo..Hyuk, jebal.. gajima..” tiba-tiba sorot matanya berubah sendu dan..
Hiks..
          “gajima…”
MWO??
          “yaa.. aku hanya bercanda Hae, kenapa kau menangis seperti itu?? Uljimayo.. kau tidak ingat jika kita di tengah lapangan? Kalau ada yang melihat bagaimana? Memalukan..”
Donghae mengusap kasar air matanya..
          “mian…”
Hahaha…
          “neo gwaenchana? Sepertinya matahari itu mengajak kita bertengkar saja..” ucapnya mengalihkan pembicaraan ‘hah, apa kau benar-benar tidak ingin aku pergi Hae? Kenapa kau menangis seperti itu? Membuatku semakin berat meninggalkanmu saeng..’ batinnya.
          “euhm.. sebenarnya.. aku sudah tidak kuat Hyuk…” rengeknya membuat Eunhyuk memasang wajah cemas seketika.
Plug!!
Donghae menyandarkan kepalanya di bahu Eunhyuk dalam posisi masih sama-sama berdiri.
          “neo gwaenchana? Kita pergi saja dari sini Hae..”
          “ani…” lirihnya “bagaimana kalau Sam menambahkan hukuman lagi pada kita? Aku tak mau kau ikut mendapat hukuman lagi..”
Benar. Mereka tidak bisa pergi sekarang..
Eunhyuk mengusap kening Donghae yang penuh dengan peluh. Tangan kirinya memegang pinggang Donghae memberi penyangga pada tubuhnya.
Tapi lama kelamaan ia merasa berat tubuh Donghae bertambah..
Sampai..
          “HAE!!”
          “aarrrhh….”
Donghae limbung begitu saja di pelukan Eunhyuk membuatnya panik seketika. Tak ada pilihan lain, Eunhyuk mengangkat tubuh Donghae ke ruang kesehatan. Peduli apa dengan hukuman tambahan? Donghae lebih penting saat ini.
::
::
::
::
BRAKK!!
TRAK!!
          “DONGHAE!”
Eunhyuk menoleh mendapati Kyuhyun dan Kibum masuk ke ruang kesehatan dengan tergesah.
          “Hyuk.. Donghae…”
          “gwaenchana Kyu.. dia hanya perlu istirahat..”
Hah. Kyuhyun mendesah lega. Ia mendakat pada Donghae yang masih terbaring dengan mata terpejam. Mengusap lembut kening hyungnya dengan tatapan sendu.
          “kau kenapa Hae? Tidak biasanya kau selemah ini?”
Eunhyuk hanya mendengarkan percakapan satu arah itu.
          “aku tidak tahu apa yang sedang mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini.. tapi percayalah, aku tidak akan meninggalkanmu.. jadi jangan takut.. aku tidak akan pergi..”
          “apa.. dia memintamu untuk tidak pergi?”
          “nde.. waeyo?”
          “dia menangis tiba-tiba dan memohon padaku untuk tidak meninggalkannya..” cerita Eunhyuk.
Kyuhyun sedikit heran “Donghae pernah mengatakan jika ia merasa akan kehilangan.. tapi aku tidak mengerti.. sejak itu dia selalu mengatakan ‘jangan tinggalkan aku’ padaku..”
‘benarkah?? Apa benar kau merasakan hal itu Hae?’
          “Hyuk.. kau melamun?” tegur Kibum
          “eoh.. mian..”
          “apa kalian dalam masalah?”
          “eobseoyo..”
          “lalu kenapa??”
Eunhyuk mengedikkan bahu memberi tanda jika ia tidak tahu.. atau.. tidak mau mengatakannya sebenarnya.
::
::
::
::
::
Takdir sedang menjemput mereka.. kehidupan tidak bisa di tawar lagi. Jika Tuhan sudah menuliskan nasib manusia maka tidak ada yang boleh mengubahnya. Kekuatan sebesar apapun tidak akan mampu menandingi suratan di buku kehidupan bagi setiap manusia.
Termasuk Donghae. Yang memang harus menjalani semua ini..
Perasaan tak menentu ini..
Yang membuatnya menjadi pemurung tanpa sebab yang jelas. Bahkan dia sendiri bingung dengan perasaannya. Apa itu artinya sekarang ini ia sedang diperhadapkan dengan takdir hidup yang sudah menantinya?
          “kau sudah bangun?” Kyuhyun, orang pertama yang dilihat Donghae dan..
          “Ya.. kau kenapa?” suara berat dari seseorang yang di hafalnya selama ini. Leeteuk, ia datang setelah Kyuhyun memberitahunya tadi. Karena begitu cemas dengan keadaan Donghae, tidak ada pilihan lain bagi Kyuhyun selain menghubungi hyung tertua mereka.
