Prince #5
::
::
Lee Donghae.. mianhae.. jeongmal mianhae.. hyung.. pergi nde.. kau
hiduplah dengan bahagia..
::
“GGAJIIMMA!!”
Hossh..
Hss…
Hiks..
Hiks..
“Hae, waeyo?”
Kyuhyun terkejut mendengar teriakan Donghae saat bangun pagi itu..
Donghae menatap sendu Kyuhyun dan rasanya matanya memanas..
“hey, kau kenapa?”
kembali ia bertanya sambil mendekat dan mengusap pipi Donghae “katakan padaku
hyung.. kau bermimpi buruk? Kau mimpi apa?” ia masih terus mencari tahu.
“Kyu…” rengeknya
“aku merasa akan kehilangan seseorang.. aku tidak tahu.. tapi.. aku.. aku tidak
mau Kyu.. hiks..”
Kyuhyun sedikit terkejut dengan pernyataan itu namun ia segera
menenangkan Donghae “kau bermimpi?”
Donghae mengangguk.
“itu hanya mimpi,
jangan dipikirkan.. sudahlah..”
“Kyu…”
“hmmm??”
“kau.. tidak akan
pernah meninggalanku kan? Aku.. takut Kyu..”
Kyuhyun tertawa “apakah ada alasan aku harus meninggalkanmu? Tidak
Hae.. aku akan selalu bersamamu..”
“arra..” paraunya.
Hah! Tentu saja tidak! Kyuhyun tidak akan melakukan itu.. dia sudah
menyayangi Donghae,mana mungkin dia pergi meninggalkannya. Tidak akan pernah!
“sudah, mandilah..
aku sudah mandi.. setelah itu kita sarapan.. aku sudah lapar..”
Donghae menurut saja. Ia menghapus jejak tangisnya kasar lalu
segera berlari ke kamar mandi.
::
::
::
::
“jika kau tetap
tidak memakannya, aku akan membuka paksa mulutmu..” ancam Kyuhyun. Kibum yang
mendengar itu saja bergidik ngeri apalagi Donghae yang menjadi sasaran ancaman
itu.
“Kyu…”
“mwo? Kau akan
membantahku?? Aku memang dongsaengmu tapi aku tidak bisa membiarkanmu seperti
ini.. habiskan makanan itu atau..”
“nde.. arra..”
sahutnya memotong kalimat Kyuhyun.
Dengan malas akhirnya ia memaksa makanan itu masuk ke dalam
mulutnya dan ia mengunyah sangat lama. Ia baru berhasil memasukkan dua sendok
makanan, padahal Kyuhyun dan Kibum sudah hampir menghabiskan jatah sarapan
mereka.
Kyuhyun kembali mengkerutkan kening “yaaaa…”
“jebal Kyu.. aku
tidak bisa lagi menelannya..” suaranya bergetar takut jika kena marah. Tak
biasanya Donghae seperti ini..
Kyuhyun menyerah, ia tak mungkin memaksa juga..
“baiklah, habiskan
saja ini..” ia menyodorkan susu kotak untuk Donghae. Kali ini ia tidak mencoba
menolak.
::
::
::
::
Donghae tak mampu menangkap semua pelajaran yang diterangkan
seongsaenim di depan kelas. Ia memang menatap penuh perhatian namun sayang
pikirannya hilang melayang. Bahkan tangannya di atas kertas itu tidak membentuk
sebuah tulisan tapi hanya coretan tanpa makna.
Eunhyuk memperhatikannya dalam-dalam..
“apa yang kau
pikirkan Hae?” bisiknya pelan pada diri sendiri “jangan menyiksaku dengan
pemandangan seperti itu..” gerutunya.
“LEE DONGHAE!! KAU
TIDAK MEMPERHATIKANKU?” teriakan yang membuat Eunhyuk ikut tersadar.
“mi…mianhamnida..”
“NEO!! Pergi ke
lapangan, berdiri di sana sampai pelajaran ini selesai..”
Eunyuk mendelik “Sam.. anda tidak bisa menghukumnya seperti itu..
bukankah itu kekanakan?” belanya. Donghae melotot. Mengapa? Mengapa Eunhyuk
tiba-tiba membelanya??