          “hyung….”
          “gwaenchana?”
Donghae bingung bagaimana ia menjawab, ia sendiri tidak ingat apa yang terjadi. Setahunya ia sedang dihukum di tengah lapangan bersama Eunhyuk tadi.
          “Eunhyuk..gwaenchana?” ia malah balik tanya ke Kyuhyun.
          “Yaa, untuk apa kau menanyakannya??”
          “tadi Donghae di hukum bersama Eunhyuk, hyung..” terang Kyuhyun “Eunhyuk membawanya ke sini setelah tiba-tiba dia pingsan..”
Benar. Itu yang terjadi.
Donghae merasa tubuhnya berat lalu ia tak mengingat apapun.
          “baiklah.. kita pulang saja..”
          “tapi hyung..” Donghae ingin menolak hanya saja pandangan mata Leeteuk tak bisa dihindarinya “boleh aku bertemu Eunhyuk dulu?”
Kyuhyun mengerti “arra.. aku akan mencarinya sekalian menyiapkan beberapa barang yang dibawa pulang..” setelahnya ia pergi meninggalkan kedua hyungnya.
::
::
Kyuhyun kembali dengan sebuah tas di punggungnya dan Eunhyuk yang mengikut di belakangnya beserta dengan Kibum yang tak mau ketinggalan.
          “aku sudah membawa ponsel dan beberapa buku untukmu Hae,.”ujar Kyuhyun.
          “gumawo.. eoh..” kali ini ia beralih pada namja yang ingin ditemuinya “Hyuk-ah.. gumawo.. jeongmal gumawo..” ungkapnya penuh arti.
          “nde, sebaiknya kau memang pulang ke rumah Hae.. istirahatlah..”
          “euhm..”
::
::
::
::
          “tadi Eunhyuk di hukum karena membelaku, hyung…” cerita Donghae membuka kesunyian diantara mereka bertiga. Kyuhyun duduk di sebelah Leeteuk yang mengemudi, menoleh ke belakang.
          “jinjja??”
          “euhm.. sebenarnya dia tidak melakukan kesalahan apapun, tapi karena aku dia ikut di hukum di tengah lapangan..”
          “lalu kenapa kau bisa sampai pingsan?” kali ini tanya Leeteuk.
          “mollayo, tiba-tiba waktu aku menyandarkan kepala di bahu Eunhyuk.. dadaku sesak.. kepalaku rasanya berputar.. tubuhku lemas begitu saja..”
          “mungkin karena ia belum sembuh betul hyung dari sakit yang kemarin..” tebak Kyuhyun “padahal aku sudah menjaganya..” gerutunya lucu “aku sudah menyuruhnya makan.. aku menemaninya tidur.. aku..”
          “ya, berhentilah mengoceh Kyu.. jangan berlebihan..” potong Donghae.
Leeteuk tertawa pelan, di tengah situasi seperti inipun mereka masih sempat bertengkar juga. Menggelikan!
::
::
::
::
Eunhyuk menemui sang eomma dengan lesu..
          “waeyo? Terjadi sesuatu?”
          “eomma.. tadi Donghae pingsan di sekolah..”
          “MWO??”
          “kami dihukum di tengah lapangan, tiba-tiba dia pingsan..”      
Nyonya Lee duduk di sebelah Eunhyuk menunggu kelanjutan kalimat itu.
          “tapi eomma tidak perlu cemas, Leeteuk hyungnya sudah membawanya pulang.. kuharap dia baik-baik saja.. tapi eomma.. sebelum pingsan ia memintaku untuk tidak pergi..”
          “jeongmal?”
          “apa itu artinya?? Karena setelah itu sepertinya tubuhnya melemah..”
Nyonya Lee berpikir keras “semoga pikiranku salah..”
          “pikiran apa?”
          “bisa jadi Donghae akan mengingat sendiri siapa dirinya sebelum kehidupan ini..”
          “apa itu bisa terjadi?”
          “jika kalian terus bersama.. bersentuhan.. saling merasa.. bisa jadi.. tapi, ini takdir lain Hyuk.. eomma tidak bisa memastikan. Donghae memang sengaja dilahirkan kembali.. dan kita sudah meminta sesuatu untuk hadir di takdir barunya..”
          “eomma.. aku tidak mengerti semua ini..”
          “nde.. eommaa juga tidak begitu paham.. tapi yang pasti kita harus menyelesaikan ini Hyuk, kita tidak mungkin selamanya seperti ini.. jika kita menghilang suatu saat kelak, setidaknya Donghae akan paham hal itu.. jangan sampai dia kecewa dua kali pada kita..”
          “euhm..”