“OMO!! Neo..do..
Eunhyuk-ah.. lakukan hal yang sama denganya sekarang juga!”
“eoh.. hajima Sam..
ini salahku bukan Eunhyuk..” sanggah Donghae.
Ssrtt…srraakk..
Donghae terkejut saat Eunhyuk sudah mendorong kursinya, berdiri
lalu menariknya keluar kelas tanpa kata.
“YAA!! Neo
micheseo!! Apa yang kau lakukan??” Donghae melepas kasar tarikan tangan Eunhyuk.
Namja itu berhenti berjalan, menoleh ke arah Donghae “aku tidak
ingin kau dihukum sendiri Hae,.”
“wae??”
“ya.. chingu chodaneun ge mwoya?”
“nde..”
“kajja.. kau tidak
ingin mendapat tambahan hukuman bukan?”
Untuk kedua kalinya, Eunhyuk menarik Donghae. Mereka ke lapangan
dan berdiri di sana sambil menanti bunyi bel pergantian jam perlajaran.
Donghae menundukkan kepala, diam.. tak berani menatap Eunhyuk di
sampingnya.
“mian…Hyuk…”
paraunya “hanya karena aku melamun kau jadi ikut di hukum.. harusnya kau tak
membelaku.. harusnya kau masih di dalam.. kau..”
“berhentilah bicara
Hae.. atau aku akan meninggalkanmu di sini sendiri..’
“nde, tinggalkan aku
Hyuk..”
“kau mengusirku??
Ya.. aku sudah menerima saat kau tidak memberiku ucapan terimakasih.. tapi kenapa
kau juga mengusirku?? Isshhh.. waeyo?”
Donghae mengerucutkan bibir lucu, walau ia masih menunduk Eunhyuk
melihat kelakukannya itu.
“apa kau benar-benar
ingin aku pergi Hae??”
Greebb!!
Donghae memeluk lengan Eunhyuk “andwaeyo..Hyuk, jebal.. gajima..”
tiba-tiba sorot matanya berubah sendu dan..
Hiks..
“gajima…”
MWO??
“yaa.. aku hanya
bercanda Hae, kenapa kau menangis seperti itu?? Uljimayo.. kau tidak ingat jika
kita di tengah lapangan? Kalau ada yang melihat bagaimana? Memalukan..”
Donghae mengusap kasar air matanya..
“mian…”
Hahaha…
“neo gwaenchana?
Sepertinya matahari itu mengajak kita bertengkar saja..” ucapnya mengalihkan
pembicaraan ‘hah, apa kau benar-benar tidak ingin aku pergi Hae? Kenapa kau
menangis seperti itu? Membuatku semakin berat meninggalkanmu saeng..’
batinnya.
“euhm.. sebenarnya..
aku sudah tidak kuat Hyuk…” rengeknya membuat Eunhyuk memasang wajah cemas
seketika.
Plug!!
Donghae menyandarkan kepalanya di bahu Eunhyuk dalam posisi masih
sama-sama berdiri.
“neo gwaenchana?
Kita pergi saja dari sini Hae..”
“ani…” lirihnya
“bagaimana kalau Sam menambahkan hukuman lagi pada kita? Aku tak mau kau ikut
mendapat hukuman lagi..”
Benar. Mereka tidak bisa pergi sekarang..
Eunhyuk mengusap kening Donghae yang penuh dengan peluh. Tangan kirinya
memegang pinggang Donghae memberi penyangga pada tubuhnya.
Tapi lama kelamaan ia merasa berat tubuh Donghae bertambah..
Sampai..
“HAE!!”
“aarrrhh….”
Donghae limbung begitu saja di pelukan Eunhyuk membuatnya panik
seketika. Tak ada pilihan lain, Eunhyuk mengangkat tubuh Donghae ke ruang
kesehatan. Peduli apa dengan hukuman tambahan? Donghae lebih penting saat ini.
::
::
::
::
BRAKK!!
TRAK!!
“DONGHAE!”
Eunhyuk menoleh mendapati Kyuhyun dan Kibum masuk ke ruang
kesehatan dengan tergesah.
“Hyuk.. Donghae…”
“gwaenchana Kyu..
dia hanya perlu istirahat..”
Hah. Kyuhyun mendesah lega. Ia mendakat pada Donghae yang masih
terbaring dengan mata terpejam. Mengusap lembut kening hyungnya dengan tatapan
sendu.
“kau kenapa Hae?
Tidak biasanya kau selemah ini?”
Eunhyuk hanya mendengarkan percakapan satu arah itu.
“aku tidak tahu apa
yang sedang mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini.. tapi percayalah, aku tidak
akan meninggalkanmu.. jadi jangan takut.. aku tidak akan pergi..”
“apa.. dia memintamu
untuk tidak pergi?”
“nde.. waeyo?”
“dia menangis
tiba-tiba dan memohon padaku untuk tidak meninggalkannya..” cerita Eunhyuk.
Kyuhyun sedikit heran “Donghae pernah mengatakan jika ia merasa
akan kehilangan.. tapi aku tidak mengerti.. sejak itu dia selalu mengatakan
‘jangan tinggalkan aku’ padaku..”
‘benarkah?? Apa benar kau merasakan hal itu Hae?’
“Hyuk.. kau
melamun?” tegur Kibum
“eoh.. mian..”
“apa kalian dalam
masalah?”
“eobseoyo..”
“lalu kenapa??”
Eunhyuk mengedikkan bahu memberi tanda jika ia tidak tahu.. atau..
tidak mau mengatakannya sebenarnya.
::
::
::
::
::
Takdir sedang menjemput mereka.. kehidupan tidak bisa di tawar
lagi. Jika Tuhan sudah menuliskan nasib manusia maka tidak ada yang boleh
mengubahnya. Kekuatan sebesar apapun tidak akan mampu menandingi suratan di
buku kehidupan bagi setiap manusia.
Termasuk Donghae. Yang memang harus menjalani semua ini..
Perasaan tak menentu ini..
Yang membuatnya menjadi pemurung tanpa sebab yang jelas. Bahkan dia
sendiri bingung dengan perasaannya. Apa itu artinya sekarang ini ia sedang
diperhadapkan dengan takdir hidup yang sudah menantinya?
“kau sudah bangun?”
Kyuhyun, orang pertama yang dilihat Donghae dan..
“Ya.. kau kenapa?”
suara berat dari seseorang yang di hafalnya selama ini. Leeteuk, ia datang
setelah Kyuhyun memberitahunya tadi. Karena begitu cemas dengan keadaan
Donghae, tidak ada pilihan lain bagi Kyuhyun selain menghubungi hyung tertua
mereka.
“hyung….”
“gwaenchana?”
Donghae bingung bagaimana ia menjawab, ia sendiri tidak ingat apa
yang terjadi. Setahunya ia sedang dihukum di tengah lapangan bersama Eunhyuk
tadi.
“Eunhyuk..gwaenchana?”
ia malah balik tanya ke Kyuhyun.
“Yaa, untuk apa kau
menanyakannya??”
“tadi Donghae di
hukum bersama Eunhyuk, hyung..” terang Kyuhyun “Eunhyuk membawanya ke sini
setelah tiba-tiba dia pingsan..”
Benar. Itu yang terjadi.
Donghae merasa tubuhnya berat lalu ia tak mengingat apapun.
“baiklah.. kita
pulang saja..”
“tapi hyung..”
Donghae ingin menolak hanya saja pandangan mata Leeteuk tak bisa dihindarinya
“boleh aku bertemu Eunhyuk dulu?”
Kyuhyun mengerti “arra.. aku akan mencarinya sekalian menyiapkan
beberapa barang yang dibawa pulang..” setelahnya ia pergi meninggalkan kedua
hyungnya.
::
::
Kyuhyun kembali dengan sebuah tas di punggungnya dan Eunhyuk yang
mengikut di belakangnya beserta dengan Kibum yang tak mau ketinggalan.
“aku sudah membawa
ponsel dan beberapa buku untukmu Hae,.”ujar Kyuhyun.