::
::
::
::
Donghae berbaring dengan bergelung selimut tebal di sofa ruang tengah ditemani Kyuhyun yang duduk tepat di bawahnya di atas karpet. Sesekali Kyuhyun menyuapkan kue buatan eomma mereka ke mulut Donghae dengan mata yang tetap memandang TV. Ya. Keduanya sedang menikmati acara TV kesukaan mereka berdua.
          “euhm.. anak Appa sedang akur eoh?”
Keduanya menoleh, “Appa..”
Tuan Lee tertawa. Itu hal yang langkah jika Donghae dan Kyuhyun diam duduk tanpa banyak candaan. Biasanya mereka sudah berceloteh kesana kemari hingga ujungnya pertengkaran ringan dan hanya Leeteuk yang bisa melerai jika begitu.
Namja paruh baya itu mendekat ke arah Donghae, menempelkan punggung tangannya di dahi anaknya..
          “kau demam lagi?”
          “gwaenchana Appa..”
          “waeyo?? Apa yang kau pikirkan eoh? Kau suka sekali membuat kami cemas?? Kau tidak kasihan pada Kyu yang harus menjagamu?? Isshh…”
          “Appa.. kau meledekku??”
          “nde..”
          “isshh.. EOMMA!!”
Hahahaha.. Kyuhyun yang tertawa. Ternyata Appanya bisa juga bertengkar dengan Donghae.
          “nde Appa, dia masih manja.. padahal sudah punya dongsaeng sebesar ini..” imbuhnya.
          “YAK!! KYU!!”
HAH!!
          “Kau berteriak lagi?” sang eomma yang dipanggilnya tergopoh menghampiri, ia pikir kedua putranya bertengkar, ternyata.. “yeobo.. jangan menggodanya..”
          “aigggoo… anak kita yang ini memang manja, jangan terlalu meladeninya..”
          “Appa, aku sedang sakit..” rengeknya.
          “lalu kenapa??”
          “YA……”
Hahaha…
::
::
::
::
Manjanya menjadi akut semenjak mimpi aneh itu menghantuinya. Bahkan malam ini Leeteuk harus menemaninyaa tidur di kamar.
          “kau ini kenapa Hae..”
          “hyung… gajima..”
          “ani.. hyung sudah bilang akan menemanimu tidur kan..”
Tapi bukan itu jawaban yang diinginkan. Rasanya ada yang lain.. wajahnya tiba-tiba saja sendu hingga membuat Leeteuk cemas.
          “apa terjadi sesuatu?”
          “mollayo..”
          “sudahlah, pejamkan matamu.. kau harus tidur..!”
Tak ada cara lagi selain menuruti perintah itu.
::
::
::
::
Tangan Donghae ada yang menggenggam lembut. Dengan mata polosnya ia memandang jemari tangan yang tak lepas itu..
          “mian Hae-ya.. aku harus pergi..”
          “pergi?? Kemana??” tanya Donghae tanpa berani menatap wajahnya entah siapa.
          “ke tempat yang seharusnya aku berada..”
          “tapi.. kenapa?”
          “karena memang harus itu yang terjadi.. kau, jangan menangis lagi.. jangan bersedih lagi..”
          “bagaimana aku tidak sedih jika kau pergi??” pekiknya
Kemudian usapan lembut di kepala Donghae membuatnya terhanyut “mian.. jeongmal mianhae..”
          “ANDWAE!! GAJIMAAA!!!”
Hoss!!
Hosh..
          “ANDWAE!!”
Mimpi itu lagi..
Donghae tak mengerti kenapa ia bermimpi itu lagi.
Hiks..
Hiks..
Kini malah ia menangis tanpa sebab.
          “Hae.. gwaenchana??”
Donghae baru menyadari jika Leeteuk masih bersamanya. Ia langsung memeluk hyung nya erat. Tak ada jawaban dari pertanyaan Leeteuk ia hanya ingin seperti itu sekarang, berada di pelukan kakaknya. Tak ada yang bisa diucapkan Leeteuk juga kecuali mengusap lembut punggung adiknya memberikan ketenangan.
          “kau mimpi buruk??” Donghae mengangguk.
          “eoh.. minumlah dulu..” untung ada segelas air putih di meja nakas kamar Donghae. Setelah ia kembali tenang, Leeteuk membaringkannya lagi.
          “tidurlah lagi.. ini masih larut malam..”
          “hyung.. jangan pergi.. aku takut..”
          “nde, hyung tidak kemana-mana.. tidurlah..” ucapnya kini mengusap kening Donghae.
Tidak pernah Donghae kekanakan dan semanja ini sebelumnya. Ada apa dengannya? Leeteuk menjadi cemas memikirkannya. Ia yakin bukan hanyaa mimpi itu yang membuatnya takut, tapi pasti ada sesuatu hal yang lain..
          “tidurlah saengi..” bisiknya lembut.

-tbc-