“gumawo.. eoh..”
kali ini ia beralih pada namja yang ingin ditemuinya “Hyuk-ah.. gumawo..
jeongmal gumawo..” ungkapnya penuh arti.
“nde, sebaiknya kau
memang pulang ke rumah Hae.. istirahatlah..”
“euhm..”
::
::
::
::
“tadi Eunhyuk di
hukum karena membelaku, hyung…” cerita Donghae membuka kesunyian diantara
mereka bertiga. Kyuhyun duduk di sebelah Leeteuk yang mengemudi, menoleh ke belakang.
“jinjja??”
“euhm.. sebenarnya
dia tidak melakukan kesalahan apapun, tapi karena aku dia ikut di hukum di
tengah lapangan..”
“lalu kenapa kau
bisa sampai pingsan?” kali ini tanya Leeteuk.
“mollayo, tiba-tiba
waktu aku menyandarkan kepala di bahu Eunhyuk.. dadaku sesak.. kepalaku rasanya
berputar.. tubuhku lemas begitu saja..”
“mungkin karena ia
belum sembuh betul hyung dari sakit yang kemarin..” tebak Kyuhyun “padahal aku
sudah menjaganya..” gerutunya lucu “aku sudah menyuruhnya makan.. aku menemaninya
tidur.. aku..”
“ya, berhentilah
mengoceh Kyu.. jangan berlebihan..” potong Donghae.
Leeteuk tertawa pelan, di tengah situasi seperti inipun mereka
masih sempat bertengkar juga. Menggelikan!
::
::
::
::
Eunhyuk menemui sang eomma dengan lesu..
“waeyo? Terjadi sesuatu?”
“eomma.. tadi
Donghae pingsan di sekolah..”
“MWO??”
“kami dihukum di
tengah lapangan, tiba-tiba dia pingsan..”
Nyonya Lee duduk di sebelah Eunhyuk menunggu kelanjutan kalimat
itu.
“tapi eomma tidak
perlu cemas, Leeteuk hyungnya sudah membawanya pulang.. kuharap dia baik-baik
saja.. tapi eomma.. sebelum pingsan ia memintaku untuk tidak pergi..”
“jeongmal?”
“apa itu artinya?? Karena
setelah itu sepertinya tubuhnya melemah..”
Nyonya Lee berpikir keras “semoga pikiranku salah..”
“pikiran apa?”
“bisa jadi Donghae
akan mengingat sendiri siapa dirinya sebelum kehidupan ini..”
“apa itu bisa
terjadi?”
“jika kalian terus
bersama.. bersentuhan.. saling merasa.. bisa jadi.. tapi, ini takdir lain
Hyuk.. eomma tidak bisa memastikan. Donghae memang sengaja dilahirkan kembali..
dan kita sudah meminta sesuatu untuk hadir di takdir barunya..”
“eomma.. aku tidak
mengerti semua ini..”
“nde.. eommaa juga
tidak begitu paham.. tapi yang pasti kita harus menyelesaikan ini Hyuk, kita
tidak mungkin selamanya seperti ini.. jika kita menghilang suatu saat kelak,
setidaknya Donghae akan paham hal itu.. jangan sampai dia kecewa dua kali pada
kita..”
“euhm..”
::
::
::
::
Donghae berbaring dengan bergelung selimut tebal di sofa ruang
tengah ditemani Kyuhyun yang duduk tepat di bawahnya di atas karpet. Sesekali Kyuhyun
menyuapkan kue buatan eomma mereka ke mulut Donghae dengan mata yang tetap
memandang TV. Ya. Keduanya sedang menikmati acara TV kesukaan mereka berdua.
“euhm.. anak Appa
sedang akur eoh?”
Keduanya menoleh, “Appa..”
Tuan Lee tertawa. Itu hal yang langkah jika Donghae dan Kyuhyun
diam duduk tanpa banyak candaan. Biasanya mereka sudah berceloteh kesana kemari
hingga ujungnya pertengkaran ringan dan hanya Leeteuk yang bisa melerai jika
begitu.
Namja paruh baya itu mendekat ke arah Donghae, menempelkan punggung
tangannya di dahi anaknya..
“kau demam lagi?”
“gwaenchana Appa..”
“waeyo?? Apa yang
kau pikirkan eoh? Kau suka sekali membuat kami cemas?? Kau tidak kasihan pada
Kyu yang harus menjagamu?? Isshh…”
“Appa.. kau
meledekku??”
“nde..”
“isshh.. EOMMA!!”
Hahahaha.. Kyuhyun yang tertawa. Ternyata Appanya bisa juga
bertengkar dengan Donghae.
“nde Appa, dia masih
manja.. padahal sudah punya dongsaeng sebesar ini..” imbuhnya.
“YAK!! KYU!!”
HAH!!
“Kau berteriak lagi?”
sang eomma yang dipanggilnya tergopoh menghampiri, ia pikir kedua putranya
bertengkar, ternyata.. “yeobo.. jangan menggodanya..”
“aigggoo… anak kita
yang ini memang manja, jangan terlalu meladeninya..”
“Appa, aku sedang
sakit..” rengeknya.
“lalu kenapa??”
“YA……”
Hahaha…
::
::
::
::
Manjanya menjadi akut semenjak mimpi aneh itu menghantuinya. Bahkan
malam ini Leeteuk harus menemaninyaa tidur di kamar.
“kau ini kenapa
Hae..”
“hyung… gajima..”
“ani.. hyung sudah
bilang akan menemanimu tidur kan..”
Tapi bukan itu jawaban yang diinginkan. Rasanya ada yang lain..
wajahnya tiba-tiba saja sendu hingga membuat Leeteuk cemas.
“apa terjadi
sesuatu?”
“mollayo..”
“sudahlah, pejamkan
matamu.. kau harus tidur..!”
Tak ada cara lagi selain menuruti perintah itu.
::
::
::
::
Tangan Donghae ada yang menggenggam lembut. Dengan mata polosnya ia
memandang jemari tangan yang tak lepas itu..
“mian Hae-ya.. aku
harus pergi..”
“pergi?? Kemana??”
tanya Donghae tanpa berani menatap wajahnya entah siapa.
“ke tempat yang
seharusnya aku berada..”
“tapi.. kenapa?”
“karena memang harus
itu yang terjadi.. kau, jangan menangis lagi.. jangan bersedih lagi..”
“bagaimana aku tidak
sedih jika kau pergi??” pekiknya
Kemudian usapan lembut di kepala Donghae membuatnya terhanyut “mian..
jeongmal mianhae..”
“ANDWAE!!
GAJIMAAA!!!”
Hoss!!
Hosh..
“ANDWAE!!”
Mimpi itu lagi..
Donghae tak mengerti kenapa ia bermimpi itu lagi.
Hiks..
Hiks..
Kini malah ia menangis tanpa sebab.
“Hae.. gwaenchana??”
Donghae baru menyadari jika Leeteuk masih bersamanya. Ia langsung
memeluk hyung nya erat. Tak ada jawaban dari pertanyaan Leeteuk ia hanya ingin
seperti itu sekarang, berada di pelukan kakaknya. Tak ada yang bisa diucapkan
Leeteuk juga kecuali mengusap lembut punggung adiknya memberikan ketenangan.
“kau mimpi buruk??” Donghae
mengangguk.
“eoh.. minumlah
dulu..” untung ada segelas air putih di meja nakas kamar Donghae. Setelah ia
kembali tenang, Leeteuk membaringkannya lagi.
“tidurlah lagi.. ini
masih larut malam..”
“hyung.. jangan
pergi.. aku takut..”
“nde, hyung tidak
kemana-mana.. tidurlah..” ucapnya kini mengusap kening Donghae.
Tidak pernah Donghae kekanakan dan semanja ini sebelumnya. Ada apa
dengannya? Leeteuk menjadi cemas memikirkannya. Ia yakin bukan hanyaa mimpi itu
yang membuatnya takut, tapi pasti ada sesuatu hal yang lain..
“tidurlah saengi..”
bisiknya lembut.
-tbc-